Share

Bab 9

Terjadinya cuaca buruk yang tidak menentu membuat Rama dan kawan-kawannya terpaksa diungsikan. Mereka diungsikan ke kantor balai desa. Bahkan pencarian terhadap dua orang mahasiswa yang hilang itu dihentikan sementara. Karena dengan cuaca buruk yang tak menentu itu, badai pasir bisa terjadi setiap saat. Dengan alasan itulah Tim SAR tidak berani melakukan pendakian. 

"Kita harus mematuhi imbauan pusat Vulkanologi. Meskipun badai pasir ini merupakan fenomena yang sudah lazim terjadi," ujar salah seorang Tim SAR saat menemui Rama dan teman-temannya. 

"Lalu sampai kapan ini terjadi, Pak?" tanya Rama menyela. 

"Kita tidak bisa memastikan sampai kapan. Yang jelas, aku minta pada kalian jangan ada yang melakukan pendakian sebelum ada pemberitahuan," kata petugas itu lagi. Pria itu kemudian pergi meninggalkan rombongan Rama dan kawan-kawannya. 

Mendengar jawaban petugas itu, mereka terdiam. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa kecuali harus mengikuti peraturan. Mereka akan menjadi orang pengungsian selama proses pencarian terhadap Bando dan Tedy itu dilakukan. 

Waktu terus berlalu. Sudah dua hari ini proses pencarian terhadap Bando dan Tedy belum juga dilakukan. Cuaca hujan bercampur badai terus terjadi. Bahkan, sebagian tebing longsor. Sebagian penduduk yang tinggal di dekat bebukitan terpaksa juga diungsikan. Upaya itu dilakukan demi keselamatan mereka. 

Melihat kondisi itu, Rama dan kawan-kawannya semakin nampak sedih. Mereka tak bisa berbuat apa-apa, kecuali harus menunggu dari hasil pencarian yang dilakukan oleh Tim SAR. 

"Sampai kapan kita harus menunggu kepastian ini, Rama?" tanya Feri siang itu. Mereka berkumpul di sebuah ruangan yang sudah disediakan oleh pihak Desa. 

Cowok itu tidak menjawab. Raut mukanya terlihat sedih. Dia tidak bisa membayangkan jika sampai terjadi sesuatu dengan kedua sahabatnya itu. Dia sudah melakukan upaya dengan menghubungi kontak mereka, namun tidak bisa terhubung. 

"Aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Petugas pun tidak berani melakukan pendakian di saat kondisi seperti ini," kata Rama setelah beberapa saat terdiam. 

"Bagaimana kalau kita melakukan pencarian sendiri?" usul Lastri. 

"Gila. Itu tidak mungkin kita lakukan," sahut Rama. Cowok itu memandangi Lastri yang duduk berjejer dengan Niken. 

"Apa kita terus membiarkan kedua teman kita hilang? Tanpa mengetahui bagaimana nasib mereka?" 

Mendengar kata-kata Lastri itu, Rama tidak menyahut. Begitu juga dengan yang lainnya. Mereka seolah sibuk sendiri-sendiri mencari cara agar bisa menemukan keberadaan Bando dan Tedy yang tidak diketahui keberadaannya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status