Share

Obat Peluruh Kandungan

"Makan dulu." Radit menyodorkan sepiring makanan yang baru saja ia angkat dari wajan.

"Aku sudah tak selera," gumamku enggan, hanya menatapnya begitu saja.

Radit menarik kursi, duduk di sebelah dan menungguku untuk mulai makan, tapi sungguh aku sudah tidak berselera.

"Heum ...." Terdengar suaranya menghembus berat, mengambil tanganku dan memberikannya sendok.

"Aku nggak mau makan Radit," ucapku lagi mengkerucutkan bibir.

"Aku tidak memintamu makan, tapi bayi di dalam perut itu kelaparan. Makan makanan ini atau aku pindahkan bayi itu ke dalam perutku," kelakarnya. Aku menatap wajahnya, ekspresi serius dengan kata-katanya yang seperti itu membuatku geli.

"Emang di dalam perutmu ada rahim?" tanyaku datar.

"Aku akan menelan balon sebagai gantinya," jawabnya lagi dingin.

Aku kembali menatap wajahnya, dia pun terlihat sudah tak mampu menahan tawa.

"Haruskah kupinjamkan bersama rahimnya?" timpalku lagi.

"Haruskah tanganku pun melambai seperti ini?" ucapnya sembari memperagakan.

"Hiiiii! amit
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status