Share

Selamat Ulang Tahun

Hari sudah mulai panas. Waktu telah berganti, dan jam telah menunjukkan 10:33. Natasha dan Allen sedang beristirahat. Mereka sudah benar-benar lelah karena sudah setengah jam berdiri dan menyiapkan Kue Ulang Tahun untuk Kiran nanti.

Natasha dan Allen saat ini sedang menunggu kedatangan Kiran. Yah, Natasha dan Allen sudah menghubungi Kiran untuk datang kerumah Natasha. Mereka tidak memeberitau alasan kenapa mereka menyuruh atau bahkan memaksa Kiran untuk datang sekarang juga.

Kiran awalnya sangat bingung dengan kedua sahabatnya yang memaksanya. Tetapi, Kiran menyetujui ucapan mereka untuk datang kerumah Natasha, walau sedikit bingung.

Sedangkan Allen dan Natasha sudah mempersiapkan semua yang akan diperlukan nanti. Saat ini Natasha dan Allen tinggal menunggu kedatang Kiran yang entah kapan datangnya.

Natasha dan Allen menunggu Kiran dengan cara menonton televisi sembari duduk dan memakan beberpa cemilan ringan, agar tidak cepat bosan untuk menunggu kehadiran Kiran.

Rumah Kiran bisa dibilang sedikit jauh dari rumah Natasha dan Allen. Jadi, perlu waktu beberapa menit untuk Kiran sampai ke rumah Natasha.

"Huft! Kiran sangat lama! Aku hampir bosan dari tadi begini saja." keluh Natasha sembari menonton televisi.

"Sabat sedikit Nat. Mana tau ditengah jalan sana macetkan? Namanya juga Kota Nat. Pasti macetkan? Jadi, sabar dikit yah? Pasti disana Kiran juga sedang berusaha cepat berkendara untuk sampai di rumah ini Nat." ucap Allen memberi nasihat.

"Iyah juga sih. Tapi'kan kau tidak punya waktu lama Len?" ucap Natasha.

"Hmm? Nggak papa kok. Palingan aku nanti kena marah dan kena hukum oleh Ibu dan yang lainnya." ucap Allen berusaha bersabar dan tenang.

"Ha? Kau tidak merasa sakit gitu?" tanya Natasha.

"Sebenarnya sakit Nat. Bahkan melebihi dari perihnya tertusuk pisau dijantungku ini Nat. Tapi apa boleh buat? Apa dayaku yang tidak bisa melawan kedua orangtuaku dan saudaraku sendiri, Nat? Apa dayaku? Aku tidak bisa berbuat apa-apa, selain mengikuti alur jalan cerita mereka tentang jalan hidupku, Nat." ucap Allen membatin dengan air yang mulai menetes dalam bayangan.

"Len? Len? Kau tidak kenapa-kenapa'kan? Apa aku menyinggu perkataanmu? Atau aku ada berbuat salah denganmu Len?" ucap Natasha bertubi-tubi.

"Hmm....!" geleng Allen dengan senyuman manisnya.

"Lalu?"

"Aku hanya ingin bilang padamu, kalau aku sudah terbiasa dengan itu semua Nat. Hukuman dan amarah dari kedua orangtuaku dan juga kemarahan dari saudaraku, Alana. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk aku tidak mengatakan itu sudah biasa, bukan?" jelas Allen dengan nyeri dihatinya.

Allen berusaha mati-matian untuk menahan air matanya yang ingin sekali menetes membasahi kedua pipinya dan mengatakan kepada Natasha, betapa sakitnya penderitaan yang ia alami selama ia hidup di dunia ini.

"Len? Kau yakin? Atau kau sedang berbohong? Maksudku, lebih tepatnya kau berusaha berbohong kepadaku untuk membohongi dirimu sendiri? Benar atau tidak Len?" tanya Natasha karena ia ingin Allen tidak menutupi penderitaan atau bahkan rahasianya kepada kedua sahabatnya walau hanya sedikit saja.

"Nat? Apaan sih? Aku nggak kek gitu kok. Tenanglah!" ucap Allen berusaha tersenyum didepan Natasha.

"Ka--"

Natasha berhenti berbicara saat mendengar suara klakson mobil dari luar rumahnya. Lebih tepatnya didepan pagar rumahnya.

Natasha dan Allen saling bertatapan. Natasha dan Allen segera melompat dari duduknya dan membersihkan ruang tamu dan menyiapkan apa yang akan diperlukan nantinya.

"What?! Allen! Gimana donk? Itu sih Kiran udah didepan rumah. Aduh!" keluh Natasha panik.

"Nat? Udah jangan panik! Kita langsung siapkan semuanya saja agar cepat selesainya. Kita berpencar nyari tugas biar cepat, oke?" ucap Allen tegas.

