Share

Menunggu

"Natasha... Natasha..." panggil Allen sembari menenteng tasnya.

"Dimana yah Natasha? Kok nggak nongol sih? Apa pergi kali yah?" pikir Allen sembari celinga-celingu melihat kesana-kesini untuk mencari keberadaan Natasha.

Setelah beberapa menit meneliti, Allen pun baru tersadar bahwa Natasha tidak ada di rumah.

Allen menunggu Natasha diluar rumah sembari duduk dan bermain handphone miliknya.

Allen membuka sebuah Room Chat. Allen melihat, bahwa Natasha sudah mengechat dirinya terlebih dahulu. Hanya saja, Allen terlalu sibuk mengerjakan tugasnya di rumah tadi.

Disitu tertulis bahwa Natasha mengirim sebuah pesan dengan ucapan, 'Len, nanti jam 08:00 pagi aku keluar rumah. Jadi, kau nggak perlu datang jam segitu yah? Karena aku harus bekerja separuh waktu. Nanti, jam 10:00 aku pasti datang. Maaf yah?'.

Kira-kira begitulah pesan dari Natasha untuk Allen. Allen yang baru saja melihatnya merasa kecewa sedikit. Allen menghirup dan menghembuskan nafasnya dengan sedikit kasar.

"Jadinya kapan kalau tidak sekarang dibuat? Jam 11:00 nanti aku harus sudah pulang. Jika kau datang jam 10:00 pagi, maka kita harus siap jam berapa? Belum lagi merayakannya. Huft! Yasudahlah, pasti bisa kok. Tersenyumlan Allen Zaleska!" ucap Allen berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Lalu, Allen menekan pesan singkat untuk membalas chatting dari Natasha untuknya tadi.

'Baiklah. Aku akan menunggumu diluar rumah nanti, yah?' pesan Allen.

Setelah Allen mengirim pesan singkat tapi bermanfaat itu. Tiba-tiba saja handphone milik Allen berbunyi. Dan ternyata, Natasha lah yang memberikan chat dengan Allen. 

'Ha? Emang mau nungguin aku? Kalau iyah, maaffin aku yah, Len? Ini aku lagi usahain buat cepat sampainya di rumah. Maaf jika buat repot yah, Len?'  pesan Natasha.

Allen sedikit tersenyum melihat pesan dari Natasha. Kenapa? Karena, Allen merasa sangat bersyukur sekali mendapatkan seorang sahabat yang selalu setia bersamanya tanpa ragu sedikit pun. Allen juga bersyukur mempunyai seorang Bibi yang sangat percaya dan sangat hangat kepada dirinya. Walau kedua orangtua dan saudara kandungnya sendiri jijik dengan dirinya. Paling nggak, kedua sahabat dan Bibi'nya tidak membenci atau menjadi jijik akan dirinya saat ini.

"Aku bahagia dan aku sangat bersyukur karena bisa mengenal diri kalian bertiga. Aku berdoa agar kita bisa sampai selamanya akrab seperti ini, Natasha, Kiran, dan juga Bibi." batin Allen bahagia dengan mata yang berkaca-kaca.

...............

"Alana."

"Hmm? Apaan Cil?" tanya Alana.

Cila adalah salah satu kawan Geng Alana. Alana mempunyai sebuah Geng yang bernama ML, yang kepanjangannya adalah My Life. Anggota itu terdiri dari 5 orang. Yaitu, Alana (Ketua), Cila (Wakil Ketua), Airis (Anggota), Amel (Anggota), dan Lena (Anggota).

Itulah Geng Alana yang ia bentuk sejak ia masih SMP dan berlaku juga sampai ia SMA ini.

"Itu... sih Allen mau kemana? Tadi, pas kita mau jalan. Aku lihat sih Allen pergi keluar rumah. Emang dia mau kemana, Lan?" tanya Cila.

"Hmm? Allen bangsat itu yah?" gumamnya.

"Hooh!"

"Dia? Dia mau pergi berpesta sama Natasha sama Kiran juga. Biasalah, persahabatan sampah yang nggak guna! Namanya juga team Bangsat!" ucap Alana sedikit kesal.

"Ha? Bangsat? Apa kau sedang kesal dengannya, Lan?" tebak Lena.

"Diam kau! Sok tau aja! Dasar!" sentak Alana.

"Apaan sih Lan? Kan sih Lena hanya nanyak doank. Kok marah?" ucap Airis.

"Udah ahk! Diam! Atau ke pantainya dibatallin aja!" ancam Alana.

