Share

Mencuri Ciuman

Author: BalqizAzzahra
last update Last Updated: 2025-06-10 12:29:44

🔥🔥🔥

Disebuah ruangan mewah, seorang pria tengah meneguk segelas minuman beralkohol. Wajahnya terlihat penuh beban pikiran, juga penyesalan. Pria itu adalah Kevin, Kakak angkat dari Anjasmara. Anak tunggal Johan yang selalu dinomor duakan dalam hal apapun.

Kevin mau menjalin hubungan dengan Zaskia bukan karena cinta, tapi karena Johan menghendaki wanita itu menjadi pendamping hidupnya. Awalnya Kevin beranggapan dengan menuruti perintah Johan, dia akan lebih mudah mengambil hati pria tua itu kemudian menguras habis hartanya. Tapi Lily keburu datang menghancurkan rencananya.

Kevin susah meminta Lily untuk bersabar, toh Kevin menikahi Zaskia demi harta yang kelak akan mereka nikmati bersama. Tapi yang terjadi malah kebalikannya, dia terbakar api cemburu dan menggagalkan rencana pernikahan Kevin dengan Zaskia.

"Kamu masih memikirkan gadis buruk rupa itu sayang?" Lily duduk di sisi Kevin dan mengalungkan tangannya ke leher Kevin.

"Bukan gadis itu, tapi harta yang harusnya menjadi milikku tanpa dibagi dengan Anjasmara. Karena ulahmu, dua orang kesayangan itu menikah. Rencanaku untuk mendapatkan harta Johan seratus persen tanpa berbagi dengan siapapun gagal!"

"Wanita mana yang rela melihat kekasihnya menikah dengan wanita lain?"

"Aku menikahinya bukan karena cinta Lily, berapa kali aku mengatakannya padamu?"

"Bukan karena cinta? Lihat bayangan dirimu di cermin saat ini. Begitu kacau dan mengerikan. Kamu sedang patah hati Kevin, jangan coba tutupi kenyataan itu dariku!"

Kevin terdiam. Dia memang merasakan sedikit nyeri di dadanya saat mendengar Anjasmara menggantikan dirinya untuk menikah dengan Zaskia. Tapi Kevin tidak tau kalau itu adalah tanda-tanda cinta. Benarkah Kevin telah jatuh cinta pada Zaskia? Sejak kapan itu terjadi?

Kepala Kevin terasa pusing, perutnya mual hingga ingin muntah. Dia telah minum alkohol terlalu banyak, tubuhnya sudah tidak sanggup untuk menampung minuman haram itu.

"Biar aku bantu kamu ke kamar," Lily memapah tubuh Kevin yang sempoyongan.

"Tidak perlu. Anak dalam perutmu bisa terluka jika kita jatuh bersama." Ucap Kevin dingin.

*

Sementara itu di tempat lain, Zaskia masih melongo tak percaya. Anjasmara tengah mengutarakan cinta padanya. Pria yang selalu mengerjainya hingga menangis dan frustasi ternyata memiliki perasaan kepadanya. Sungguh mengejutkan!

Mata Anjas menerawang jauh ke tiga belas tahun lalu saat Zaskia tak sengaja melindas kucing peliharaan kesayangannya hingga mati. Parahnya, bukannya dikubur Zaskia malah kabur melarikan diri karena takut diamuk oleh pemilik kucing itu. Sejak saat itu Anjas membenci Zaskia, dia selalu berusaha membuat hidup Zaskia susah selama ada disekolah.

Mengejek, mencaci, memaki, hingga mencuri buku PR agar Zaskia dihukum oleh guru. Apapun akan dia lakukan agar Zaskia menangis, melihat air mata keluar membasahi pipi Zaskia sungguh membuat hati Anjasmara bahagia.

Sayang, terlalu sering menjahili Zaskia membuat perasaan Anjas berubah. Meski tidak tau kapan dan bagaimana mulanya, Anjas telah jatuh hati pada gadis cupu yang telah bermetamorfosis jadi cantik karena hinaan dirinya.

"Maaf Anjas, aku tidak bisa menerima cintamu. Aku sudah terlanjur benci padamu,"

"Tidak apa, yang penting aku sudah bisa menikahi mu. Soal perasaanmu padaku, aku yakin seiring berjalannya waktu akan berubah,"

"Jangan terlalu yakin Anjasmara,"

"Tentu saja harus yakin, karena aku adalah tipe pria yang penuh dengan percaya diri." Anjas menyunggingkan senyum kecil.

Zaskia bangkit dari kursi, mendengar kalimat yang keluar dari mulut Anjas membuatnya stres. Dia pergi ke kamar, menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Malam ini dia tidak mengizinkan Anjas masuk dan tidur satu ranjang dengannya, dia benar benar takut Anjas akan melakukan hal mesum padanya.

"Kemarin dia bilang, dia menikahi ku karena terpaksa. Tapi hari ini malah mengutarakan cinta padaku. Pria itu sulit sekali ditebak." gumam Zaskia.

