Share

CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya
CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya
Penulis: Ardian R

Prolog

"Ayana, ketiakku belum diolesi deodoran!"

"Ayana, celana dalamku belum disetrika."

"Ayana, punggungku gatal."

"Ayana, aku ingin pup!"

Ayana, Ayana, Ayana. Tiada hari tanpa memanggil gadis bernama lengkap Puteri Ayana. Hanya hal-hal kecil, tapi Daniel tidak bisa melakukannya sendiri.

Ayana rasanya ingin gila atau melemparkan dirinya di kolam penuh buaya. Kenapa ia harus terjebak dengan lelaki ganteng tapi mageran seperti Daniel Hamilton?

Hidup Ayana benar-benar didedikasikan hanya untuk CEO itu. Iya, Daniel adalah seorang CEO di sebuah perusahaan game. Tapi anehnya, apakah ada CEO yang hanya dengan rebahan di kasur lalu kekayaannya terus bertambah? Tidak seperti dirinya yang sudah bertahun-tahun bekerja pada Daniel tapi nasibnya tidak berubah-ubah.

Jangankan untuk melihat matahari cerah di pagi hari atau senja di sore hari. Bahkan untuk menghirup udara segar di luar saja ia tidak bisa. Sedetik saja ia beranjak dari kamar Tuan Besar Daniel, maka lelaki itu akan menghukumnya dengan memotong gajinya secara brutal.

Percuma saja namanya memakainya embel-embel 'Puteri' karena hidupnya tidak seperti seorang puteri kerajaan, melainkan seorang pembokat kelas atas. Yah, setidaknya gelar yang diberikan Daniel itu membuat ia memiliki harga diri sedikit.

"Ayana, aku akan membuat game baru tentang dirimu sebagai pembokat yang serba bisa," ucap Daniel dengan posisi rebahan di kasur sembari tangannya bermain ponsel.

Ayana yang sedang memungut pakaian dalam lelaki itu untuk dimasukkan di keranjang segera menghentikkan aktivitasnya. Ia lalu mendekati Daniel dengan wajah sinis.

"Minggir, Tuan Besar Daniel Hamilton!" sarkasnya. Ia menarik keras selimut yang ditindis oleh lelaki berjambang tipis itu hingga terjatuh di lantai.

Bunyi gedebuk dari tubuh Daniel membuat Ayana menyunggingkan bibir.

Rasain tuh jatuh!

"Ayana! Kau ingin membuat bokongku yang sexy ini jadi tidak bulat sempurna, yah?!" kesal Daniel seraya berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya.

Ayana mengubah ekspresinya. Ia berpura-pura sedih dengan hal yang menimpa Daniel. Cepat-cepat didekati tuannya itu. "Astaga, Tuan Besarku. Maafkan Pesuruhmu yang penuh dosa ini. Aku benar-benar tidak sengaja," ringisnya. Ia memukul dadanya pelan, menunduk lemah seolah-olah ia tidak akan lagi melihat hari esok.

"Tidak perlu berakting. Wajahmu jelek!" ejek Daniel.

Lelaki itu menyenggol bahu Ayana, lalu kembali rebahan di king sizenya. "Sana buatkan aku jus apel. Aku merasa kulitku tidak kencang lagi." Daniel meraba kulitnya yang glowing. Meski ia membiarkan bulu-bulu tipis tumbuh di rahangnya tapi ia tetap mengutamakan merawat kulitnya seperti kulit bayi.

"Baik, Tuan Besar!" Ayana membungkuk ala puteri-puteri kerajaan. Diayunkan tungkai mungilnya untuk mengambil keranjang cucian lalu berjalan menuju pintu.

Saat tangannya meraih kenop pintu, suara Daniel terdengar lagi di telinganya. "Ayana."

Ayana menoleh malas. Entah sampai kapan lelaki itu berhenti untuk memanggil namanya terus menerus.

"Iya, Tuan Besarku," sahutnya.

"Kau mau ke mana, Ay? Bukankah sudah kusediakan segala kebutuhan di dalam kamar mewahku ini?" sombongnya.

"Kau tak perlu keluar jika hanya ingin mencuci pakaian," tambah Daniel.

Ayana bergidik ngeri, apa? Ay? Sejak kapan lelaki itu mengubah namanya? Dasar majikannya itu memang gila. Sama seperti dirinya yang ikutan gila karena kelakuan Daniel.

"Aku bukan pacarmu, Tuan Besar. Jadi jangan memanggilku dengan sebutan 'Ay' itu." Senyum Ayana dipaksakan keluar.

"Sejak kapan seorang PKA mengatur Tuan Besar Daniel Hamilton?!" Daniel mendengus kesal.

PKA itu apa lagi?

"Tuan, bisakah kau memanggilku dengan sebutan yang seperti biasanya. A-Y-A-N-A," ejanya.

"Aku bosan dengan namamu. Terlalu norak, tenggorakanku seret kalau menyebutnya. Besok aku akan menyuruh Sekertarisku memberikanmu kambing. Kau perlu mengganti namamu yang udik itu," kata Daniel cuek.

Ia melanjutkan aktivitasnya bermain ponsel tanpa peduli dengan Ayana yang sudah menahan emosi.

"Daniel Hamilton Kampret!" Ayana berteriak, kakinya berlari dengan cepat dan menghantam tubuh Daniel.

Daniel yang tidak siap dengan serangan Ayana langsung meronta-ronta kesakitan di bawah kungkungan asistennya itu.

"Ayana! Kau tidak menerima gaji bulan ini!"

*PKA = Pembokat Kelas Atas

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status