Budak Cinta Si Tante

Budak Cinta Si Tante

last updateLast Updated : 2022-02-19
By:Ā  Aldrich CandraOngoing
Language:Ā Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
18 ratings. 18 reviews
30Chapters
33.6Kviews
Read
Add to library

Share:Ā Ā 

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Nabastala, seperti langit yang luas dan tinggi. Pria yang menikmati pekerjaannya sebagai penghibur para tante ternyata jatuh hati pada Anin, seorang wanita bersuami di luar lingkarannya. Dia kira semua akan berakhir ketika kontraknya diputuskan sepihak. Namun, kenyataan kehamilan Anin dan perasaan yang menggantung, membuat Nabastala mengambil berbagai risiko. Kehidupannya yang mulai lurus melalui pernikahan bersama Kea atau mengejar pujaan hati?

View More

Chapter 1

Wanita yang Kucintai

ā€œAku enggak peduli! Mau kamu masih nikah, mau kamu sudah janda, aku enggak peduli!ā€ Teriakanku menggelegar begitu saja ketika sadari wanita di sisiku telah beranjak.

Anin namanya, sosok wanita dewasa yang masih terlihat cantik menjelang usia empat puluh. Tubuh polos bak jam pasirnya ditutupi selimut yang jelas-jelas menelanjangiku ketika mulai mengambil setiap helai pakaian dari lantai.

Suara serak disertai isakannya menyuarakan, ā€œAryo ..., aku belum resmi bercerai. Harusnya kamu cari yang seusia kamu. Anggap saja semua yang telah kita lewati hanya sebatas kontrak hubungan kerja.ā€

Aku mengerjap, tak percaya. Anin menolakku seperti biasa, lagi. Suaranya melemah, seakan dia telah menyerah dengan hubungan kami selama ini.

Padahal beberapa jam lalu Anin katakan membutuhkanku, membuatku luluh untuk kembali bergumul dengannya dalam kamar hotel. Aku bahkan masih ingat lenguhannya yang setiap berhasil mencapai puncak kenikmatan surgawi dunia.

Tidak. Aku memang rela melakukannya, mempermainkan tiap sentuhan yang menyambar gairah terdalam sang pujaan. Aku juga menginginkan dirinya meski tak diminta sekali pun. Kemudian, dia berniat pergi semudah itu?

Brengsek!

ā€œAyolah! Ini konyol, Tan!ā€ Aku segera bangkit dari ranjang begitu gagal menangkap jemari Anin, meraih tiap helai pakaian milikku untuk dikenakan secara kilat agar mampu mengejar dia yang telah keluar dari ruangan.

ā€œSial!ā€

Melirik pada nakas tempat ponselku berada, ternyata dia meninggalkanku lagi bersama amplop cokelat berisi lembaran rupiah di atas nakas. Jumlahnya memang jauh lebih banyak dari biasa. Namun, tetap enggak sebanding dengan yang kurasakan saat ini. Enggak sebanding sama perasaan yang membuncah ketika dia memilih pergi, memorak-porandakan asa yang terlanjur meledak.

ā€œTante? Anin? Anin!ā€ Aku berteriak sedang dia tidak lagi ada, terduduk di permukaan lantai tepat pada ambang pintu yang telah dilaluinya bersama kekecewaan. Pengakuanku, tidakkah berarti untuknya?

"Perasaanku enggak semurah ini!" Genggamanku pada amplop di pangkuan mengerat. ā€œKamu dengar, Anin? Aku enggak butuh ini!ā€

Teriakan hanya sebatas suara tinggi yang tak menembus dinding. Kulemparkan amplop itu ke daun pintu yang telah tertutup hingga isinya bertebaran. Nyatanya, dia hanya datang—membuatku abai dengan harap lepas darinya—ketika butuh dan tak mampu kutolak.

***

ā€œNabastala!ā€ Teriakan yang terdengar sukses menghentikan jemariku menulis, sebenarnya menyalin ulang penjelasan dosen dari rekaman di ponsel mengenai kekurangan laporan skripsiku. Entah rumus yang digunakan dan relevansinya dengan keadaan siswa di sekolah yang menjadi tujuan penelitian.

Ternyata jadi mahasiswa di tahun terakhir itu sangat-sangat merepotkan. Meski enggak ambil perkuliahan lagi, penelitian memaksaku bolak-balik ke sekolah cuma buat ngecek angket yang tersebar dan memastikan waktu untuk percobaan teknik pembelajaran.

