Share

Di dalam Figura Foto (2)

Penulis: lasminuryani92
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-30 21:51:01

Sampai di rumah ayah dan ibu mertua, kami disambut dengan bahagia oleh mereka. 

Kebahagiaan itu terpancar jelas dari wajah ayah menyambut kedatangan Bian. Sedangkan aku mengobrol bersama ibu dan Sindi.

"Ibu sangat senang kamu datang," ucap ibu berkali-kali, matanya hampir berkaca-kaca saat melihat Bian tumbuh sehat dan ceria.

"Meski ...." Ucapannya terjeda. Aku tahu, ibu pasti mengharapkan Mas Rian datang.

"Besok, Mas Rian akan datang untuk menjemput Bu," jawabku membesarkan hatinya.

"Untuk apa? kalau dia datang hanya untuk sekedar menjemput dan langsung pergi," ucap Ibu lagi. Nampak terlihat kekecewaan dari raut wajahnya.

"Ini sudah malam Bu, biarkan Mbak Halwa beristirahat." Sindi menimpali, mengelus lengan ibunya.

"Ya sudah, kamu istirahat ya." Ibu akhirnya keluar dari kamar. Aku tidur di kamar Mas Rian saat ia masih di rumah ini, masih nampak rapi dan terurus.

"Mbak kasian sama Ibu, ia pasti sangat merindukan anaknya. Kenapa juga Mas Rian begitu sulit untuk diajak datang ke mari," ujarku memancing Sindi untuk bercerita.

Sindi menghela napas panjang, lalu duduk di sampingku.

"Sindi masih kecil saat itu Mbak, entah bagaimana awalnya, tiba-tiba ayah dan Mas Rian bertengkar hebat."

"Kenapa? apa yang mereka permasalahkan?"

Sindi menggeleng, "Sindi juga tidak tahu pasti."

"Saat itu yang Sindi tahu, Mas Rian punya kekasih namanya Riana, tapi ayah sangat melarang mereka berhubungan."

"Oh begitu," jawabku pura-pura baik-baik saja, padahal hati merasakan perihnya saat nama Riana terucap berdampingan dengan nama Mas Rian.

Sindi keluar untuk membiarkanku beristirahat, sedangkan Bian masih belum kembali ke kamar, biasanya ia akan tidur bersama ayah.

Perasaanku masih tidak tenang, ini hampir pukul 21.00 pikiran jelek terus menggerayang, bayangan-bayangan pertemuan Mas Rian dan Riana membuat dadaku serasa mendidih.

Aku terus menimbang, apakah harus menghubungi Riana agar tahu posisinya saat ini. Namun, kuurungkan lagi agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Saat ini mataku terfokus pada sebuah foto Mas Rian yang terpajang pada sebuah figura unik dan mewah.

Aku meraihnya dan melihat foto itu, ia sangat terlihat masih culun dan polos. 

'Figura yang cukup besar untuk dijadikan penyimpanan,' lirihku saat melihat sekelilingnya.

Penyimpanan? aku menjadi penasaran apakah ini bisa dijadikan penyimpanan. Saat kuteliti lagi, ada lubang kunci yang tertutup.

Melihat itu, aku segera menggeledah barang-barang Mas Rian, menemukan kunci yang cocok untuk membuka figura tersebut.

Hampir semua penyimpanan di kamar ini aku geledah, tapi tidak kutemukan anak kunci di dalamnya. Sampai mataku terfokus pada sesuatu, mainan figuran seorang gitaris lengkap dengan gitarnya, ujung gitar tersebut mirip anak kunci.

Aku segera mengambil dan mencobanya, kunci itu masuk dan dapat membuka figura.

Hatiku lemas seketika saat kulihat di dalamnya terdapat banyak foto lama, dua pasangan sejoli yang dilanda cinta.

Aku melempar foto-foto itu hingga berserakan, terhampar di lantai. Sedangkan aku merangkak menaiki tempat tidur, menahan dada yang bergejolak.

Lelaki yang telah kunikahi, bukan hanya menyimpan nama wanita lain di hatinya, tapi juga menyimpan kenangan manis mereka dalam hidupnya.

Bagaimana aku bisa bertahan setelah ini? hatiku hancur seperti pecahan kaca.

