Share

Menjelang Hari Pernikahan

Nara terlihat mendatangi perusahaan keluarga Jo Daniel. Ia sudah menunggu di ruang tunggu selama satu jam dan akhirnya pria itu menampakan batang hidungnya di hadapan Nara. 

"Ada apa?" tanya Jo Danil acuh sembari memainkan ponselnya. 

"Saya sudah menyiapkan susunan acara di pesta nanti, anda bisa memberikan Acc jika menyetujui susunan acara yang kami buat"

"Ryan kau dengarkan dia bicara, aku harus meeting"

"Baik tuan"

"Mari nona ikut dengan saya"

Nara terlihat jengkel dengan pria itu. Baru kali ini ia mendapat klien super menyebalkan seperti Jo Daniel dan Manuela. Nara terpaksa menerima mereka karena desakan dari orang tua Manuela. Orangtua Manuela dan ibu Nara berteman baik. 

"Maaf nona...." suara Ryan membuyarkan lamunan Nara. 

"Maaf tuan Ryan sudah berapa lama kau bekerja untuk tuan Jo Daniel?" 

"Sudah lama sekali nona, kenapa?" Ryan terlihat heran dengan pertanyaan Nara barusan. Ia tidak menyangka gadis itu akan bertanya demikian. 

"Kenapa anda betah dengan pria itu?" Nara melampiaskan kesalnya pada Ryan. Ryan hanya tersenyum maklum. Nara menerangkan panjang lebar susunan acara pernikahan nanti. Ryan nampak mempertimbangkan beberapa poin yang ia kurang setuju dan pasti tuannya juga tidak akan setuju. 

"Baiklah nona silahkan di revisi untuk tiga poin tadi" kata Ryan. 

"Baiklah besok akan ku hubungi kembali, aku permisi dulu"

Nara berdiri dari duduknya dan berjalan pergi di antar Ryan. Sementara dari ruangan meeting Jo Daniel memandang Nara yang terlihat berjalan pergi di iringi Ryan. 

_______

Nara tiba di apartemennya. Ia segera merebahkan diri di sofa malasnya yang berwarna tosca dan empuk. Ia bangkit berjalan ke dapur membuka lemari pendingin dan mengambil cup besar gelatto. 

Menikmati es krim di kala penat adalah sebuah kenikmatan tersendiri bagi Nara. Ia menghabiskan hampir separuh cup es krim gelatto itu. Ia cukup stress menghadapi kliennya kali ini. Wajah angkuh Jo Daniel dan Manuela melintas di benaknya. Nara mengembalikan cup es krim kedalam lemari pendingin. 

Ia berjalan menuju kamarnya. Nara melepas bajunya dan mandi di bawah guyuran shower. Selesai mandi ia mengenakan piamanya. Nara berdiri di depan cermin besar. Sepertinya aku butuh diet, batin Nara. 

______

Manuela terlihat berbincang di telepon dengan seseorang. Ia terlihat senang dan tertawa. "Coba pikirkan sekali lagi Manu sayang, apakah kau benar-benar siap seumur hidup bersama pria angkuh dan arogan seperti Jo Daniel?" terdengar suara di ujung telepon. 

Manuela terdiam sejenak. Ia memikirkan perkataan pria di telepon tadi. Selama menjadi kekasih Jo Daniel ia memang terlihat berusaha menata hubungan mereka. Sementara Jo hanya cuek dan pasif saja. Yang Jo lakukan adalah bekerja dan bekerja. 

Manuela menatap foto-fotonya bersama Jo dan di foto itu ia melihat tawanya tidak lepas. Bahkan ia sering menangis bila bertemu Jo karena mereka sering bertengkar dan akhirnya Manuela yang mengalah. Manuela memperhatikan kembali foto dan barang-barang pemberian Jo. Ia mulai mempertanyakan dirinya seberapa yakin untuk hidup selamanya bersama Jo Daniel. Manuela tidak tidur semalaman. Ia terganggu dengan pikirannya menjelang hari pernikahan. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status