Share

Seharusnya Bukan Kamu, Zain.

Riana masih bergeming, matanya seperti buta dan tak mampu melihat, tubuhnya nampak kaku, sekilas ia bahkan terlihat tidak bernapas. Hanya diam seperti patung, mati rasa dalam keadaan berdiri.

"Aw!"

Zain membungkuk, memegangi perutnya.

"Ibu, perut Zain sakit," rintihnya memelas.

Brank! makanan kaleng yang dipegangnya terjatuh, tubuhnya terus membungkuk menahan sakit.

Aku gamang, kaki bergetar, lemas dan tak mampu lagi berdiri, terduduk menyaksikan kesakitannya.

"Mana yang sakit Zain?"

Radit yang kulihat sudah melihat semuanya dari arah lain segera menghampiri Zain.

"Aw!"

Zain memekik, tubuhnya lemas dan terjatuh ke tanah.

Aku beringsut pada Bian.

Radit memeriksa keadaan Zain, perutnya mengeras seperti kram.

"Apa yang terjadi pada Zain, Bu?" tanya Bian dengan suata bergetar. Aku tak mampu berkata hanya mampu memeluknya dalam rasa iba.

"Aku akan membawa Zain ke rumah sakit," ucap Radit cepat. Membopong tubuh Zain yang terus mengeliat kesakitan.

"Mari ikut saya, Bu."

Petugas polisi membo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Senjata mkn tuan. Si bastian itu hrsnya bawa dulu istrinya ke rs biar diperiksa bs selamat ato ndak istrinya bknnya main bunuh anaknya gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status