Share

BAB 09

Author: Dhia Dharma
last update Last Updated: 2025-07-01 10:23:03

Di hari pernikahan Ririn dan Bayu, Ayyana dan Dita hadir dengan pakaian senada sebagai bridesmaid, namun tentunya mereka juga tidak melupakan tanggung jawab untuk tetap memantau para karyawan WO-nya untuk melakukan tugas dengan baik.

Di atas pelaminan sana, Ayyana memeluk Ririn erat, saling menyalurkan rasa bahagia yang sulit dilukiskan, ia bahkan menangis haru menyaksikan Ririn yang tampil memukau dengan gaun pengantinnya.

Melepas pelukannya, kini Dita yang berhamburan memeluk pengantin wanita itu. Jika Ayyana menitihkan air mata tanpa suara, Dita lain lagi. Ia justru menangis heboh, wajahnya banjir air mata seolah tak terima Ririn melangkahinya menikah duluan.

Jika ikut alur yang sudah mereka sepakati, Dita yang paling dulu mengajukan diri untuk menikah. Namun beberapa bulan yang lalu Ririn tiba-tiba saja dilamar oleh Bayu yang merupakan temannya sedari kecil.

“Udah ih, malu tau diliatin orang,” Ayyana menginterupsi Dita.

“Ntar lo malah dikira mantan yang gue tinggal nikah lagi,” celetuk Bayu yang seketika dihadiahi cubitan maut oleh sang istri.

“Kak Bayu harus bayar denda pokoknya,” ucap Dita disela tangisnya.

“Denda apaan?” Tanya Bayu mengernyit.

Dita meredam tangisnya lalu menatap kedua pengantin itu dengan senyum jahil. “Gue sama Ayyana harus ikut kalian honeymoon.”

Ayyana dan Ririn tergelak, sementara Bayu sudah membelalakan mata.

Yang benar saja?

oOoOo

Sebagai rekan kerja sekaligus sahabat, Fakhri tentunya turut hadir di moment bahagia Bayu bersama keluarga lengkap dengan Kayla dan Daffa. Bukan hanya mereka, bahkan Ilham pun turut hadir bersama dengan Anggi.

Setelah pertemuan mereka di cafe waktu itu, Ayyana memang belum pernah bertemu dengan Ilham atau pun Anggi sampai hari ini. Rasanya masih sedikit sesak, tapi Ayyana sudah berusaha menata hatinya. Ayyana akui rasa yang ia punya pada Ilham tak bisa ia peliharan terus menerus, terlepas dari pria itu sudah memilih perempuan lain atau tidak, yang jelas rasa itu tidak seharusnya ada.

“Boleh gabung?” tanya Ilham mendekati meja mereka.

Keduanya sontak mengangguk, menyambut mereka dengan hangat. Ilham memimpin obrolan yang kebanyakan ditanggapi oleh Dita. Namun tak lama, Dania ikut menghampiri mereka.

“Jadi ini calonnya?” tanya Dania mengerling ke arah Ilham setelah melihat Anggi di sampingnya.

Ilham berdehem, mengalihkan topik kearah lain. “Tante sama siapa?” tanyanya balik.

“Sama keluarga, itu disana.” Dania menunjuk ke arah sebuah meja yang hanya berpenghunikan Kayla dan Maya.

“Oh ya, gimana kalau gabung sama Tante ajah disana?” Ajak Dania.

“Boleh Tante,” setuju Dita dengan semangat yang langsung dihadiahi cubitan oleh Ayyana sebagai protes. “Dari pada makan hati lihat pasangan dokter disini,” bisiknya.

“Kita disini ajah deh Tante,” tolak Ilham.

“Mau berduaan?”

“Ini kan ramai Tante nggak berdua.”

Dania terkekeh pelan, “Ya sudah, kalau gitu kita kesana yah,” pamitnya diikuti Dita yang segera menyeret Ayyana.