Gadis berpenampilan boyish—kaus berlapis kemeja, lengkap dengan jins dan sepatu kets—yang tadi berteriak melepas pelantang di telinga kananku. Jelas, aku dengar. Telinga kananku hanya ditutup telapak tangan karena teriakannya yang memalukan. Gimana kalau kedengaran mahasiswa yang menggunakan kelas lain?

ā€œKamu enggak bisa bicara lebih pelan? Kelas di sebelah lagi belajar.ā€ Aku mengumpulkan kertas yang bertebaran di beberapa meja sekaligus karena sempat terkejut dengan suara lantangnya dan menutup tampilan layar ponsel. Sengaja, aku menggunakan kelas kosong untuk merevisi bakal skripsi yang terus mendapat coretan menggunakan rekaman kritikan sebelumnya. Biar enggak ada yang mengintervensi, kayak gadis ini contohnya.

"Kamu dipanggilin dari tadi enggak nyaut. Dicariin dospem, noh!ā€ Kea—mantanku yang jadi teman—menunjuk luar ruangan dari jendela transparan yang membatasi. Suaranya jauh lebih pelan dibanding awal.

Kuhela napas karena harus memasukkan semua bahan dalam tas map. Susunannya masih bisa dibereskan nanti. ā€œBaru ketemu Pak Dandy tadi. Masa dipanggil lagi?ā€ protesku. Salahnya, Kea enggak tahu-menahu.

Kea mengangkat bahu. Biasanya info dari gadis itu selalu up to date kalau soal skripsi. Apalagi kami dibimbing sama satu dospem.

ā€œBareng lulus, ya,ā€ pesannya tiap kali ketemu saat bimbingan di dekanat, tapi belakangan jadi lebih sering ketemu bahkan ngerjain bareng.

Senyuman Kea tuh manis, dengan gigi kelinci di depan. Kalau kubilang, wajahnya sekilas mirip Nasya Marcella. Cantik. Tingginya sebatas daguku. Aku juga bingung kenapa bisa putus dulu. Nyatanya, memang kami selama ini nyaman terhubung sebatas pertemanan.

Apa, ya? Bisa dibilang enggak canggung untuk bicara atau sibuk menjaga jarak karena perasaan yang berdebar.

Kea menyejajari langkahku melintas di koridor kampus. Ramai di sepanjang jalan setapak pada penghujung sore, mungkin para mahasiswa bersiap untuk kelas malam.

ā€œYakin harus ketemu Pak Dandy sekarang?ā€

Kulihat Kea sendiri ragu untuk mengangguk. ā€œTadi sih diminta temuin beliau. Enggak tau kenapa. Ada yang ketinggalan mungkin.ā€

Sempat berhenti di depan ruang kesehatan, aku numpang bercermin di depan dinding kacanya. ā€œMasih cakep kan, Ke?ā€ tanyaku seraya melebarkan senyum, memastikan enggak bakal malu-maluin ketemu dosen.

Kalau dilihat lagi, mataku sipit. Kea pernah bilang kayak orang ngantuk. Menang putih doang. Terkadang dia nanya resep bisa putih dan selalu kujawab, ā€œKeturunan.ā€

Kebiasaan cewek zaman sekarang, terjebak dengan paradigma kalau putih itu cantik. Eh, tapi aku cowok. Masa mau dikatain cantik?

Kea yang turut berhenti, berkelakar, ā€œKapan lagi kamu enggak narsis?ā€ Dia menggeleng, menertawakan kebiasaanku jika bertemu kaca.

ā€œYe, namanya seharian enggak pulang. Berantakan kali, Ke.ā€

Kea tergelak pada tingkahku yang sesekali mengecek aroma tubuh dan merapikan kemeja tanpa malu. ā€œMasih wangi, Bas. Masih.ā€

Sebenarnya aku lebih suka mengenakan kaus, tapi aturan kampus, terutama fakultas pendidikan, mengharuskan mahasiswa minimal mengenakan pakaian semi-formal.

Di penghujung koridor dekat dekanat, sosok yang berminggu-minggu terakhir kurindukan melintas. Dia selalu menunduk, menghindari tatapan tiap mahasiswa, termasuk denganku. Padahal wajahnya tergolong cantik. Mata lebar, hidung mancung, dan bibir tipis yang tampak menggoda. Untukku. Tingginya enggak jauh beda dengan Kea, sebatas bahuku.

