Share

kabar Airin (end)

"Dek...Dek...bukan itu Rido yang mengetuk-ngetuk pintu," ucap bang Rozi seraya menggoyang-goyangkan tubuhku.

Aku terkesiap bangun, "Iya, Bang. Ada apa ya?"

"Nggak tahu, ayo kita bukakan pintu," ucap suamiku seraya bangkit dari peraduan kami.

Aku pun mengekor di belakang bang Rozi, saat melewati ruang tamu kulirik jam dinding, menunjukkan hampir pukul setengah empat pagi.

"Ada apa, Do?" tanya bang Rozi pada adiknya itu saat pintu rumah kami terbuka.

"Bang...aku baru saja dapat kabar kalau Airin meninggal..."

"Hah!..." Aku dan bang Rozi serentak terkejut.

"Inalillahi wa Inna ilaihi Raji'un," ucapku pelan, "Siapa yang ngabarin, Om? Nanti jangan..." tanyaku pula.

"Nggak, Kak. Ini beneran, Joe yang menelpon ku tadi," sahut Rido cepat.

"Astaghfirullah...maaf, Do," ucapku sungkan, wajar saja aku suudzon Airin sudah berulangkali bersandiwara membohongi kami dengan tujuan untuk menarik perhatian Rido.

"Iya, Kak nggak apa-apa, awalnya tadi aku sempat mikir gitu juga," ucap Rido pelan, "Kasihan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status