"Ayo! Gaskan! Aku berurusan dengan dapur. Sedangkan kau diruang tamu ini yah? Nanti siapa yang luan siap harus bantu dan aku akan membuka gerbang dan kau didalam mempersiapkan apa yang belum siap. Oke'kan?" ucap Natasha.

"Ayo mulai sekarang! Aku setuju banget!" ucap Allen.

Lalu, Natasha dan Allen pun mulai mengerjakan apa yang harus mereka lakukan sekarang.

..............

"Aduh...! Kemana sih mereka berdua? Tadi maksa biar cepat datang. Nah sekarang giliran aku udah sampai, malah mereka yang nggak bukain gerbangnya. Entah kemana mereka berdua ini." omel Kiran didalam mobilnya sembari membunyikan suara klakson mobilnya berulang kali.

"Woii! Anak setan! Natasha....! Allen....! Bukain donk! Aku udah sampai nih...!" jerit Kiran sekuat tenaga agar Natasha dan Allen mendengarnya berteriak.

"Mana sih mereka?"

............

"Yaudah. Aku keluar yah? Siapkan semuanya dengan bagus! Harus sesuai seperti rencana kita yah Len?" ucap Natasha.

"Hmm! Pasti kok!" angguk Allen berantusias.

Setelah mengatakan itu, Natasha pun keluar rumah untuk membuka'kan gerbang rumahnya dan mempersilahkan Kiran untuk masuk dan memarkirkan mobil miliknya itu diparkiran rumah Natasha yang sudah dibuat.

"Iyah... sabar dikit nape sih Kir?! Nggak sabaran amat!" pekik Natasha sembari berjalan menuju gerbang.

"Makanya bukain donk! Lama tau nggak?!" kesal Kiran.

"Iyah...! Bising amat!" ucap Natasha sembari membukakan gerbang rumahnya.

Setelah membukakan gerbangnya. Kiran pun memasukan dan memarkirkan mobil miliknya. Setelah memarkirkannya, Kiran pun keluar dari mobil dengan membawa dua pelastik besar yang berisi cemilan mahal semua.

"Ini cemilan untuk kita ngumpul Kir?" tanya Natasha sembari membuka kedua pelastik besar itu.

"Hooh! Yah lu kira buat gua jual ditempat tukang kanglongmerat ha?" ucap Kiran ngegas.

"Yah nggak usah ngengas juga kali! Santai aja udah!" ucap Natasha.

"Hmm! Btw sih Allen kemana?" tanya Kiran bingung.

"Udah nggak usah banyak tanya! Itu sih Allen nunggu lu didalam. Udah cepat masuk sono!" ucap Natasha.

"Iyah!" ucap Kiran sembari berjalan masuk kedalam.

Lalu Kiran pun masuk kedalam rumah Natasha. Saat Kiran masuk, Kiran sedikit gugup. Entah kenapa, tapi itulah yang dirasakan Kiran.

"Kenapa berhenti?" tanya Natasha saat melihat Kiran berhenti.

"Ini Nat. Entah kenapa aku jadi gugup gini. Kayak aku baru pertama kali ke rumahmu." ucap Kiran.

"Alah! Alasan! Udah sama cepatan masuk!" paksa Natasha.

"Iyah ish! Maksa amat! Kayak ada sesuatu aja untuk k--"

"DORRR! SELAMAT ULANG TAHUN KIRAN TERSAYANGKU." 

"Aawww!" teriak Kiran sekuat tenaga.

"HBD Kiran." ucap Allen sembari berjalan menuju kearah Allen dengan membawa kue ulang tahun yang mereka buat sendiri.

Kiran pun menangis terharu akan perlakuan kedua sahabatnya yang tidak ia duga-duga. Kiran langsung saja memeluk Natasha dan Allen tanpa aba-aba.

"Ish! Kalau meluk itu bilang-bilang nape Kir? Itu kuenya udah mau jatuh tadi dari tangan sih Allen." ucap Natasha.

"Hiks... makasih yah Guys? Kalian berdua memang The Beast deh. Aku sangat bahagia untuk ini semua. Aku bersyukur karena aku bisa bertemu dan bersahabat dengan orang baik seperti kalian berdua ini." ucap Kiran sembari menangis terharu.

"Kami juga sama keles. Iyahkan Len?" ucap Natasha dengan senyumannya.

"Hmm! Natasha benar Kiran." timpal Allen.

"Iyah... Thanks yah Len, Nat?" 

"Iyah Kir. Sama-sama." ucap Allen dan Natasha serentak.

NOTE : 'Bagaimana pun, sahabatmu adalah bagian yang terbesar dari dalam hidupmu setelah keluargamu.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status