Enggak bakal ada yang nyangka kalau usianya sekitar akhir tiga puluhan. Terlihat begitu tertutup dan dingin dari cara berpakaian yang selalu kelam. Pemilihan sederhananya dari segi riasan menonjolkan kesehatan kulit tanpa kerutnya.

Siapa yang tahu dosen di salah satu fakultas seperti Anindya Betari itu justru membutuhkan kehangatan dari penghibur sepertiku? Tidak ada kesan masalah dari raut wajahnya.

ā€œBas! Kenapa diam?ā€ protes Kea.

Langkahku berhenti, membiarkan dosen wanita itu melintas lebih dulu. Setelahnya, aku menggeleng, beralasan, ā€œEnggak apa-apa. Pak Dandy nyuruh apa aja tadi?ā€

Kea meneruskan penjelasannya mengenai konsep penelitian dengan berbagai rumus yang meragukan. Sementara aku memperhatikan kepergian ā€˜dia’ yang sempat menoleh saat menyadari keberadaanku. Bertemu tatap rasanya membawa angin segar dalam sekejap.

Tanpa sadar, aku menggerakkan bibir membentuk kalimat, ā€œI love you,ā€ dan tersenyum pada Anin.

Wanita itu langsung berbalik dan mempercepat langkah, membuatku ingin tertawa.

ā€œKamu bilang apa, Bas?ā€ Pertanyaan Kea spontan membuatku sadar dan kembali fokus pada langkah yang hampir menyerempet selokan.

Aku menggeleng. Mungkin harus lebih banyak mendengarkan penjelasan Kea, menyingkirkan perasaan untuk sementara waktu sampai Anin memberi kepastian. Setidaknya, pertemuan terakhir dengan Anin takkan melemahkan. Dia pasti akan menghubungiku lagi nanti. Pasti.

Aku mendengkus, menyadari dia mencariku hanya saat butuh. Ya. Cuma aku yang tahu masalah kehidupan ranjangnya, bukan lelaki lain.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Bumi Senja
lanjut sni juga dong kak
2023-01-29 17:27:17
0
user avatar
At Taqwa
keren..... !
2023-01-12 20:26:07
0
user avatar
Na_Vya
Nabas gak dilanjut ya, Thor?
2022-10-06 20:20:37
0
user avatar
Miftah Husalim
mantap karena
2022-04-25 05:29:15
0
user avatar
GNa_Juli
selalu suka karyamu Bang ...ļø
2022-02-27 22:39:08
0
default avatar
Ida
Akhirnya pindah lapak Pengembangan dri e book Isinya menarik Cara menulis yg aq sukai
2022-02-27 06:48:22
0
user avatar
Tri Sinta
semangat kak, udah penasaran sama kelanjutan ceritanya
2022-02-16 09:11:53
2
user avatar
Anna Kuhas
kak aldrich pny sosmed ga si? penasaran sama irg yg bikin cerita bagus macam ini sama semalam bersamamu
2022-02-02 15:39:34
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-02-02 13:24:54
1
user avatar
Bumi
anin tokoh utama ceweknya tapi gue lebih suka sama si kea sih.maaf ya nin emm gimana ya?laki lo salah lo juga salah sih nin
2022-01-02 06:19:44
1
user avatar
Senja
dari baca cerita semalam bersamamu trus yang ini rasanya jungkir balik trus ketiban tangga pula sakit banget ya allah??anin ya kasihan sih gue tau tapi ya kayaknya lebih nyesel jadi kea ya??
2021-10-23 05:10:39
1
user avatar
Senja
pengen sensasi baca dengan cara pandang berbeda.coba aja baca semalam bersamamu dlu baru yang ini dijamin makin nyalahin sedih nya.gak kuat pengen nyerah di sini aja tapi takut kalo trus gak bisa tdur hhe
2021-10-23 05:08:57
1
user avatar
Senja
dari cerita semalam bersamamu trus langsung melipir ke sini cuma mau liat gimana cerita nabas yang sebenernya.real cerita dia doang.
2021-10-23 05:07:29
1
default avatar
Ida
Suka akan karyaā€ nya Walau hrs ribet buka babā€ sebelumnya utk membuat ngeh akan alur crtanya Khusus utk buku ini Terkadang hrs buka e book nya utk ngelihat plot mana yg tlh diuraikan scra detail Semangat aldrich...
2021-10-13 19:14:17
1
user avatar
Andrea Lee
Anin..sadar nin...dia bukan lelaki baik-baik...
2021-09-24 13:04:10
1
  • 1
  • 2
30 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status