Share

60. Senyum Abra

Penulis: Dinis Selmara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-24 21:48:30
“Kembalikan,” desak Abra.

Serayu menggeleng menutup mulut Abra sambil menahan senyum. Lelaki itu pun ikut tersenyum tipis, tatapannya hangat, membuat dada Serayu membuncah bahagia.

Abra menariknya ke dalam pelukan, mengecup puncak kepalanya.

‘Seperti inikah definisi cinta?’ batin Serayu. Ketika apa yang kita rasakan saling berbalas?

Serayu mengingat betapa konyolnya Abra menghindari dirinya beberapa hari ini.

“Nggak kreatif sekali kaburnya ke tower sebelah,” goda Serayu pelan.

Abra terkekeh, dagunya bersandar santai di puncak kepala wanitanya. “Bukannya saya sudah bilang, saya resah kalau jauh dari kamu. Kamu sudah minum vitaminnya, kan? Itu penting untuk—”

Serayu mengangguk dalam pelukannya. Abra tersenyum saat Serayu mengeratkan pelukannya lebih dalam.

“Tidur dengan saya malam ini, ya,” pinta Abra.

Serayu sontak mendongak, matanya membulat. Namun, belum sempat berkata, Abra menjentik pelan keningnya. “Mikir apa? Saya cuma ingin tidur dan memeluk kamu saja.”

Serayu mengembuskan napas
Dinis Selmara

Pelok teross... Nyengir kaliaan wahai reader kesayangan? Hari ini cebiji aja up nya. Aku kebanyakan bergadang, hari ini mau mencoba mengatur ulang jam tidurku. Badanku nggak enakan beberapa hari ini.

| 24
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Sri Hartati
aii nenek lampir Alien nggak ngaruh poto mu.. tapi klo Serayu jujur dia jatuh dlm pelukan sedanu karena kamu ... habis kamu.. jgn ganggu ngajak makan aja segitu nya
goodnovel comment avatar
aku ini siapaaa?
cian deh rencanamu lagi" gagal alieen ......
goodnovel comment avatar
aku ini siapaaa?
tiap hari makin menjadi aja modus mu Abra ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   81. Bawa Dia Kembali

    “Can’t wait to see you.”Entah sudah berapa kali Abra mengucapkannya, Serayu pun menyampaikan hal yang sama. Semakin dekat waktu kepulangan, semakin besar rasa rindu yang menggebu di antara mereka.Diam-diam, Serayu menyiapkan sesuatu untuk Abra—hadiah kecil yang lucu. Ia menatap benda itu lama di tangannya—tentu saja tidak tertangkap oleh kamera. Selama seminggu ini, sebenarnya camp tidak sesibuk itu. Tapi Serayu sengaja menyibukkan diri menyiapkan sesuatu untuk Abra, sungguh tak sabar membayangkan ekspresi suaminya nanti saat menerimanya.“Kamu sudah bereskan semua barang? Sudah dimasukkan ke tas?” tanya Abra, memperhatikan layar ponselnya—menemani sang istri packing.“Sudah semua,” jawab Serayu, sambil merapikan sisa barang-barangnya. Ia memamerkan senyum manis ke kamera, membuat Abra ikut tersenyum.“Kita pulang ke apartemen, ya?” bujuk Abra, hati-hati.“Oh iya, Mas… saya ikut minibus saja, ya? Kita ketemu di rumah sakit,” sahut Serayu.Abra langsung menggeleng. “No, Sayang. Saya j

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   80. Goyahnya Dunia Abra

    Kediaman keluarga Jay Wijaya terasa kaku seperti biasa. Tak ada percakapan hangat, hanya suara sendok beradu dengan piring yang terdengar di ruang makan.“Apa rencana Mas untuk memisahkan Abra dari wanita itu?” tanya Riani akhirnya, tak mampu lagi menahan rasa penasarannya.“Kita sedang di meja makan. Jangan merusak suasana,” sahut Jay Wijaya datar tanpa menoleh.“Jangan terkecoh, Mas. Wanita itu parasit. Setelah masa lalunya yang menjijikkan, entah masalah apa lagi yang akan datang nanti. Bisa-bisa seluruh harta kita dikuasainya.” Suara Riani meninggi, penuh amarah dan rasa benci yang tak lagi bisa ia sembunyikan. “Aku benar-benar tidak bisa membayangkan hal itu.”Tidak tahu pasti apa salah Serayu pada sang mertua. Riani terlalu malu atas status sosial menantunya.“Mas… Mas!” pekik Riani, karena Jay tak mengindahkan ucapannya. Pria itu beranjak, meletakkan sendoknya ke piring dengan bunyi logam yang nyaring, lalu berjalan pergi meninggalkan meja makan menuju kamar utama.Sementara itu

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   79. Berdamai Dengan Masa Lalu

    Malam itu, Abra menjeling jengah saat Aileen tiba-tiba memeluknya. Ia yakin sekali wanita itu sedang mabuk karena mencium aroma alkohol.Abra pusing sendiri, membawa wanita itu masuk ke dalam unit apartemennya jelas bukan pilihan bijak—itu sama saja seperti menggali kubur sendiri. Dengan enggan, Abra menopang tubuh Aileen yang limbung, langkahnya tertatih menuju lobi. Ia mencoba mencari petunjuk di dalam tas tangan wanita itu—alamat, kartu, atau apa pun yang bisa menunjukkan ke mana ia harus mengantarkannya pulang. Abra memang tahu lokasi apartemen Aileen, tapi tidak tahu unit dan sistem apartemen tersebut.Saat sedang menunduk, suara seseorang terdengar memecah keheningan malam itu.“Ada yang bisa aku bantu?”Abra menoleh. Di depannya berdiri Ryan, masih mengenakan jaket dan membawa ransel serta koper. Tatapan lelaki itu beralih pada Aileen yang kini duduk lemah di sofa lobi, wajahnya setengah tersembunyi di balik rambut yang kusut. Tanpa banyak bicara, Abra menyodorkan tas Aileen ke

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   78. Mempertahankan

    Aileen pulang dari pesta ulang tahun temannya. Dalam keadaan frustrasi, ia meneguk alkohol—tidak banyak, tapi kadar toleransinya memang rendah, sehingga mudah mabuk. Ia bahkan tak sadar bagaimana akhirnya bisa berada di apartemen Abra. Memang belakangan ini dalam pikirannya kalut, hanya Abra dan Abra saja—berharap lelaki itu kembali padanya karena sungguh ia mencintainya. Aileen mengikuti seseorang ke dalam lift—meminta bantuan karena tidak mempunyai kartu akses lalu menyebutkan lantai tempat unit Abra berada. Langkahnya terhuyung, matanya sedikit kabur mencari nomor unit lelaki itu. Hingga seseorang melangkah mendekat ke arahnya. Aileen tersenyum melihat Abra berdiri di hadapannya. Dalam hatinya ia yakin, takdir memang selalu menuntun Abra padanya, pikirnya. Seperti dini hari ini, tangan Aileen terulur mengusap lembut pipi lelaki di hadapannya. Sentuhan hangatnya membuat si lelaki menggeliat pelan dan membuka mata. Ia mengerang kecil, menoleh ke arah lain—meraih ponsel di atas naka

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   77. Pertanda?

    Serayu bertemu dengan Amalia dalam briefing siang itu. Wanita itu mengangkat dua jarinya membentuk tanda peace sambil meringis kecil. Amalia sudah menduga, Serayu pasti sudah tahu kalau dirinya mata-mata Abra. Serayu hanya membalas ringisan itu dengan senyum dan mata memicing dari kejauhan.Usai briefing, Amalia menghampiri Serayu dan duduk di sampingnya. Serayu menoleh kanan-kiri, memastikan sekitar yang sepi, lalu berbisik pelan, “Duh, takut banget dilaporin,” sindirnya, bercanda. Amalia refleks memeluk Serayu dari samping.“Maafkan aku…,” lirihnya penuh rasa bersalah. Amalia akhirnya mengakui semuanya—permintaan Abra hari itu. Ia juga yakin kedatangan Abra tempo hari karena ia tak sengaja mengirim kebersamaan Serayu dan Ryan.Serayu hanya mengangguk kecil. “Mas Abra memang nggak suka saya terlalu dekat sama laki-laki lain. Takut istrinya dicuri, kayaknya,” katanya bercanda, Serayu terkekeh geli sendiri. Sementara Amalia terdiam.Ia tak menanggapi. Sepertinya ada hal yang Serayu belu

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   76. Terpisah

    Sampai keesokan harinya, Abra masih enggan berpisah dari Serayu. Entah mengapa, menjelang hari keberangkatannya, suasana terasa begitu berat. Besok pagi Abra akan berangkat lebih dulu bersama beberapa tim, sementara Serayu dijadwalkan pulang seminggu kemudian.Ada rasa syukur, karena jarak hanya akan memisahkan mereka selama seminggu saja. Namun, dengan keterbatasan sinyal di lokasi, waktu yang singkat itu tetap terasa seperti ujian panjang karena rindu yang tak bisa disampaikan setiap saat.Malam itu, udara di luar terasa lebih dingin dari biasanya, seolah tahu bahwa esok dan beberapa hari ke depan mereka tak lagi terlelap di bawah atap yang sama. Abra masih belum juga melepaskan pelukannya.“Saya nggak mau pisah dari kamu,” bisiknya lirih, suaranya serak karena emosi yang ditahan.Serayu menoleh sedikit menatap wajah suaminya dari jarak sedekat itu hanya mampu mengangguk. “Saya juga, Mas… makin berat rasanya,” aku Serayu membuat Abra tersenyum karena apa yang ia rasakan, Serayu juga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status