Gustav memasuki rumahnya dengan senyum sumringah, karena apa yang baru saja dilewatinya semalam bersama Ellie, masih terpatri begitu jelas. Seolah-olah kehangatan tubuh Ellie serta harum yang menguar dari pori-pori kulit wanita terkasihnya, masih tercium dan menempel di hidungnya. Meskipun informasi yang disampaikan oleh mata-mata kepercayaannya membuat sedikit harinya yang indah sedikit ternoda, namun tetap saja Gustav merasa berbunga-bunga. Bahkan, meskipun kejadian intim dengan Ellei baru terjadi semalam, dia sudah merindukan kekasihnya itu. Mereka memang telah sama-sama beranjak tua, namun entah mengapa, hasrat mereka masih terasa sama seperti bertahun-tahun lalu.
Bagaimanapun, informasi tentang Lorant yang diperkirakan sudah meninggal dan berada di tangan Karoly serta Jensey ikut membebani pikirannya. Lorant adalah keponakan Ellie, meskipun dia tidak terlalu mengenal Lorant, namun dia tahu semua keluarga Ellie. Sangat disayangkan jika ada konflik keluarga
Air jernih membasahi wajah Arpad yang lelah. Dia baru saja tiba di rumahnya, dan langsung masuk ke dalam kamar tanpa menemui siapapun. Dia hanya ingin mengistirahatkan sejenak pikirannya yang penat. Terlalu banyak hal yang menjadi beban pikirannya saat ini."Aku harus membuat semacam pemetaan kasus, untuk membantuku bekerja secara efektif. Jika seperti ini, semuanya akan terasa rumit. Aku perlu mengurainya satu persatu dalam sebuah matriks."Kata-kata itu seperti berputar di dalam kepalanya, memberi semacam pencerahan. Arpad melupakan lelahnya, langsung duduk dan berdiri, melangkah ke meja kerja, mencari kertas dan pena. Kemudian mulai menulis.Arpad memberi sebuah judul pada kolom matriks pertama sambil bergumam,"Lorant. Hmm... oke, pertanyaan pertama. Masih hidup at
Gustav dan Arpad tampak berbicara dengan akrab di ruangan utama kediaman keluarga Matternich zu Brohl. Setelah penyelidikan yang cukup intensif, Arpad menemukan bahwa Gustav memiliki bisnis yang berkaitan dengan kayu, bahkan Gustav memilik sebagian lahan di hutan Cachtice. Arpad terus mecari cara untuk bisa menjalin hubungan bisnis, agar dia bisa menemui Benca. Dan saat ini, dia memberanikan diri bertamu ke kediaman Gustav Matternich zu Brohl secara langsung. Tentu saja reputasi seorang Arpad tidak menyulitkan sama sekali untuk menjadi tamu di keluarga bangsawan manapun, termasuk Gustav. Sejak Lorant dinyatakan hilang sampai belum ditemukan kembali, Arpad bertekad menjadi pelindung bagi Benca, menggantikan Lorant. Dia merasa, hanya dialah satu-satunya yang bisa menggantikan Lorant. Mereka berdua mirip satu sama lain, dan mereka juga mencintai Benca. Meskipun Benca sepertinya hanya mencintai Lorant. Tetapi Arpad tidak keberatan sama sekali. Arpad sempat melihat
Sesaat Benca, Gustav dan Arpad terkejut, hanya tabib yang merasa gembira. Sementara yang lainnya sibuk dengan pikiran masing-masing. Namun Gustav segera menguasai keadaan, setelah bertanya beberapa hal pada tabib terkait kondisi Benca, Gustav mempersilahkan tabib untuk pulang. "Terima kasih atas bantuanmu. Sekarang kamu boleh pulang, dan mungkin aku akan membutuhkan pertolongan darimu lagi. Pengawal akan mengantarmu sampai ke rumah dengan aman. Namun satu permintaanku, tolong rahasiakan kehamilan putriku hingga saat kelahirannya. Aku tidak suka keriuhan." Meskipun Gustav bicara pelan, namun ada ketegasan dalam nada suaranya. Tabib mengangguk, tanda mengerti. Lalu berjalan mundur sejenak sebelum melangkahkan kakinya ke luar dari ruangan. Setelah tabib pergi, suasana menjadi senyap dan sangat hening sesaat. Benca memberanikan diri memecah kesunyian, "Ayah, aku akan menjelaskan semuanya." Ucap Benca lirih. &nb
Arpad melangkah memasuki rumahnya dengan langkah tergesa-gesa, dia harus bergegas melakukan beberapa hal sebelum tanggal pernikahnnya bersama Benca dilakukan. Ada perasaan gembira yang membuncah dalam hatinya, bersamaan perasaan bersalah terhadap Lorant, seolah-olah dirinya seperti mengambil kesempatan dalam kesempitan.Segera dihempaskan pemikiran meresahkan itu dari kepalanya,"Aku tidak sedang memanfaatkan keadan, sebaliknya, aku sedang menyelamatkan situasi yang rumit ini. Aku harus berusaha menemukan, atau setidaknya mendapatkan kabar mengenai keberadaan Kak Lorant, sebelum pernikahanku dengan Benca. Jika memang Kak Lorant telah meninggal, maka aku akan ikhlas menjadi pengganti Kak Lorant menjaga Benca. Namun jika Kak Lorant masih hidup, dan mereka berdua ingin hidup bersama, maka aku akan ikut bahagia bersama mereka. Aku akan mendukung dan menjadi orang pe
