Share

47. Hilang Semua Mimpi

"Maaf Pak, Bu Ayana tidak hamil. Ia hanya kelelahan dan masuk angin."

Terngiang-ngiang, terbayang-bayang, berputar-putar bagaikan kaset rusak. Perih, hati seakan tersayat-sayat. Bagaimana bisa derita ini menimpa Daniel? Ia sudah mengerahkan segala tenaga, waktu dan pikiran.

Terus Dokter seenak jidat mengatakan Ayananya tidak hamil. Dimana hati nurani dokter itu?

"Huaa...." Daniel menangis pilu, meraung-raung di lantai kamarnya.

Haruskah ia bunuh diri? Loncat dari lantai 15 kantornya? Atau minum racun tikus?

Hancur sekali perasaannya. Lesu, kepala Daniel menoleh pelan. Napasnya terasa berat. Kereta bayi, pakaian bayi, buket bunga mawar putih untuk Ayana tertata rapi di meja.

Mark, bawahannya tetap setia menemaninya. Tidak sedikitpun lelaki itu beranjak dari samping Daniel yang selonjoran di lantai.

Mark pernah membaca sebuah buku, dalam buku itu mengatakan; bahagia b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status