*

Zaskia ketiduran, dia membuka mata dan mengumpulkan kesadaran. Dia melirik kearah samping dan menemukan jam weker telah menunjukan pukul 01.00 dini hari.

Zaskia keluar kamar, dia mencari keberadaan Anjasmara. Semua kamar yang ada di rumah itu dikontrol olehnya tapi Anjas tidak ada di dalamnya.

"Kemana pria itu pergi?" Zaskia khawatir.

Zaskia kembali ke ruang makan, tempat terakhir dia dan suaminya bertemu. Benar saja, Anjas masih ada di sana, dia tidur sambil duduk dan melipat kedua tangannya di dada.

Zaskia memperhatikan wajah tenang Anjas, entah mengapa timbul rasa kasihan. Tidur di luar tanpa selimut pasti dingin. Apa lagi dia tidak memakai pakaian panjang. Zaskia pergi ke kamar mengambil selimut bulu, kemudian kembali ke ruang makan dan menyelimuti tubuh Anjasmara.

Deg,,,

Anjas membuka mata, pandangan Zaskia dan Anjas bertemu. Keduanya mematung beberapa saat tanpa berkedip, lalu Anjas tiba-tiba menarik tengkuk Zaskia dan mencium bibirnya.

"Lancang! Beraninya kamu mencuri ciuman pertamaku!" Zaskia mengelap bibirnya dan membersihkan air liur Anjas yang tertinggal disana.

"Ciuman pertama? Apa Kevin tidak pernah menciummu selama ini? Kalau begitu aku sangat beruntung." Anjas tertawa.

Selama berpacaran, Kevin memang tidak pernah menciumnya. Paling hanya memeluk, dan menggandeng tangan itu pun cuma sebentar. Awalnya Zaskia mengira Kevin pria alim, tapi ternyata Kevin bukan alim melainkan ada hati wanita lain yang sedang dia jaga.

Dada Zaskia mendadak sakit karena teringat hal itu. Dia merasa telah menjadi gadis bodoh. Zaskia menangis, Anjas jadi merasa bersalah.

"Maafkan aku, lain kali aku akan bertanya dulu padamu." Ucap Anjas penuh penyesalan.

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   Bab 53

    Suasana kelas siang itu terasa berbeda bagi Ray. Sejak beberapa minggu terakhir, Prilan berubah drastis. Gadis itu, yang biasanya cerewet dan selalu mencari perhatian Ray, kini seolah menarik diri. Tak ada lagi pesan singkat penuh emotikon lucu. Tak ada lagi komentar-komentar manja di setiap unggahan Ray di media sosial.Bahkan, di kelas pun Prilan bersikap dingin. Jika dulu dia selalu duduk di bangku dekat Ray hanya untuk bisa melihat wajahnya lebih jelas, kini gadis itu memilih duduk di deretan paling belakang, menunduk, fokus pada buku-bukunya, seolah Ray tak pernah ada.Awalnya, Ray mengira ini hanya fase sesaat. Tapi semakin lama, semakin terasa bahwa Prilan benar-benar menjauhinya. Ada sesuatu yang hilang dari hari-harinya.“Bro, lo kenapa dari tadi murung?” tanya salah satu teman Ray, menepuk bahunya.Ray hanya menghela napas, matanya tak lepas dari punggung Prilan yang sedang membereskan buku di mejanya. “Gue nggak ngerti, kenapa dia tiba-tiba gini,” gumamnya lirih.Temannya m

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   Bab 52

    Sudah seminggu Ray tidak pernah lagi mengganggu Prilan. Tidak ada godaan saat melewati lorong kelas, tidak ada panggilan iseng di kantin, bahkan senyum menyebalkannya pun tak terlihat lagi.Sebaliknya, Ray kini lebih sering terlihat di lapangan basket, dikelilingi para siswi yang tertawa-tawa melihat aksinya menggiring bola. Wajahnya yang tampan dan postur tingginya seperti magnet bagi para gadis. Tapi tidak bagi Prilan.Setidaknya, itu yang ingin dia yakini.Dari balik jendela kelas, Prilan memperhatikan Ray yang sedang tertawa bersama teman-teman basketnya. Keringat membasahi pelipisnya, tapi senyum itu—senyum yang dulu sering ditujukan padanya—kini tampak bebas, liar, dan milik semua orang kecuali dirinya.Entah kenapa, dadanya terasa sesak.“Huh, sok ganteng,” gumam Prilan pelan, sambil memalingkan wajah dari jendela.Namun, suara langkah kaki yang cepat membuatnya menoleh kembali. Seorang gadis berambut ikal sebahu, mengenakan rok abu dan jaket sekolah, berlari kecil ke arah Ray.

