Share

"Kita Bisa Bahagia."

Aku merebahkan diri di sofa, menutup mata dan mencoba menenangkan hati. Bayiku sangat membutuhkan ketenangan dan aku tidak boleh stress.

Namun, bayangan kejahatan mereka semakin terngiang dalam pikiran. Merauk uang milyaran dengan menfitnahku, sungguh keji.

"Dirimu berharga Halwa, kalau kamu mencoba menghindar sama saja membiarkan harga dirimu diijak orang lain," ucap Radit yang ternyata masih duduk di seberang sofa yang kutiduri.

Cukup lama aku termenung, lalu bangkit, berdiri dan menghembuskan napas kasar.

"Kamu benar, diriku berharga dan istimewa, tidak akan kubiarkan mereka menginjak-injak harga diriku seperti ini."

Aku segera menghubungi Bu Wida, meminta bantuannya untuk menyelesaikan masalah ini. Ia memberiku masukan dan aku siap melakukannya.

"Mamah ...."

Bian menggelindingkan kursi rodanya dengan cepat.

"Apakah Mamah akan pergi lagi?" tanyanya saat melihatku menyelempangkan tas.

Aku berjongkok untuk menatap anak lelaki itu, dia adalah salah satu alasan kenapa aku harus menjadi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
nah begini kan enak yaa,Halwa dan Bian tegas,Anggap mereka telah mati mantap nian
goodnovel comment avatar
Meyke Sartika
Semangat nak Bian,,, Allah tdk tidur, secepatnya kau & ibumu akan bahagia melebihi yg kalian perkirakan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status