{Seorang pria dari keluarga terpandang yang terkenal ternyata sudah menikah secara diam-diam. Kekecewaan besar untuk kaum wanita yang mengidamkannya.}
{Waah, Brian Adam sudah menikah dengan seorang bidadari.}
Saat ini seluruh kota tengah membicarakan tentang pernikahan mereka. Namun di sisi lain, ada seorang ayah yang menatap foto anaknya dalam sebuah kabar sosial media dengan tatapan wajah yang sedih. Air mata yang menetes di pipinya seakan mewakili rasa kekecewaannya terhadap dirinya sendiri. "Cindy maafkan ayah nak," ucapnya.
Di kediaman keluarga Adam, Margaretha tengah mengamati setiap isi berita di ruang kerjanya, ia pun menyunggingkan senyumannya lalu menoleh ke arah anaknya. "Brian, dua hari lagi kita akan mengadakan jumpa pers, kamu harus memastikan
"Apa kamu mengkhawatirkan anak manja itu?" ucap Sonya yang ikut terjaga."Perasaanku tidak enak," jawab Rudi."Itu hanya perasaanmu. Percayalah jika anak gadismu yang manja itu akan baik-baik saja." Rudi hanya menghela nafasnya, ia menoleh kearah Sonya yang sudah memejamkan matanya kembali.------"""""-----Cindy melangkah keluar kamar mandi, ia menatap Brian yang terlelap di ranjang. Ia pun melangkah mengambil pakaian untuk menutupi tubuhnya yang hanya tertutup handuk. Cindy enggan tidur seranjang dengan Brian, ia memutuskan untuk tidur di sofa ruang tamu, ia pun terlelap hingga pagi hari.Margaretha yang melihat Cindy t
Cindy memilih pakaian yang paling bagus menurutnya, sebuah dress peninggalan ibunya dulu yang selalu ia simpan. Ia mengepang rambut panjangnya. Sungguh Cindy terlihat seperti gadis cantik pada era sembilan puluhan. Ia melangkah keluar dan menunggu Margaretha di ruang tamu. Tentu saja dia berusaha untuk tepat waktu sesuai perintah Margaretha.Margaretha yang tengah menuruni anak tangga terkejut melihat penampilan Cindy, dengan langkah yang cepat ia menghampiriku Cindy. "Apa kamu sedang main-main denganku hah!" ucapnya Deny intonasi suara yang tinggi. "Lihatlah penampilan jelek mulai ini, kamu terlihat seperti seorang pembantu.""Tapi Nyonya, hanya ini pakaian yang paling bagus yang saya punya," ucap Cindy.Margaretha menatap tajam Cindy. Ia melihat dan mengg
"Saya akan membiasakannya Nyonya," jawab Cindy."Dan juga caramu menyebutku.""Baik Nyonya," jawab Cindy kembali yang langsung mendapat tatapan tajam. "Emm, maksud saya. Baik mah," ucap Cindy kembali."Bagus."Mobil melaju dengan pesat dan akhirnya sampai di sebuah restoran mewah. Grand Royal Restaurant, sebuah restoran mewah yang terkenal di kota tersebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk kedalamnya."Aku tidak peduli apapun yang kamu lakukan selama itu tidak menjadi hal yang buruk bagiku. Berperilakulah selayaknya istri orang berpandang dan jangan sampai membuatku malu di depan teman-temanku. Apa kamu mengerti?" ucap Margaretha
Cindy masuk kedalam rumah, ia melihat Margaretha yang sudah duduk di ruang tamu dengan menyilangkan kakinya. Ia menatap tajam ke arah Cindy. "Kemari!" ucapnya bernada tinggi. Cindy melangkah mendekati Margaretha, meski hatinya dipenuhi rasa takut."Kamu memang bisa melakukan tugasmu sebagai menantimu dengan benar di hadapan teman-temanku. Tapi otakmu tidak bisa bekerja dengan benar untuk meyakinkannya seseorang," ucap Margaretha."Maaf Nyonya," Cindy hanya mengucapkan kata maaf secara pelan dan lembut."Kali ini aku tidak menghukummu, tapi jika kami melaju kesalahan lagi, itu adalah akhir untuk hidupmu." Margaretha melangkahkan kakinya, ia menaiki tangga menuju kamarnya. Cindy merasa haus, ia pun melangkahkan ke dapur untuk mengambil minum.
