[Apa kamu mau bekerja sebagai pengasuh anakku?] Apa yang akan dilakukan jika pesan itu dikirim dari seseorang yang pernah kamu cinta dimasa lalu? Itulah yang sedang dialami oleh Nindy. Satu tahun yang lalu ia ditinggal menikah oleh sang kekasih karena perjodohan keluarga. Namun satu tahun kemudian ia menerima pesan itu. Sebuah insiden membuat Nindy mau tidak mau menerima pekerjaan itu. Ia mengasuh buah hati dari seseorang yang ia cinta bersama wanita lain. Nyatanya, perasaan tidak bisa berbohong, Nindy masih menaruh hati. Lalu, apa yang akan terjadi? Simak kisah selengkapnya ....
View More"Jadi karena itu kakak merasa iba dan mau memaafkan dia?""Bukan karena iba, tapi karena rasa sayang itu masih ada. Semakin kakak tau bagaimana kehidupan dia setelah menikah, semakin kakak merasa turut sakit seperti yang dia rasakan. Dia tidak bahagia dengan pernikahannya. Kita sama-sama ingin kembali."Nindy dengan sepenuh hati mengatakan hal itu yang sejujurnya. Cintanya pada Faiz, juga cinta yang Faiz berikan padanya sama besar sehingga semakin lama berpisah semakin tersiksa rasanya.Melihat kondisi pernikahan yang buruk, tidak membawa kebahagiaan, membuat Faiz yakin bahwa sejatinya dia hanya bisa bahagia dengan Nindy."Terus? Sekarang ini kakak jadi selingkuhan?""Ya, gak gitu, Dek.""Ya iya lah, Kak. Secara mereka kan sudah sah menjadi sepasang suami istri, sedangkan kakak itu hanya mantan pacar sekaligus pengasuh anaknya yang diam-diam menjalin hubungan. Mau bagaimana pun kakak membela diri, status kakak itu sebagai selingkuhan, sebagai simpanan, Kak. Kakak harusnya punya harga
"Ada apa, sih? Kok kedengerannya ke depan kaya lagi ribut?" Tiba-tiba Roni masuk ke dalam rumah setelah selesai mengurus barang yang datang. Sedangkan Lita masih sibuk dengan para pembeli.Ketegangan antara Nindy dan Alika mulai mereda dengan datangnya Roni. Keduanya seolah tahu apa yang harus mereka perbuat agar tidak membuat sang ayah khawatir dan terjadi hal yang tidak diinginkan lagi."Mm, kita ....""Biasa, Yah. Sibling moment." Alika langsung merangkul Nindy yang tingginya hampir sama dengannya. "Ayo, kita lanjutkan di dalam, Kak. Ayah jangan ganggu!" Ia langsung masuk ke dalam kamar Nindy dan mengunci pintu.Masih belum puas rasanya, apalagi Nindy belum menjawab pertanyaan dari Alika yang pastinya itu adalah hal yang paling ia ingin tahu jawabannya."Jawab pertanyaan aku, Kak!""Apa sih, Dek? Udah jangan bahas itu lagi. Ada ayah di depan. Nanti kalau ayah denger terus ayah kenapa-kenapa karena salah paham gimana?""Makanya kakak jujur dulu, siapa yang nelepon kakak tadi? Pleas
"Kakak angkat telepon dulu sebentar," ucap Nindy dengan terburu-buru membawa ponsel miliknya dan langsung masuk ke dalam kamar.Alika masih tidak lepas menatap sang kakak sampai akhirnya masuk ke dalam kamar. Dalam pikirannya tentu saja tidak bisa berpikir positif. Ia langsung curiga jika Nindy malah sudah berhubungan baik dengan Faiz."Hallo." Nindy berbisik saat menerima telepon dari Faiz. Ia mengunci dan menjauh dari pintu.Sejak hubungan membaik, Nindy kembali menyimpan nomor Faiz dengan memberi nama emoticon love putih saja karena hanya itu ia ia pikirkan daripada harus memberi nama yang sebenarnya, itu sudah jauh lebih baik pikir Nindy."Bagaimana keadaan ayah dan ibu? Mereka sehat?""Iya, semuanya sehat. Ada apa? Apa acaranya sudah selesai? Kok cepet banget padahal masih sore.""Nin, sepertinya besok kamu jangan pulang dulu ke rumahku. Karena kami semua akan menginap semalam di villa. Tidak ada acara spesial, hanya sekedar makan dan pesta kecil di villa keluarga Sela. Kami pula
