共有

71. Tidak Mau Ditinggal

作者: Dinis Selmara
last update 最終更新日: 2025-11-01 09:04:25
“Mas kok gitu sih, Dokter Ryan dikacangin,” kata Serayu pelan. Abra tidak menjawab, hanya terus menuntun langkah wanitanya dengan tenang. “Mas,” panggil Serayu lagi.

“Saya pilih penginapan di sebelah kamu,” ucap Abra, mengalihkan pembicaraan. “Tapi saya mau tidur di tempat kamu.”

“Mana boleh begitu. Tidur di tempat masing-masinglah. Nanti digerebek—”

“Kamu kan istri saya, Rayu.”

“Ya, tapi ini lagi tugas, Mas… bukan liburan.”

Serayu sempat ingin membantah, tapi akhirnya pasrah saja saat Abra benar-benar ikut bersamanya. Lelaki itu membawa makan malamnya yang belum sempat disentuh sejak membantu tim di Camp 2 yang sedang hectic.

Keduanya sudah membersihkan diri. Serayu duduk menemani Abra menyantap makan malamnya yang terlambat. Suasana itu terasa lucu bagi Serayu, sementara Abra tampak santai saja menikmati makanannya.

Serayu menggeleng saat Abra mencoba menyuapinya, lalu tersenyum melihatnya lahap makan.

“Kenapa lihatin saya begitu?” tanya Abra, menatap balik dengan tat
Dinis Selmara

Maafkan semalam langsung tepar. Sini ... ditemanin Abra sarapan paginya hihi...

| 24
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (21)
goodnovel comment avatar
aku ini siapaaa?
kok dokter Ryan panggil Abra tuan muda ?
goodnovel comment avatar
Viva Oke
tuan muda lagi cemburu pada Ryan. eh koq Ryan panggilnya tuan muda?
goodnovel comment avatar
Sri Hartati
tuan muda... kenal berarti Riyan... tpi sombong banget Abra
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   80. Goyahnya Dunia Abra

    Kediaman keluarga Jay Wijaya terasa kaku seperti biasa. Tak ada percakapan hangat, hanya suara sendok beradu dengan piring yang terdengar di ruang makan.“Apa rencana Mas untuk memisahkan Abra dari wanita itu?” tanya Riani akhirnya, tak mampu lagi menahan rasa penasarannya.“Kita sedang di meja makan. Jangan merusak suasana,” sahut Jay Wijaya datar tanpa menoleh.“Jangan terkecoh, Mas. Wanita itu parasit. Setelah masa lalunya yang menjijikkan, entah masalah apa lagi yang akan datang nanti. Bisa-bisa seluruh harta kita dikuasainya.” Suara Riani meninggi, penuh amarah dan rasa benci yang tak lagi bisa ia sembunyikan. “Aku benar-benar tidak bisa membayangkan hal itu.”Tidak tahu pasti apa salah Serayu pada sang mertua. Riani terlalu malu atas status sosial menantunya.“Mas… Mas!” pekik Riani, karena Jay tak mengindahkan ucapannya. Pria itu beranjak, meletakkan sendoknya ke piring dengan bunyi logam yang nyaring, lalu berjalan pergi meninggalkan meja makan menuju kamar utama.Sementara it

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   79. Berdamai Dengan Masa Lalu

    Malam itu, Abra menjeling jengah saat Aileen tiba-tiba memeluknya. Ia yakin sekali wanita itu sedang mabuk karena mencium aroma alkohol.Abra pusing sendiri, membawa wanita itu masuk ke dalam unit apartemennya jelas bukan pilihan bijak—itu sama saja seperti menggali kubur sendiri. Dengan enggan, Abra menopang tubuh Aileen yang limbung, langkahnya tertatih menuju lobi. Ia mencoba mencari petunjuk di dalam tas tangan wanita itu—alamat, kartu, atau apa pun yang bisa menunjukkan ke mana ia harus mengantarkannya pulang. Abra memang tahu lokasi apartemen Aileen, tapi tidak tahu unit dan sistem apartemen tersebut.Saat sedang menunduk, suara seseorang terdengar memecah keheningan malam itu.“Ada yang bisa aku bantu?”Abra menoleh. Di depannya berdiri Ryan, masih mengenakan jaket dan membawa ransel serta koper. Tatapan lelaki itu beralih pada Aileen yang kini duduk lemah di sofa lobi, wajahnya setengah tersembunyi di balik rambut yang kusut. Tanpa banyak bicara, Abra menyodorkan tas Aileen ke