Aku meringkuk, menahan sesak dada yang membuatku sulit bernapas, ingin menangis dan meraung yang tidak bisa kulakukan sekarang, hanya meratapi kesedihan dalam sunyi.

Brak! pintu terbuka cukup keras.

"Halwa, bagaimana kamu bisa membiarkan pria lain mengantarmu pergi tanpa seijinku!" teriaknya di depan pintu.

Aku menoleh dengan mata yang membengkak, dia menatapku, lalu berjalan masuk perlahan.

"Ada apa?" tanyanya pelan. Aku hanya diam, saat kakinya menginjak lembaran foto di lantai dan ia menunduk untuk memeriksa.

Sunyi ... hening ... dingin ... itulah yang kami rasakan saat ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • CINTA SUAMIKU UNTUK WANITA LAIN   Berdamai dengan Masa Lalu

    "Sudah bersih aja nih pengantin baru," goda Ibu saat aku menghampirinya di dapur.Aku hanya tersenyum kecut alias asem. Malam pertama yang gagal maning itu membuatku sedikit kurang mood."Ibu, pagi-pagi udah sibuk di dapur, nggak lelah?" tanyaku, sembari mengambil apel dan memotongnya dadu."Sudah biasa ibu menyiapkan makan sendiri, Hal," jawabnya sembari menyodorkan hasil masakannya pagi ini.Aku melihat banyak makanan yang sudah ibu siapkan, menunya persis sama seperti yang sering dimasak Radit. Buah kelapa jatuh tidak jauh dari pohonnya, keahlian memasak Radit sudah pasti di turunkan dari Ibu."Pagi semua?" sapa Radit bersama anak laki-lakinya.Aku dan ibu saling melirik dan menyipitkan mata. Lihatlah mereka, dari mulai gaya rambut sampai gaya pakaian hampir sama, udah kaya kembar beda usia."Berdoa nggak keramasnya?" tanya ibu tiba-tiba.Aku yang masih memotong buah-buahan hampir saja terpeleset pisau. Lalu, berbalik ke arah ibu.Ibu berdiri di depan Radit sekarang, saat kuperhat

  • CINTA SUAMIKU UNTUK WANITA LAIN   Gagal Maning

    Brugh! Aku menoleh, Bian menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, tangan dan kakinya terlentang berusaha memenuhi ranjang."Bian mau bobo di sini," ujarnya.Aku menyipitkan mata, entah apa maksudnya karena dari pertama pindah ke rumah ini, tidak pernah sekali pun Bian meminta tidur di kamar ini.Tanganku yang sedang mengganti popok Khawla segera berhenti, meminta suster untuk meneruskannya."Apakah Bian lelah?" tanyaku.Dia mengangguk. Ini sudah pukul 21.00 namun tamu yang datang ke pernikahan kami masih saja ada. Radit bahkan belum terlihat, ia masih sibuk melayani tamu."Kenapa Bian mau tidur di kamar Mamah?" tanyaku penasaran."Papah, pasti tidur di sini kan Mah? jadi Bian mau tidur sama Papah," jawabnya polos."Ouh ...." Aku mengangguk.Ikut duduk di samping ranjang dan menatap bola mata Bian yang memandangku tanpa berkedip."Jadi, bukan mau tidur sama Mamah ya?" tanyaku lagi.Wajahnya menggeleng cepat."Baiklah," ucapku, hendak beranjak.Brugh! Suara itu membuatku terkejut.Saat meno

  • CINTA SUAMIKU UNTUK WANITA LAIN   Hari Bahagia2

    Ayah menatap kami sesaat, lalu berjalan mendekat.Hatiku sudah tidak karuan, keringat dingin menjalar ke tangan. Radit memegang tanganku yang bergetar."Tenanglah," ucapnya pelan.Ayah berhenti di hadapanku sekarang, berdiri dan menatap. Aku dan Radit ikut berdiri untuk menghormatinya. Mata itu menatap lekat, mencoba menyelami perasaanku saat ini."Nak," sapanya.Hatiku bergemuruh, entah kapan sapaan itu terucap dari bibirnya. Bahkan ketika aku terpukul akan kepergian ibu, ayah tidak pernah menyapaku sehangat ini."Selama kamu ada, entah kapan aku pernah menjadi seorang ayah untukmu.Keterpaksaan ayah menikahi ibumu membuatku terpaksa harus menerimamu juga. Ayah tidak pernah berencana untuk memiliki anak dari ibumu karena pernikahan kami hanya untuk sementata. Namun takdir berkata lain, kamu tiba-tiba lahir dan membuatku terpaksa bertahan dengan pernikahan itu.Kebaikan dan ketulusan Dinda yang diturunkannya padamu, tidak membuatku lantas bisa menerima kalian, hingga aku benar-benar p

