Share

Ya Tuhan, kamu tidak adil.

Tepat pukul 7 malam, Asep dan Saddam tiba di rumah sakit. Keduanya tidak masuk ke ruangan Zeira, mereka menunggu di luar dan Susan yang ke luar untuk menemui.

Susan memalingkan wajah saat melihat Saddam duduk di samping Asep. Ia kesal kepada pria tampan itu, jika bukan karena Saddam! mungkin semua ini tidak akan terjadi.

"Bagaimana pak Asep?" Tanya Susan.

"Mobil tuan masih di kantor polisi nyonya." Jawab Asep.

"Bukan itu maksudku pak. Tapi mayat kak Anjas di mana?" Susan memperjelas maksudnya.

Asep mengusap air mata dari kedua pipinya, "Jasadnya tidak ditemukan nyonya, karena habis terbakar bersama mobil."

"Cukup pak, cukup," ucap Susan. Ia tidak kuat untuk mendengarnya.

Saddam bangkit dari tempatnya, melangkah menghampiri Susan dan duduk di sampingnya. Tangan kanannya mengelus pundak wanita cantik itu dengan lembut.

"Jangan sentuh aku," ucap Susan sambil menepis tangan Saddam. "Semua ini terjadi karena kamu. Apa kamu sudah puas?" Lanjutnya.

"Susan, dengarkan aku dulu. Ada hal penti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Wati Cute
kurang menarik nih ceritanya kali ini...
goodnovel comment avatar
Jernita S. Nita
makin gimana gituuuu.... lanjut tor
goodnovel comment avatar
Dewi Dewi
kok bisa sadam bawa surat wasiat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status