Share

Buruk Rupa
Buruk Rupa
Penulis: Sinar gaje

Senyumlah

Pagi hari telah menyinari seluruh sudut Kota Jakarta. Allen Zaleska adalah seorang Gadis buruk rupa yang sedang menjemur seember pakaian yang sudah dicuci bersih.

"Huft! Akhirnya siap juga. Oh yah? Hari ini aku ada janji sama Natasha buat bikin kue. Hihihi, telat dikit nggak papa kali yah?" gumamnya sendiri.

Setelah mengatakan itu, Allen pergi masuk kedalam rumah untuk membersihkan dirinya sendiri.

"Allen?" panggil seorang wanita paruh baya.

"Ibu? Ada apa, Bu?" tanyanya.

"Itu, kenapa sarapan pagi belum siap?" tanyanya jutek.

"Maaf Bu, hari ini Allen mau pergi ke rumah Natasha buat kue. Allen sudah janji jam 08:00, Bu." cicitnya takut.

"Ha? Kalau mau pergi itu musti lihat dulu! Gimana seh?!" ucap Alana sinis.

"Alana? Kamu udah bangun sayang?" ucapnya perhatian.

"Udah Mah. Itu, sih Allen kalau kerjaannya belum siap, nggak usah dikasih keluar Mah. Ntar jadi ngerunjak!" ucap Alana sinis.

"Nggak kok Alana. Aku nggak akan ngerunjak." ucap Allen.

"Yakin?" tanya Alana sinis.

"Yakin Alana!" ucap Allen tegas.

"Mah?"

"Yasudah. Kali ini aku akan memberikan kamu keluar. Tapi, ingat? Jam 11:00 harus sudah ada di rumah. Jangan lupa juga bersihin seluruh rumah dan masak makanan untuk nanti siang. Saya tidak mau semuanya ada yang tidak siap sampai jam 12:30! Jika belum siap maka akan saya hukum kamu." jelasnya tegas.

"I--iyah Mah." patuh Allen.

"Yasudahlah Mah. Alana mau pamit pergi dulu yah?" ucapnya.

"Kemana sayang?" tanyanya.

"Ke Pantai sama kawan-kawan Alana." ucapnya.

"Emangnya uang kamu masih ada yang kemarin Mama kasih 10jt itu?" tanyanya.

"Hmm? Udah habis sih Mah." ucapnya.

"Yasudah. Ini Mama kasih 5jt lagi buat kamu. Tapi ingat? Hati-hati dijalan yah? Jangan ngebut-ngebut. Pulang sesuka hati kamu, tapi harus selamat tanpa tergores sedikit'pun, yah? Karena Mama nggak mau anak kesayangan Mama terluka sedikit saja." jelasnya panjang.

"Mama dan Alana sangat dekat, yah? Aku bahagia sekali melihat Alana bahagia bersama Mama dan Papa. Tapi, aku bingung. Kenapa mereka berdua tidak ingin kupanggil sebagai Mama dan Papa? Kenapa Mama dan Papa sangat benci dengan diriku? Kenapa Alana bisa? Aku juga ingin memanggil mereka dengan sebutan itu. Aku benci memanggil mereka dengan sebutan Ibu dan Ayah. Aku ingin merasakan, bagaimana rasanya kasih sayang orangtua dari kecil hingga besar." batin Allen bersedih.

"Kenapa bengong? Mau ngapain lagi disini?! Udah sana lu! Ngenganggu aja!" usir Alana dengan jijiknya.

"Iyah Lana." ucap Allen.

"Allen, nanti jika kamu pulang dari rumah kawan kamu sih Natasha itu, tolonglah yah belikan Snack untuk Alana nanti. Uangnya pake uang kamu dulu, nanti saya gantiin." ucapnya.

"I--iyah Mah." ucap Allen.

"Yaudah Mah, Alana pergi dulu yah? Btw makasih dengan uang 5jt'nya yah, Mah?" ucap Alana tersenyum bahagia.

"Iyah sayang sama-sama. Apasih yang nggak buat anak kesayangan Mama ini?" ucapnya memanjakan.

"Yasudah. Bye, Mah."

"By sayang." ucapnya sembari tersenyum.

.....................

"Uangku cukup nggak yah beliin Snack untuk Alana nanti? Aku takut kurang. Karena uangku hanya tinggal sisa 4jt lagi. Semalam 1jt udah dipake buat beliin peralatan Lukis. Huft!" gumam Allen berfikir.

"Non Allen?" panggil seorang wanita paruh baya yang lumayan pendek.

"Eh, Bibi? Kenapa Bi?" tanya Allen.

"Bibi sudah siap bekerjanya. Non Allen kenapa kayak bingung gitu? Ada masalah Non?" tanyanya sembari duduk disamping Allen.

"Nggak kok Bi. Aku nggak punya masalah yang serius. Allen hanya bingung aja, ini." ucap Allen sembari memberi Bibi melihat uang yang ia pegang dengan wajah yang cemberut.