Aymeric seperti berkejaran dengan waktu. Bagaimanapun caranya, dia harus bisa mendapatkan informasi tentang Lorant. Selama penyelidikkannya, dia mengetahui bahwa Jensey dan Karoly adalah Kakak Beradik. Seharian penuh Aymeric menguntit mereka dan mempelajari kebiasaan mereka, namun cukup sulit bagi Aymeric untuk bisa dekat dan mendapatkan informasi detil terkait Lorant, semuanya terasa sangat normal dan berjalan biasa-biasa saja. Aymeric berpikir untuk mengambil langkah cepat, yaitu intimidasi. Dia perlu melakukan sebuah penyamaran agar bisa mendekat, kemudian mencari kesempatan mengancam mereka untuk memberitahu keberadaan Lorant. Setelah memikirkan beberapa hal, Aymeric memutuskan untuk kembali ke rumah Arpad, dan mengatur beberapa rencana. Arpad mengangguk-angguk mendengar semua yang direncanakan oleh Aymeric. Tidak lama kemudian, dia mengeluarkan beberapa hasil penyelidikkannya terkait penyelewengan yang dilakukan oleh Jensey, namun h
Benca sedang mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Arpad, kesehatannya sudah mulai pulih. Sedikit demi sedikit, dia mulai belajar untuk mengikhlaskan Lorant. Jika yang terburuk terjadi, dan dirinya harus merelakan Lorant, maka dia harus siap. Fokusnya saat ini adalah, menyelamatkan janin buah cinta mereka berdua yang berada di rahimnya. "Sayang, maafkan Ibumu nak. Maafkan juga Ayahmu. Kami sangat berterima kasih atas kehadiranmu di dalam rahimku, yang nantinya akan selalu menjadi simbol cinta kasih antara Ibu dan Ayahmu. Kami sungguh tidak berniat untuk membuatmu kelak hidup dalam ketidak bahagiaan. Ibu mohon, percayalah pada Ibu, bahwa apapun yang Ibu lakukan, adalah yang terbaik untukmu. Ibu harap, kamu mengerti, dan selalu sehat di dalam sana. Kami semua mencintaimu, Nak."Benca mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya sedang hamil, mengandung anak Lorant. Angan Benca
Di voyage dekat paviliun kediaman keluarga de Czoborszentmihaly, Ivett tampak berbinar ceria, dan langsung memberikan sekantong koin emas kepada tabib yang memberinya kabar gembira, "Coba, tolong katakan sekali lagi yang baru saja kamu ucapkan, aku ingin mendengarnya. Ucapkan dengan perlahan, agar aku bisa mendengarnya lebih teliti!" Ivett masih menggenggam tangan tabib itu dengan penuh sukacita. "Anda saat ini sedang mengandung seorang bayi berusia sekitar satu minggu Nona Ivett. Anda akan segera menjadi Ibu." Seperti perintah Ivett, sang tabib mengulangi ucapannya sangat perlahan, dengan intonasi yang jelas serta tegas. Sudah tiga kali tabib mengulanginya, dan Ivett masih saja memintanya untuk terus mengulang-ulang kalimat tersebut. Rona wajah Ivett memerah karena bahagia. Senyumnya terus saja mengembang di wajahnya yang cantik. Namun sayang, kecantikan wajahnya sama sekali tidak bisa membuat Lorant tertarik padanya, apalagi mencintainya.
Sementara itu, di kediaman Gustav, Benca dan Arpad sedang merencanakan pernikahan mereka. Semalam Arpad benar-benar menginap di kediaman Gustav untuk menjaga Benca, sedangkan Gustav baru kembali pagi hari setelah waktu sarapan telah lewat. Secara garis besar, Arpad telah memberi informasi tentang Lorant kepada Benca. Jadi mereka telah sepakat, jika Lorant masih hidup, dan masih menghendaki Benca menjadi istrinya, maka Arpad akan melepaskan Benca. Pagi ini mata Benca masih bengkak akibat menangis semalaman, dirinya sungguh merasa beruntung mendapatkan malaikat pelindung seperti Gustav dan Arpad, meskipun hatinya juga sedih mengingat keberadaan Lorant yang masih belum diketahui. Semalaman dia berdoa untuk Lorant, juga berterima kasih atas segala kebaikan yang Tuhan berikan kepadanya, dengan mengirimkan orang-orang baik untuk menjadi pelindungnya. Ketika Gustav datang, Benca dan Arpad baru saja menyelesaikan sarapan mereka, Arpad yang tadin