Share

Gantung Diri

Aku ingin pergi, tapi Pak Hengki menggenggam dua tangan dan menahanku di dinding. Sialan. Tapi tepat waktu pula aku muntah di bajunya. Keluar semua isi perutku.

“Nggap apa-apa, ini sensasi namanya.” Dia ingin membersihkan bibirku, tapi aku menolak. Aku ingin menjerit tapi nggak bisa. Aku nggak mau disentuh sama si Hengki gila. Aku nggak cinta sama dia.

Aku nggak tahu kenapa pintu yang dikunci dari dalam, kok, bisa-bisanya terbuka. Kimmi ada di depan pintu. Pak Hengki menjauh. Aku lihat dia merapikan baju dan celananya yang tadi hampir dia turunkan.

“Ditungguin dari tadi, Indah. Lama amat ke toiletnya, ternyata nongkrong di sini, cepetan, kita masih ada kerjaan,” ucap Kimmi. Aku lekas meraih tangannya.

“Pusing banget kepalaku, antar aku ke kantor, ya, aku mau istirahat di sana. Gila. Pak Hengki bener-bener kelewatan.” Aku merebahkan kepala di bahu Kimmi. Dia memang lebih tinggi daripada aku dan selalu bisa diandalkan.

Kami kembali pakai bus kota soalnya tumben taksi lama banget. Ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status