  • CINTA SUAMIKU UNTUK WANITA LAIN   Hari Bahagia

    "Dit.""Heum."Radit yang sedang memegang ponsel berbalik melihatku, matanya seolah terpesona dan takjub. Aku berjalan anggun memakai gaun putih mendekatinya."Bagaimana?" tanyaku malu-malu. Pipi terasa panas, bisa kuperkirakan ia memerah saat ini. Aku segera menundukkan wajah saat tatapan Radit membuatnya semakin merona."Eits."Ponsel yang dipegang Radit hampir saja jatuh, ia tersenyum kecut dan segera mengantonginya.Tatapannya begitu beda, ia nampak seperti orang yang baru saja melihatku setelah begitu lama kami tidak bertemu, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini.Wajahku semakin tertunduk malu, kenapa dia memandangku seperti itu?Radit menghela napas bahagia hingga terdengar suara yang tidak bisa disembunyikannya.Ia berdiri kikuk menghampiri. Mengangkat wajahku lembut."Bagaimana kamu bisa secantik ini Halwa?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca."Aku serasa menemukan Halwa 8 tahun yang lalu, saat jiwaku remuk karena mimpi menikahimu lenyap tergerus penyesalan.Tidak ada

  • CINTA SUAMIKU UNTUK WANITA LAIN   Pasca Dirumahkan

    "Kenapa kamu sudah pulang, Mas?" Suara Sarah_istri Bagus yang dinikahinya 13 tahun yang lalu terdengar menggema dari ruangan tv.Melihat suaminya yang hanya menundukkan kepala tanpa merespon membuat Sarah geram."Mas, kau jangan coba-coba mulai males ya bekerja!" sentaknya.Ia bangkit dari duduk, meninggalka film kesukaannya dan menghentakkan kaki di lantai. Menghampiri Bagus yang masih berjalan menunduk tanpa merespon."Mas!" Tangannya membalikan tubuh Bagus kasar.Bagus berbalik, wajahnya sayu dan lelah, dasi di kemejanya sudah melonggar dan berantakan."Ada apa Mas?"Mata Sarah mulai menyelidik, melihat wajah suaminya yang tak biasa."Ada apa Mas, katakan!"Sarah menggoncang-goncangkan tubuh suaminya kasar.Mata Bagus mendelik melihat istrinya. "Hentikan Sarah! ini semua salahmu!"Bagus melempar sebuah amplop surat yang sudah dibuka. Sarah yang melihat itu segera memungutnya.'Surat Pemberhentian Kerja?' gumam Sarah."Bagaimana bisa Mas? Kamu melakukam kesalahan apa?" sentak Sara

  • CINTA SUAMIKU UNTUK WANITA LAIN   Sentilan untuk Ayah

    [Kamu tidak bisa menikah tanpa wali, Halwa,] teriak ayah.[Orang yang mati tidak bisa menjadi wali. Ayahku sudah mati. Raganya yang dirasuki iblis tidak bisa menjadi wali!]Tubuhku bergetar dengan tangan yang terjuntai, Radit bergeming dari depan pintu.Braakk! ponsel yang kupegang jatuh dengan sendirinya.Tubuhku seperti batu yang berjalan, kaku dan dingin. Berjalan perlahan menuju balkon. Sebenarnya aku ingin meraung-raung saat ini, menumpahkan marah yang tak terbendung, tapi mengingat ada orang lain di kamar, aku malu melakukannya."Suster, bisa tolong bawa Khawla ke kamar Bian sebentar," pinta Radit."Iya Pak."Aku mendengar pintu kamar tertutup bersama dengan suara langkah kaki yang mendekat."Masuklah, Hal."Tangan Radit menelukup di pundak, air mataku sudah jatuh dalam diam, hanya pundak yang terasa naik turun. Pegangannya melebar hingga merangkul dari belakang, mengajakku untuk masuk."Banyak orang yang melihatmu di sini," lirihnya.Aku menurut dan mengikutinya masuk, menjatuh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status