"Udahlah. Kita diam aja! Nanti takutnya kita nggak jadi ke pantai gratisnya. Gimana sih?" ucap Amel.

"Tau nih njir!" dukung Cila.

"Udah! Kalian fokus jalan aja ke pantai. Nggak usah urusin sih bangsat Allen itu! Ntar jadi nggak jadi perginya. Mau nggak jadi?" ucap Alana.

"Nggak kok Lan. Yaudah, kami diam kami kawai. Yahkan guys?" ucap Cila.

"Apaan sih? Udah! Fokus jalan sono. Ribut aja!" ucap Alana.

"Iyah... siap Buk Bos!" seru Amel.

Yah, mereka pergi ke pantai bersama dengan memakai mobil milik Amel, dan Amel sendiri jugalah yang menyetirnya untuk sampai ke pantai, tempat tujuan mereka dari kemarin.

...............

"Masih lamakah dia datangnya? Katanya nanti, dijam 10:00 pagi datangnya. Ini malah sudah mau jam 10:00 pagi pas. Dimana dia yah? Aku takut jika dia kelamaan dan aku dimarahin juga dihukum berat oleh Ibu nantinya. Ayo donk Nat, cepattan dikit datangnya. Plisss Nat." gumam Allen sembari melihat kearah jalan, dan berharap bahwa Natasha sudah sampai dari kerja paruh waktunya itu.

Saat Allen ingin menoleh kehandphone miliknya. Tiba-tiba saja, ia melihat Natasha yang baru saja turun dari angkot umum. Tampak dari kejauhan, bahwa Natasha seperti menenteng dua plastik besar.

Allen sedikit bingung dengan isinya. Allen akan bertanya saat Natasha sudah sampai ke rumah.

"Maaf yah Len, udah buat kamu nunggu lama. Sorry banget!" ucap Natasha sembari memeluk tubuh Allen.

"Hmm... nggak papa kok Nat." ucap Allen mengerti.

Lalu, Natasha pun melepaskan pelukannya dan membuka'kan kunci rumahnya, agar mereka bisa langsung masuk kedalamnya.

Saat sudah didalam rumah. Allen bertanya perihal dua plastik besar yang ditenteng oleh Natasha dengan bersusah payah.

"Nat?" panggilnya.

"Hmm? Ada apa Len?" tanya Natasha sembari menatap Allen.

"Itu?" ucap Allen sembari menunjuk dengan ekor matanya.

Mengerti akan yang dimaksud dari ekor mata Allen. Natasha pun memberitaunya kepada Allen.

"Ohh... ini? Ini tuh barang belanjaanku tadi. Kan, aku bekerja separuh waktu di Minimarket. Jadinya aku sekalian deh belanja aja." jelasnya.

"Belanja? Apaan?" tanya Allen bingung.

"Belanja bahan untuk membuat kue ulang tahun Kiran donk. Masa untuk berfoya-foya ngabisin uang?" ucap Natasha dengan tawa kecilnya.

"Ohh... yasudah, ayo kita buatkan?" ajak Allen bersemangat.

"Iyah. Sabaran dikit donk Len." ucap Natasha.

Lalu, Natasha pun masuk kedalam kamarnya yang diikuti oleh Allen dari belakang. Natasha meletakan barangnya, seperti tas dan lainnya kedalam tempat semula.

Setelah itu, Natasha pun mengeluarkan seluruh bahan untuk membuat kue. Setelah membukanya, Allen dan Natasha pun mulai membuatkan kue ulang tahun yang terbaik dan terbagus juga terenak untuk Kiran, sahabat mereka.

"Mudah-mudahan saja enak yah, buat'tan kita?" ucap Allen sembari tersenyum manis kearah Natasha.

"Iyah. Doain aja, yekan?" ucap Natasha.

"Hmmm!" angguk Allen antusias.

Lalu Allen dan Natasha pun melanjutkan aktifitas mereka untuk membuat sebuah kue ulang tahun untuk Kiran nanti.

Selang beberapa menit, akhirnya kue yang dibuat oleh Natasha dan Atkan pun siap. Mereka tingggal memasukkannya kedalam oven dan menunggunya masak.

"Siap deh! Tinggal masukkin ke oven'kan Nat?" ucap Allen.

"Iyah Len. Capek juga yah buatnya?" ucap Natasha.

"Iyah... memang capek sih... cumankan seru juga, yahkan?" ucap Allen.

"Hehe... iyah juga." ucapnya.

NOTE : 'Seorang Sahabat tidak akan pernah mengatakan sabar kepadamu jika kau dalam kesusahan.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status