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   Bab 51

    Langit sore menggelap perlahan, menyisakan bias jingga yang muram di jendela kamar Ray. Ia duduk termenung di tepian ranjang, menatap lantai tanpa benar-benar melihat apa pun. Napasnya berat. Di tangannya, ponsel menyala redup dengan pesan terakhir dari Prilan yang hanya dibacanya tanpa balasan.Harusnya Ray tak tersinggung saat gadis itu menolaknya. Sejak awal, cara Ray mendekati gadis itu memang sudah salah.Anjas memperhatikannya dari ambang pintu. Ia tak butuh waktu lama untuk tahu ada yang tidak beres. Langkahnya ringan, tapi terdengar jelas di lantai kayu yang bergemeretak pelan. Ia menghampiri putranya dan duduk di sebelahnya tanpa banyak bicara."Ray," panggilnya lembut.Ray tak menoleh. Dia hanya menunduk lebih dalam, bahunya terangkat seolah sedang menahan sesuatu. Anjas menghela napas, lalu bertanya pelan, "Ada apa, Nak?"Butuh beberapa detik sebelum Ray menjawab, suaranya serak dan pelan, nyaris seperti bisikan. "Aku ditolak... sama Prilan."Anjas mendengus kecil. Lalu, ta

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   Bab 50

    Ray membuka pintu rumah dengan langkah gontai, masih mengenakan seragam SMA-nya yang sedikit kusut karena seharian duduk di kelas dan... patah hati. Matanya kosong menatap ke depan, wajahnya lesu seperti baru saja kalah dalam pertandingan penting. Padahal biasanya, pulang sekolah dia selalu bersemangat, langsung menceritakan kegiatannya pada sang ibu.Zaskia yang sedang duduk di ruang tamu langsung bangkit begitu melihat putranya masuk."Ray, kamu pulang, Nak. Ganti baju dulu, ya. Mamih udah siapin makan siang kesukaanmu, ayam goreng kremes dan sambal terasi," ucapnya dengan senyum lembut, berusaha menyambut Ray dengan hangat seperti biasa.Ray hanya mengangguk pelan tanpa suara. Ia melewati ibunya begitu saja, menuju kamarnya. Zaskia mengerutkan dahi. Ada yang tidak beres.Beberapa menit kemudian, Ray kembali ke ruang makan dengan kaus oblong dan celana pendek. Mereka duduk berhadapan, menyantap makan siang dalam keheningan. Zaskia sesekali melirik anaknya, mencari celah untuk memula

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   bab 49

    Sinar matahari siang menyorot cerah ke lapangan sekolah. Jam istirahat baru saja dimulai, dan para siswa berhamburan keluar dari kelas, mencari hiburan dan angin segar. Beberapa berkumpul di kantin, sebagian lagi duduk di bawah pohon rindang. Tapi perhatian sebagian besar siswa hari itu tertuju ke lapangan basket.Ray berdiri di tengah lapangan dengan bola basket di tangan. Seragam olahraganya basah oleh keringat, tapi senyumnya justru semakin lebar. Di depannya, Dedi berdiri dengan tangan di pinggang, napasnya sedikit memburu. Mereka baru saja menyelesaikan ronde pertama permainan satu lawan satu.“Lanjut, atau mau menyerah?” Ray memutar bola di ujung jarinya, matanya menantang.Dedi mendengus. “Jangan mimpi. Aku belum selesai.”Kerumunan siswi di pinggir lapangan bersorak saat Ray melesakkan bola ke dalam ring dengan gerakan lay-up yang mulus. Gerakannya lincah, cepat, dan penuh percaya diri. Setiap lemparan selalu tepat sasaran, membuat banyak gadis berdecak kagum.“Gila, Ray jago

  • Bukan Sekedar Suami Pengganti   bab 48

    Anjas berdiri diam di balkon rumahnya, memandangi langit senja yang merona jingga. Angin sore berembus pelan, menerpa wajahnya yang terlihat letih. Di tangannya tergenggam cangkir kosong, sisa kopi yang tadi dia teguk perlahan.Pikirannya tidak berada di sana. Ia melayang jauh ke masa lalu, ke sebuah masa yang sudah dia kubur dalam-dalam tapi tiba-tiba mencuat kembali. Ingatannya tentang seorang gadis di bangku SMA—mantan kekasihnya—menyeruak tanpa diundang.Gadis itu begitu menyayanginya. Tapi Anjas, dalam kebodohannya yang remaja, hanya memanfaatkannya. Ia pura-pura mencintai hanya demi membuat Zaskia, gadis yang benar-benar ia sukai saat itu, merasa cemburu. Cinta yang dipaksakan, tak pernah tumbuh meski dia mencoba. Sampai akhirnya Anjas memutuskan hubungan itu secara sepihak—dingin, tanpa penjelasan, tanpa permintaan maaf."Aku tidak bisa terus berpura-pura," ucapnya saat itu, tanpa tahu betapa hancurnya hati gadis itu.Karma memang tidak pernah lupa alamat, pikir Anjas getir. Ki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status