Sementara Cindy hanya diam memejamkan matanya. Cindy sedikit menggerakkan pundaknya, ia merasa bergidik geli saat Brian menyentuh pundaknya dengan lidahnya kembali."Tuan, bukankah kita harus pergi ke suatu tempat," ucap Cindy.Brian menyeringai. "Segera bersiaplah, aku akan menunggumu." Brian kembali berdiri dan mulai memakai pakaiannya. Ia keluar kamar Cindy, sementara Cindy dengan rasa sakitnya berusaha bangun menuju kamar mandi. Untuk kedua kalinya ia di sentuh oleh Brian tanpa perasaan, kedua kalinya juga ia merasakan sakit di tubuh dan hatinya. Ia membersihkan badan, lalu mengenakan pakaian yang di pilih Brian tadi.Cindy keluar kamar menemui Brian yang sudah duduk di ruang tamu menunggunya. Dengan dress berwarna maroon yang ketat sehingga membuat bentuk tubuhnya
Braag!Brian menutup pintu mobil secara kasar membuat jantung Cindy berdetak kencang. Setelah Cindy masuk kedalam mobil, Brian pun dengan segera menancapkan gas dan mobil pun melaju kencang di kegelapan malam."Tuan, bisakah anda mengurangi kecepatan mobilnya," ucap Cindy. Tangannya sudah berkeringat dingin, sementara Brian tidak menghiraukan ucapan Cindy, dan terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Chiittttt!Brian menginjak rem secara mendadak. "Sial!" pekiknya. "Turun dari mobilku," ucapan pada Cindy."Tapi tuan, ini dimana? Jalanan sangat sepi," jawab Cindy sambil melihat keluar mobil. Ia tentu tidak mungkin berani keluar mobil dengan kea
Brian membuka pintu kamar mandi secara tiba-tiba, Cindy yang tengah berada di bawah guyuran air pun sontak merasa kaget dan menoleh kearah pintu. "Tuan, apa yang Anda lakukan," ucapnya sambil berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya."Aku akan menghukummu gadis udik."Cindy segera menyudahi mandinya dan langsung menggapai handuk saat melihat Brian menutup pintu kamar mandi. Ia segera melilitkan balutan handuk di tubuhnya. "Kenapa buru-buru," ucap Brian melangkah mendekatinya.Brian menggapai pipi Cindy dan mencengkeramnya hingga bibir Cindy mengerucut dan terasa sakit di pipinya. "Beraninya kamu menerima tawaran dari Leon untuk mengantarkanmu pulang," ucapnya. Ia menghempaskan pipi Cindy secara kasar.Peras
'Revan? benarkah itu dia?' batin Cindy. Ia menatap kearah teman SMA-nya dulu."Sayang, ayo duduklah," ucap Brian lembut. Ia menuntun Cindy kearah kursi yang sudah di sediakan. Cindy pun tersenyum dan menuruti perkataan Brian.Cindy duduk di antara Brian dan Margaretha. Ia merasa gugup, karena ini adalah pertama kalinya ia berada di depan banyak kamera yang mengarah kepadanya."Baiklah, sekarang silahkan kalian mulai bertanya, Brian dan menantuku Cindy akan menjawab setiap pertanyaan dari kalian," ucap Margaretha pada wartawan.Seorang wartawan pun mulai bertanya. "Nyonya Margaretha, saya ingin bertanya pada Anda," ucapnya."Silahkan.""Menurut berita, menantu Anda ini berasal dari keluarga yang jauh berbeda dari keluarga Adam yang kita kenal selama ini. Tapi kenapa Anda memilihnya sebagai menantu Anda?""Itu karena mereka saling mencintai, dan aku tidak mempedulikan hal semacam itu," jawabnya sambil tersenyum ke arah wartawan te