Share

Calon Suami Diganti

Penulis: BalqizAzzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 12:12:35

🔥🔥🔥

Zaskia terus menitihkan air mata saat ijab qobul berlangsung. Terlebih saat telinganya mendengar orang-orang di sekitarnya mencibir lirih, air mata itu mengalir semakin deras.

Tidak ada orang yang mau memiliki nasib buruk dalam hidup, termasuk juga Zaskia. Baginya menikah dengan pria yang tidak dia cintai adalah sesuatu yang buruk, apa lagi pria itu adalah musuh bebuyutannya sejak masih duduk dibangku sekolah.

Masih teringat jelas dibenak Zaskia bagaimana Anjas menghinanya pendek, hitam dan kumal. Hingga akhirnya Zaskia memutuskan untuk rajin memakai skincare dan menjadi glowing seperti sekarang. Tiap kata yang keluar dari bibir pria itu selalu menyakitkan, dan kini mereka akan menjadi teman seranjang. Benar benar mengerikan!

"Sah. Alhamdulillah..." Ucap Pak penghulu. Sanak saudara dan kerabat yang hadir langsung mengangkat tangan dan mengusapkannya ke wajah mereka. Ningrum, Hendri dan Johan nampak sangat bahagia menyaksikan pernikahan yang sakral itu. Tapi sepertinya tidak dengan kedua mempelai.

"Zaskia, ayo cium tangan suamimu," perintah Hendri.

"Hah?" Zaskia memasang ekspresi wajah ngeri saat mendengar kalimat itu. Anjasmara telah menyodorkan tangan kanannya, tapi Zaskia malah bengong seperti orang bingung.

"Cepat jabat dan cium tangan suamimu Zaskia!" Tekan Hendri dengan nada berat.

Dengan amat sangat terpaksa Zaskia mau melakukan perintah Ayahnya. Diluar prediksi BMKG, tiba-tiba saja Anjas sedikit membungkuk dan mencium kening Zaskia. Tubuh Zaskia merinding seketika, seperti ada ribuan semut merayap di kulit tubuhnya.

'Bagus betul akting pria ini. Kalau saja dia artis, sudah pasti akan mendapatkan piala Oscar,' oceh Zaskia dalam hati.

Waktu bergulir, acara pernikahan selesai. Waktunya bagi kedua mempelai untuk masuk kedalam kamar dan beristirahat. Rasa canggung menyelimuti hati Zaskia dan Anjasmara karena mereka berada dalam satu ruangan yang sama tanpa ada orang lain.

"Ehem... Aku mau pergi mandi dulu," ucap Anjasmara sambil berjalan menuju kamar mandi.

"Tunggu!" Cegah Zaskia.

"Ada apa? Mau ikut mandi bersama?" ledek Anjasmara.

"Idih, ogah! Aku cuma mau bilang, jangan mengharapkan malam pertama dariku. Aku.... Aku.... Tidak bisa memberikan malam pertamaku begitu saja padamu,"

"Ha.... Ha.... Ha.... Tenang saja Nona, aku tidak akan pernah meminta hal itu darimu. Kecuali..."

"Kecuali apa?" Zaskia penasaran.

"Kamu yang memintanya duluan."

"Itu tidak akan pernah terjadi!" Zaskia melipat kedua tangannya di dada dan membuang muka ke arah lain.

Zaskia sibuk menata tumpukan bantal di tengah kasur, dia membuat garis pembatas untuk Anjasmara. Pokoknya pria itu tidak boleh tidur menempel dengannya, kalau dia sampai berani macam macam maka Zaskia akan memukulnya dengan raket nyamuk yang sudah di bawah bantal.

Klak...

Pintu kamar mandi terbuka, Zaskia menarik selimut dan bersembunyi di bawahnya. Dia sama sekali tidak tertarik melihat body bagus suaminya yang hanya berbalut selembar handuk. Anjas melirik ke arah kasur, dia hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepala saat melihat banyak tumpukan bantal disana.

*

Kring.... Kring.... Kring....

Alarm di ponsel Zaskia berbunyi, waktu sudah menunjukan pukul 05.00 pagi. Sudah waktunya untuk Zaskia bangun, mandi, dan membantu Ibunya memasak di dapur. Zaskia bangkit dari kasur, dia menoleh kearah Anjasmara yang masih tertidur lelap. Jika diperhatikan dengan seksama, sebenarnya pria itu tampan juga. Bahkan jauh lebih tampan dari Kevin mantan calon suaminya.

Zaskia menggelengkan kepalanya, lalu mencubit pipinya sendiri. Dia mencoba untuk mengusir pikiran konyol yang tiba+tiba muncul di kepalanya.

"Dia tidak setampan itu Zaskia," ucap Zaskia lirih.

Zaskia pergi ke kamar mandi, beberapa detik kemudian Anjasmara membuka matanya. Dia bisa mendengar dengan jelas apa yang baru saja diucapkan oleh Zaskia. Wanita itu menyebut Anjasmara tampan? Entah mengapa Anjasmara merasa senang, itu kali pertama Zaskia memuji dirinya selama sepuluh tahun berteman. Tunggu, mereka bahkan tidak pernah akur bagaimana bisa menjadi teman?