"Aku udah gak sekolah, Yah.""Ish, ish." Nindy menggelengkan kepalanya melihat kelakuan tengil adiknya seperti biasanya. "Maklum aja, sekolah sama kampus sama-sama tempat buat cari ilmu.""Iya, iyaa."Hangatnya keluarga seperti itu yang terkadang Nindy rindukan jika ia sedang bekerja di rumah Faiz. Dengan senda gurau di meja makan, setidaknya membuat Nindy sedikit mengalihkan pikirannya yang tidak tenang karena membayangkan bagaimana kedekatan Faiz dengan Sela di acara mereka nanti."Nin, sebenarnya ayah sama ibu sudah ngobrol berdua sebelumnya. Penghasilan dari toko, sebagian akan ayah kasih ke kamu. Buat nambah-nambah cicil hutang ke teman kamu itu supaya cepat lunasnya. Ayah kasihan kalau kamu menanggung semuanya sendirian," ucap Roni yang mulai membahas topik serius ketika mereka sudah menghabiskan makanannya masing-masing.Nindy segera menggelengkan kepalanya. "Jangan, Yah. Itu buat biaya hidup sehari-hari sama biaya kuliah Alika aja. Kalau dipake buat bantu aku, nanti malah kali
Nindy merasa bahwa akan cukup sulit untuk membuat keluarganya bisa kembali menerima Faiz setelah apa yang terjadi dimasa lalu. Direndahkan oleh orang lain, memang siapa yang akan terima dan memaafkan begitu saja. Apalagi nantinya pun tidak ada jaminan keluarga Faiz akan benar-benar bisa merestui sekaligus meminta maaf pada keluarga Nindy.Nindy goyah, hatinya bimbang antara menerima kenyataan sesuai logika atau mengikuti isi hatinya karena percaya dengan apa yang dijanjikan oleh Faiz untuk bersabar menunggu waktu yang tepat agar mereka bisa bersatu kembali."Kakak belum kepikiran soal itu. Tenang saja, umur Kakak juga masih 24, kok. Masih banyak hal yang harus Kakak lakukan sebelum memutuskan untuk menikah. Kegagalan yang dulu itu, harus dijadikan pembelajaran supaya Kakak gak cepat ambil keputusan. Menikah kan sekali seumur hidup, jadi kalau sudah waktunya ya Kakak juga pasti akan menikah entah dengan siapapun jodoh yang sudah disiapkan oleh Tuhan. Karena kita itu hanya bisa berencan
Selagi Sela bersiap, begitu juga dengan Feni dan Surya yang kembali bersiap membereskan barang yang mereka bawa, Faiz langsung masuk ke dalam kamar Arelia. Di dalam Nindy sedang mempersiapkan barang Arelia yang mungkin diperlukan nanti."Nin, kayanya kamu gak bisa ikut ke acara yang dimaksud mertuaku, karena akan ada orang tuaku juga. Bagaimana reaksi mereka kalau tau kamu yang jadi pengasuh anakku, yang ada mertuaku bakalan tau siapa kamu yang sebenarnya. Dan rencana kita untuk kembali akan semakin sulit terjadi."Nindy menghentikan aktivitasnya, lalu menoleh pada Faiz. "Jadi, maksudnya aku tidak harus ikut supaya kamu sama Sela bisa leluasa karena kamu tidak harus menjaga perasaan aku?""Hanya agar orang tuaku tidak tau saja kalau pengasuh Arelia itu kamu. Yang jelas hubungan aku sama Sela tidak akan pernah baik.""Bohong!""Tidak ada yang terjadi semalam. Aku tidur di bawah dan Sela tidur di kasur. Percayalah, Nin.""Benarkah?""Aku tidak berbohong."Nindy ingin percaya seperti bia
