Share

Bab 10

Berhari-hari tinggal di posko perasaan jenuh itu mulai terasa. Niken tidak tahu harus kemana. Ia tidak bisa tinggal diam menunggu sesuatu yang tidak ada kepastian. 

Siang itu, entah mengapa cewek itu punya keinginan untuk bermain di ruang pustaka desa. Meski literaturnya tidak selengkap di kampusnya, setidaknya dengan membaca buku bisa mengusir perasaan jenuhnya. 

"Niken, aku ikut ya?" Suara Lastri mengejarnya. 

Niken menoleh ke belakang. Ia hanya menyahutnya dengan sebuah anggukan kepala. 

Di ruang pustaka, cewek itu melihat-lihat rak yang terpajang bermacam-macam judul buku. Dia hanya melewatinya. Dilihat dari judulnya saja, Niken sudah malas untuk membacanya. 

Tiba-tiba mata Niken tertuju pada sebuah buku. Buku novel itu tergeletak di atas meja. Sampul bukunya sudah agak kusam. Rupanya buku itu sudah berganti-ganti pembaca. Meski agak kotor, namun nama penulisnya masih terbaca dengan jelas. JK Rowling. Seorang novelis yang terkenal dengan buku Harry Potter-nya. 

Niken ingin mengambilnya, namun buru-buru ada seseorang yang telah menyambarnya terlebih dulu. "Maaf aku masih belum selesai membacanya," ujar cowok itu. Dia menyunggingkan senyum pada Niken. 

"Tidak apa-apa. Aku kira masih belum ada yang meminjamnya," sahut Niken. 

Cowok itu bernama Andre. Dia juga seorang pendaki. Dia terpaksa turun karena di puncak terjadi serangan badai.

Mendengar cerita itu, Niken teringat dengan Tedy dan Bando. Entah bagaimana nasib kedua sahabatnya itu sekarang?

"Melihat ganasnya serangan badai itu sulit rasanya pendaki bisa selamat," ucap cowok itu lagi. 

Niken terlihat panik saat mendengar cerita Andre. Semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan mereka. Tiba-tiba dari luar sana terdengar suara ambulan meraung-raung. Niken dan Lastri terkejut. Bagaimana tidak, kabar tentang seorang pendaki tewas tertimbun longsor itu begitu cepatnya menyebar luas. 

Niken dan Lastri langsung meloncat menuju posko pengungsian. Keduanya mencari Rama dan kawan-kawannya. Di depan halaman kantor balai desa sudah banyak orang-orang berkerumun. Mereka mengelilingi mobil ambulan yang membawa pendaki yang tewas itu. 

Dada Niken dan Lastri berdebar kencang. Mereka menyeruak dari balik kerumunan orang-orang. Mereka ingin memastikan siapa pendaki yang ditemukan tewas tertimbun tanah longsor itu. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status