Zaskia keluar dari kamar mandi, dia mengintip Anjasmara dari balik tembok. Dia merasa lega karena pria itu masih menutup mata, jadi Zaskia bisa leluasa bergerak dengan balutan baju mandi mininya.

Zaskia membuka lemari, dia mengambil satu set pakaian ganti. Selesai berpakaian, dia memakai skincare dan menempelkan make up minimalis di wajahnya. Kini dia terlihat lebih segar dan cantik, Zaskia menebar senyum pada bayangan dirinya sendiri di cermin.

Mata Zaskia tak sengaja melihat sebuah titik merah dilehernya seperti bekas gigitan serangga, tapi anehnya dia tidak merasa gatal.

"Bekas gigitan apa sih ini? Kenapa bentuknya mirip dengan cupang?" Zaskia menggaruk garuk tanda merah itu dengan jari telunjuknya.

"Ah, sial! Apa pria itu mencuri kesempatan dalam kesempitan semalam?" Emosi Zaskia naik kepermukaan. Wajahnya merah padam, dia langsung berjalan menghampiri Anjasmara dan mencoba mengacaukan tidur nyenyak pria itu.

"Anjas, cepat bangun! Jangan pura pura tidur kamu ya!" Zaskia menarik selimut yang dipakai Anjasmara dan menggoyangkan tubuhnya.

"Em... Apa apaan sih kamu Kia? Ini masih pagi, berisik tau tidak!" Bentak Anjasmara. Dia sama sekali tidak terlihat sebagai pelaku tanda keramat itu, wajahnya datar dan biasa saja.

"Tanda merah di leherku ini kamu kan yang membuatnya?" Tuduh Zaskia.

"Jangan sembarangan bicara. Aku tidak akan melakukan tindakan mesum itu tanpa seizinmu, aku ini pria baik baik Zaskia! Lagi pula, itu hanya sedikit lebih besar dari bekas gigitan nyamuk. Bisa jadi itu bekas gigitan kecoak," Anjasmara membela diri.

Zaskia terdiam mendengar omongan Anjasmara. Apa benar ini bekas gigitan kecoak? Sejak kapan kecoak punya hobi menggigit leher seorang gadis perawan?

Bersambung....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   bab 49

    Sinar matahari siang menyorot cerah ke lapangan sekolah. Jam istirahat baru saja dimulai, dan para siswa berhamburan keluar dari kelas, mencari hiburan dan angin segar. Beberapa berkumpul di kantin, sebagian lagi duduk di bawah pohon rindang. Tapi perhatian sebagian besar siswa hari itu tertuju ke lapangan basket.Ray berdiri di tengah lapangan dengan bola basket di tangan. Seragam olahraganya basah oleh keringat, tapi senyumnya justru semakin lebar. Di depannya, Dedi berdiri dengan tangan di pinggang, napasnya sedikit memburu. Mereka baru saja menyelesaikan ronde pertama permainan satu lawan satu.“Lanjut, atau mau menyerah?” Ray memutar bola di ujung jarinya, matanya menantang.Dedi mendengus. “Jangan mimpi. Aku belum selesai.”Kerumunan siswi di pinggir lapangan bersorak saat Ray melesakkan bola ke dalam ring dengan gerakan lay-up yang mulus. Gerakannya lincah, cepat, dan penuh percaya diri. Setiap lemparan selalu tepat sasaran, membuat banyak gadis berdecak kagum.“Gila, Ray jago

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   bab 48

    Anjas berdiri diam di balkon rumahnya, memandangi langit senja yang merona jingga. Angin sore berembus pelan, menerpa wajahnya yang terlihat letih. Di tangannya tergenggam cangkir kosong, sisa kopi yang tadi dia teguk perlahan.Pikirannya tidak berada di sana. Ia melayang jauh ke masa lalu, ke sebuah masa yang sudah dia kubur dalam-dalam tapi tiba-tiba mencuat kembali. Ingatannya tentang seorang gadis di bangku SMA—mantan kekasihnya—menyeruak tanpa diundang.Gadis itu begitu menyayanginya. Tapi Anjas, dalam kebodohannya yang remaja, hanya memanfaatkannya. Ia pura-pura mencintai hanya demi membuat Zaskia, gadis yang benar-benar ia sukai saat itu, merasa cemburu. Cinta yang dipaksakan, tak pernah tumbuh meski dia mencoba. Sampai akhirnya Anjas memutuskan hubungan itu secara sepihak—dingin, tanpa penjelasan, tanpa permintaan maaf."Aku tidak bisa terus berpura-pura," ucapnya saat itu, tanpa tahu betapa hancurnya hati gadis itu.Karma memang tidak pernah lupa alamat, pikir Anjas getir. Ki