Meski sudah berbaik hati menawarkan diri untuk membangunkan Faiz dan Sela, ternyata niat baiknya itu tidak diizinkan oleh Feni. Feni malah senang jika anak dan menantunya bangun siang di akhir pekan. Itu membuatnya berpikir jika hubungan Sela dan Faiz mungkin perlahan telah membaik. Apalagi sekarang sudah hadir Arelia, yang konon bahwa anak itu bisa merekatkan hubungan suami dan istri.Nindy hanya bisa gigit jari, pikirannya masih belum tenang membayangkan hal buruk untuknya. Ia tidak ingin lagi terbuang jika keduanya bisa saling jatuh cinta, sampai ia menjadi orang yang terlupakan.Setelah Surya dan Feni selesai dengan sarapan mereka, begitu juga dengan Arelia yang baru saja diberi susu, lalu terlihat Sela menuruni tangga dengan masih memakai baju tidur yang cukup mini. Nampak seperti dress mini untuk tidur yang biasanya orang-orang menyebutnya sebagai baju dinas malam.Sela menguap beberapa kali sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Pagi, Mah, Pah," sapa Sela pada ayah dan
Faiz menelan saliva dengan susah payah saat dia mengumpulkan keberanian untuk mengganti pakaian yang dipakai oleh Sela. Dia sudah menolak, dia juga boleh saja tidak melakukannya, tetapi rasa kasihan tidak bisa ia abaikan. Kebaikan hati Faiz membuat dirinya sendiri harus menggantikan baju itu, sebab terlihat tidak nyaman juga jika Sela harus tidur dengan baju ketat juga celana jeans-nya.Satu persatu kancing baju Sela ia buka sampai pada akhirnya terlihatlah dua gundukan seputih susu yang terbungkus dengan bra renda berwarna putih dengan corak bunga-bunga.Tangan Faiz gemetar bukan main. Saat tangannya menyentuh kulit tubuh Sela tanpa penghalang.'Luruskan niat, aku hanya ingin menggantikan baju saja. Aku pria normal, tetapi aku juga tidak ingin mengkhianati Nindy,' batin Faiz.Setelah susah payah melepaskan jeans yang dipakai Sela, kini sepenuhnya tubuh Sela hanya ditutupi pakaian dalam saja dengan warna dan corak yang senada.Perbedaan Selera tampak jelas sekali, Sela dengan jiwa mud
Bi Lastri menahan senyumnya saat dia mengatakan itu. Sengaja sekali memang, dia sudah menyiapkan baju ganti untuk Sela, tetapi dia ingin Faiz sendiri yang menggantikan baju istrinya itu."Bibi saja, aku tunggu diluar."Entah mengapa Faiz malah merasa gugup luar biasa, padahal dia tidak memiliki rasa apa-apa terhadap Sela, sehingga wajar jika ia tidak ingin melakukan yang dikatakan oleh Bi Lastri. Ia pernah melihat wanita telanjang hanya Nindy seorang yang ia ingat karena dalam keadaan sadar."Tuan Faiz saja, Tuan kan suaminya.""Biasanya juga kan Bibi yang selalu melayani Sela, apapun itu. Jadi Bibi gantikan saja bajunya, saya akan keluar.""Justru karena itu, Tuan. Sekarang Tuan yang harus membiasakan diri. Ya, biarpun seharusnya istri yang melayani suami, tetapi untuk menunjukkan kasih sayang itu tidak apa jika suami yang melayani istrinya. Nyonya Sela itu butuh sosok yang bisa mengayomi dia, Tuan.""Bi ..., jangan seperti itu. Bibi saja yang gantikan." "Jangan gugup, Tuan. Anggap s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments