Share

Bab 42

POV Gus Al

Aku masih duduk di sofa televisi. Menatap wajah Desi yang terlihat berisi. Wanita itu tersenyum lebar melihat tayangan yang menontonkan aksi pelawak dengan rambut pirang. Sementara tangannya tidak henti mengusap perutnya yang telah membesar. Mungkin akhir bulan depan Desi akan segera melahirkan bayi kami yang berjenis kelamin perempuan dari rahimnya.

"Abi, kok bengong!" 

Sejenak aku terdiam, bingung mau menjawab apa kepada Desi. Pikiranku terus mengembara mengingat Puspa yang sudah seminggu lebih terus memenuhi benakku. "Ehm!" ucapku berdehem dengan wajah lelah.

"Abi kengen sama Teteh?" Desi menatap lekat padaku. "Bagaimana kalau besok kita nengok Teteh di rumah sakit. Bunda kan belum pernah sekalipun melihat keadaan, Teteh," beo Desi.

Aku memang tidak memberi tahu tentang keadaan Puspa kepada Desi. Aku hanya menyampaikan jika anak Puspa tidak dapat terselamatkan. Selebihny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status