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   bab 47

    Lily duduk di sofa dengan wajah masam, tangannya sibuk membolak-balik amplop berisi uang yang baru saja diberikan Kevin. Jumlahnya jauh lebih sedikit dari biasanya. Dadanya berdesir panas. Dengan ekspresi tak percaya, ia menoleh ke arah suaminya yang duduk di kursi sebelah, tampak tenang seperti tak terjadi apa-apa. “Apa ini?” suara Lily meninggi, matanya menatap Kevin dengan tajam. Kevin tetap tenang. Ia merapikan lengan bajunya sebelum menjawab, “Uang bulanan.” “Ini tidak cukup! Biasanya kamu kasih lebih banyak, kenapa tiba-tiba dikurangi?” Lily mencibir, matanya berkilat marah. Kevin menarik napas panjang, lalu bersandar ke sofa. “Aku cuma menyesuaikan dengan kebutuhan yang sebenarnya. Selama ini kamu terlalu boros, Lily.” Lily mendengus sinis. “Boros? Aku cuma belanja, kumpul sama teman-teman, itu wajar buat seorang istri! Aku tidak mungkin diam di rumah terus kayak ibu rumah tangga kuno.” Kevin mengangkat satu alis. “Ibu rumah tangga kuno? Maksudmu yang mengurus suami

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   bab 46

    Pukul 07.00 pagi, suara deru sepeda motor terdengar di halaman depan rumah Ray. Dua sosok turun membuka helem mereka—Tata dengan wajah ceria dan Prilan yang tak kalah semangat. Mereka disambut Anjas, ayah Ray, yang baru saja selesai menyiram tanaman di halaman."Ray masih di dalam, tunggu sebentar ya," kata Anjas sambil tersenyum ramah. "Kalian duluan saja masuk ke mobil Om, motor biar tinggal di sini.""Oke, Om." sahut Tata.Tak lama, Ray keluar dengan kaus putih dan celana pendek. Rambutnya masih sedikit basah, menunjukkan ia baru selesai mandi. Ia tersenyum kecil, tetapi matanya langsung tertuju pada Tata dan Prilan yang tampak sangat akrab."Ayo berangkat sebelum panas," kata Tata riang.Perjalanan ke pantai hanya memakan waktu satu jam. Ray yang menyetir, Anjas duduk di depan menemaninya, sementara Tata dan Prilan duduk di bangku belakang. Tawa Tata dan Prilan memenuhi kabin mobil. Mereka membicarakan hal-hal konyol—tentang masa sekolah, meme lucu, dan rencana Tata yang ingin men

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   bab 45

    Taksi berhenti perlahan di depan sebuah rumah besar berlantai dua. Begitu pintunya dibuka, Prilan melongo, nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Matanya menyapu seluruh bagian bangunan megah itu. Pilar-pilar tinggi menjulang dengan ornamen klasik menghiasi bagian atasnya. Dindingnya berwarna putih gading dengan jendela besar dan balkon yang dihiasi tanaman gantung. Rumah itu tak ubahnya seperti istana kerajaan Eropa yang sering ia lihat di film."Astaga… ini rumah Ray?" gumam Prilan pelan sambil menoleh ke Tata yang berdiri di sampingnya.Tata mengangguk mantap. "Iya. Ini rumah yang benar kok. Aku udah cek GPS dan nomornya pas."Prilan menelan ludah. Ia memang tahu Ray anak orang kaya, tapi ia tak pernah menyangka sekaya ini. Ia pikir, paling banter rumah besar biasa di komplek elit. Tapi ini… ini terlalu megah."Ini kita tidak salah rumah, kan?" tanya Prilan sekali lagi, ragu. Matanya terus menatap gerbang besi hitam yang menjulang tinggi dengan ukiran mewah.Tata tersenyum

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   Bab 44

    Suasana sekolah siang itu cukup tenang, hingga suara panggilan dari pengeras suara menggema di seluruh sudut bangunan tua SMA Merdeka."Prilan Amelia, harap segera ke ruang kepala sekolah." ujar salah seorang guru berkacamata kuda. Wajahnya nampak serius tapi menyiratkan rasa iba.Langkah Prilan terasa berat saat menuju kantor. Perutnya mual karena cemas. Ini bukan kali pertama ia dipanggil karena hal yang sama—tunggakan SPP yang belum juga terbayar.Begitu sampai, ia melihat Pak Hendra, kepala sekolah, duduk dengan wajah masam di balik meja kayunya bercat coklat."Silakan duduk, Prilan," ucapnya datar.Gadis itu menunduk dan duduk dengan hati-hati. Jantungnya berdegup kencang, dia sudah tahu apa yang akan disampaikan oleh guru galak itu. Tapi Prilan berusaha bersikap santai dan tenang, meskipun aslinya sangat kacau."Ini sudah bulan keempat kamu belum bayar SPP. Buku paket juga belum lunas, uang kegiatan belum ada, bahkan seragam olahraga belum kamu belum dibayar."Prilan menunduk le

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status