"Kenapa dengan uangnya?" tanyanya.

"Uang Allen kurang untuk beliin Snack Alana. Ini sisanya tinggal 4jt lagi. Setiap tanggal awal, setiap sekali sebulan Ibu memberikan aku dan Alana uang. Tapi, beda 5jt perbulan. Alana dapat 10jt dan aku hanya dapat 5jt. Aku bersyukur mendapatkan segitu. Tapi, Ibu menyuruhku untuk membelikan Snack Alana nanti sepulang dari rumah Natasha. Tapi masalahnya adalah, uang Allen hanya segini. Allen hari ini mau beli hadiah ulang tahun Kiran, dan Allen hari ini juga mau bayar uang sekolah sama Ibu Feroda. Jadi, Allen bingung. Apa bisa beliin Snack untuk Alana dengan uang 2jt lagi?" jelas Allen membagi pusingnya kepada Bibi atau pembantu di Rumah ini.

"Emang biasanya Non Alana butuh uang berapa untuk beli Snack di Kamarnya?" tanya Bibi.

"Kalau nggak salah sih, 5jt. Cuman'kan ini pasti nggak cukup. Memang nanti Ibu ganti seluruh biayanya, bahkan pasti lebih. Cuman Allen bingung aja. Tapi Allen yakin pasti bisa kok." ucap Allen memaksakan untuk tersenyum walau bimbang.

"Yakin pasti bisa Non?"

"Yakin, atau mungkin?" ucap Allen tidak yakin sepenuhnya.

"Mau pinjam 3jt uang Bibi?" tawarnya.

"Ha? Yakin Bi? Emangnya Bibi nggak kesusahan nanti?" tanya Allen.

"Non, anak Bibi nggak ada Non. Lagian, uang gaji Bibi sudah banyak di Bank. Jadi, uang 3jt ini untuk uang pegangan Bibi. Jika Non butuh, Non bisa pake sebentar kok Non." ucap Bini tersenyum sembari memberikan uangnya kepada Allen.

"Ha? Apaan sih, Bi? Nggak perlu ihh! Allen nggak mau bikin Bibi susah. Nggak ahk! Allen nggak mau nerimanya. Bibi simpan aja uangnya di Bank lagi untuk kebutuhan Bibi selanjutnya'kan?" ucap dan usul Allen.

"Bibi hanya ingin membantu Non Allen kok. Masa nggak boleh sih?" ucapnya.

"Tapi'kan Bi..."

"Non?"

"Huft! Iyah Bi. Allen pasti nerima kebaikan Bibi. Kalau begitu terimakasih yah, Bi?" ucap Allen tersenyum bahagia sembari memeluk erat tubuh Bibi.

"Sama-sama Non Allen."

"Bi?" panggil Allen dengan air mata yang berlinang.

"Iyah Non?" 

"Bi? Allen mau nanyak. Kenapa Ibu sama Ayah sampai sekarang membenci Allen? Kenapa mereka nggak mau akui bahwa Allen anak kandung mereka juga, Bi? Allen juga kepingin ngerasain bagaimana rasanya kasih sayang orangtua kandung, Bi." ucap Allen sembari menangis didalam pelukan Bibi.

"Non? Non yang sabar yah? Mungkin suatu hari nanti Non bisa ngerasain hal semacam itu Non?" ucap Bibi berusaha menghiburnya.

"Bi? Apa aku bukan anak kandung dari Ayah dan Ibu yah, Bi?" tebak Allen sembari menangis tersedu-sedu.

Mendengar itu, Bibi merasakan rasa sakit yang luar biasa didalam tubuhnya. Ada yang ingin Bibi katakan kepada Allen. Tetapi itu tidak bisa ia katakan sekarang ini.

"Bukannya Non masih punya Bibi'kan? Bibi bisa kok ngasih kasih sayang orangtua untuk Non Allen. Yakin saja Non." ucapnya sembari mengelus punggung Allen yang bergetar.

"Bi? Allen takut kehilangan Bibi dikehidupan Allen. Cuman Bibi yang bisa membuat Allen merasakan kasih sayang orangtua. Bi? Allen sayang banget sama Bibi. Allen juga bahagia bisa bertemu dan bisa sempat kenal dengan Bibi. Allen bersyukur pada tuhan karena Bibi bisa hadir didalam kehidupan Allen yang nggak seberapa ini Bi. Makasih banyak yah, Bi? Allen sayang dan cinta banget sama Bibi." ucap Allen sembari memeluk lebih erat lagi.

"Sama Non. Bibi juga sama kayak Non Allen. Makasih yah Non? Bibi sayang Non Allen." ucap Bibi sembari menutup mata dan merasakan betapa hangatnya pelukan Allen.

NOTE : 'Tersenyumlah walau hidupmu tidak sebahagia apapun. Yakinlah bahwa pasti ada seseorang yang sangat menyayangi dirimu lebih dari apa yang kamu inginkan​

Komen (1)
goodnovel comment avatar
@slzzca
woww, ceritanya sangat baguss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status