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   78. Mempertahankan

    Aileen pulang dari pesta ulang tahun temannya. Dalam keadaan frustrasi, ia meneguk alkohol—tidak banyak, tapi kadar toleransinya memang rendah, sehingga mudah mabuk. Ia bahkan tak sadar bagaimana akhirnya bisa berada di apartemen Abra. Memang belakangan ini dalam pikirannya kalut, hanya Abra dan Abra saja—berharap lelaki itu kembali padanya karena sungguh ia mencintainya. Aileen mengikuti seseorang ke dalam lift—meminta bantuan karena tidak mempunyai kartu akses lalu menyebutkan lantai tempat unit Abra berada. Langkahnya terhuyung, matanya sedikit kabur mencari nomor unit lelaki itu. Hingga seseorang melangkah mendekat ke arahnya. Aileen tersenyum melihat Abra berdiri di hadapannya. Dalam hatinya ia yakin, takdir memang selalu menuntun Abra padanya, pikirnya. Seperti dini hari ini, tangan Aileen terulur mengusap lembut pipi lelaki di hadapannya. Sentuhan hangatnya membuat si lelaki menggeliat pelan dan membuka mata. Ia mengerang kecil, menoleh ke arah lain—meraih ponsel di atas naka

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   77. Pertanda?

    Serayu bertemu dengan Amalia dalam briefing siang itu. Wanita itu mengangkat dua jarinya membentuk tanda peace sambil meringis kecil. Amalia sudah menduga, Serayu pasti sudah tahu kalau dirinya mata-mata Abra. Serayu hanya membalas ringisan itu dengan senyum dan mata memicing dari kejauhan.Usai briefing, Amalia menghampiri Serayu dan duduk di sampingnya. Serayu menoleh kanan-kiri, memastikan sekitar yang sepi, lalu berbisik pelan, “Duh, takut banget dilaporin,” sindirnya, bercanda. Amalia refleks memeluk Serayu dari samping.“Maafkan aku…,” lirihnya penuh rasa bersalah. Amalia akhirnya mengakui semuanya—permintaan Abra hari itu. Ia juga yakin kedatangan Abra tempo hari karena ia tak sengaja mengirim kebersamaan Serayu dan Ryan.Serayu hanya mengangguk kecil. “Mas Abra memang nggak suka saya terlalu dekat sama laki-laki lain. Takut istrinya dicuri, kayaknya,” katanya bercanda, Serayu terkekeh geli sendiri. Sementara Amalia terdiam.Ia tak menanggapi. Sepertinya ada hal yang Serayu belu

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   76. Terpisah

    Sampai keesokan harinya, Abra masih enggan berpisah dari Serayu. Entah mengapa, menjelang hari keberangkatannya, suasana terasa begitu berat. Besok pagi Abra akan berangkat lebih dulu bersama beberapa tim, sementara Serayu dijadwalkan pulang seminggu kemudian.Ada rasa syukur, karena jarak hanya akan memisahkan mereka selama seminggu saja. Namun, dengan keterbatasan sinyal di lokasi, waktu yang singkat itu tetap terasa seperti ujian panjang karena rindu yang tak bisa disampaikan setiap saat.Malam itu, udara di luar terasa lebih dingin dari biasanya, seolah tahu bahwa esok dan beberapa hari ke depan mereka tak lagi terlelap di bawah atap yang sama. Abra masih belum juga melepaskan pelukannya.“Saya nggak mau pisah dari kamu,” bisiknya lirih, suaranya serak karena emosi yang ditahan.Serayu menoleh sedikit menatap wajah suaminya dari jarak sedekat itu hanya mampu mengangguk. “Saya juga, Mas… makin berat rasanya,” aku Serayu membuat Abra tersenyum karena apa yang ia rasakan, Serayu juga

  • (Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan   75. Kasmaran #2

    Pagi itu udara lebih segar dari biasanya dan langit mulai menampakkan rona cerah menyapa pasangan muda yang menyempatkan diri olahraga bersama—jogging mengitari desa. “Istirahat di situ, Sayang,” tunjuk Abra pada sisi sungai. Meski sudah sering dipanggil ‘sayang’ tetap saja hati Serayu dagdigdug mendengarnya. Dan wanita itu belum pernah memanggil Abra dengan sebutan yang sama. Keduanya melakukan pendinginan ringan usai berolahraga. Semilir suara aliran air menjadi latar yang menenangkan. “Sini, Sayang,” panggil Abra meminta Serayu mendekat. Ia memberikan ponselnya memperlihatkan surat tugas pulang ke rumah sakit asal mereka. “Lusa saya harus kembali,” katanya pelan, menatap Serayu dalam. Tak terasa dua minggu sudah Abra bertugas, sementara Serayu masuk minggu keempat. Jadwal kepulangan mereka berbeda, Abra lebih dulu. “Saya bisa minta tambahan waktu, biar kita pulang bareng.” Serayu mengangkat pandangannya menggeleng tidak setuju. “Tidak perlu, Mas. Ini penugasan. Harus p

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status