“Kenapa dokter nggak mau gabung? Kan disana nggak ada pak Fakhri,” tanya Anggi mulai usil.

Ilham mendelik. “Nggak ada hubungannya sama Pak Fakhri.”

“Oh ya?” tatap Anggi tak percaya.

Namun Ilham memilih bungkam, jika ia menanggapi sepatah kata saja sudah dipastikan ocehan perempuan di sampingnya itu akan semakin menjadi.

Disisi lain, Dita yang melihat Ayyana masih tak nyaman setelah bergabung dengan Dania berbisik. “Tenang ajah, kan cuma ada mbak Maya sama Kayla.”

Ayyana mendengus pelan, ia benar-benar tidak ingin bertemu Fakhri sekarang. Kekesalannya pada pria itu masih belum hilang semenjak ia memaksa Ayyana untuk liburan berdua dengannya hanya karena menghilangkan file yang Ayyana sendiri bahkan tidak pernah melihat wujudnya.

“Kalian kira-kira ada waktu kosong nggak weekend ini?”

“Memangnya kenapa Tante?” Tanya Dita balik, sementara Ayyana sejak tadi lebih banyak diam.

“Tante rencananya mau ngajakin liburan.”

Sebelum Dita, Ayyana buru-buru angkat suara. “Maaf tapi kayaknya kita nggak bisa deh Tante.”

“Kalau weekend depan gimana?” tanya Alma.

“Bisa mbak,” jawab Dita tak ingin kalah cepat, namun saat Ayyana kembali ingin angkat suara, kehadiran Rama menghentikannya.

“Jadi gimana, bisa ikut liburan sama kita?” tanya Rama yang langsung mendapat anggukan dari Dita dan helaan nafas pelan dari Ayyana yang seolah tak diberi kesempatan untuk bersuara oleh temannya itu.

“Tapi mereka bisanya weekend depan Pi.” beritahu Dania.

“Nggak masalah, yang penting Dita sama Aya nggak keberatan.”

“Kita malah senang banget om diajakin liburan,” sahut Dita lagi, Ayyana sendiri sudah pasrah, lagi pula liburan bersama mereka akan lebih baik bukan dibandingkan opsi liburan berdua yang ditawarkan Fakhri.

oOoOo

“Gio udahan yuk, Tante capek,” keluh Ayyana pada keponakannya yang masih asyik bermain trampolin.

“Gio masih mau main Tante,” cemberutnya. Namun setelah itu ia tersenyum manis. “Nanti Gio traktir Tante Aya es krim deh.”

“Bener ya?”

“Janji.”

Karena hari ini salah satu rekan kerja sang ayah juga Adrie yang berada di Bandung sedang menggelar hajatan dan mereka berdua kompak mengajak istri masing-masing untuk mendampingi, jadilah Ayyana yang dibebani tugas menjaga Gio. Berbekal uang lima puluh ribu yang diselipkan ayah Ayyana pada saku baju cucu tunggalnya.

Awalnya Gio anteng-anteng saja bermain di kantor sembari menunggu Ayyana bekerja, tapi lama kelamaan ia mulai berulah. Berawal dari mengeluh lapar dan ingin makan ayam goreng sampailah mereka berakhir di tempat ini.

“Udah?” tanya Ayyana saat Gio mendekatinya.

Gio mengangguk. “Ayo, Gio beliin Tante es krim,” ucapnya memamerkan uang berwarna biru itu dari kantongnya.

Ayyana tertawa pelan, ia mengacak rambut ponakannya gemas dan keluar dari sana, mencari penjual es krim tentu saja. Ayyana tidak mau melewatkan kesempatan ditraktir bocah itu.

“OM FAKHRI!!” Teriak Gio tiba-tiba sambil melambaikan tangan dengan semangat.

“Gio manggil siapa?” tanya Ayyana menghentikan aksi Gio, takut jika ponakannya itu salah mengenali orang.

“Om Fakhri,” beritahu Gio seraya menunjuk ke arah sebuah cafe yang berada tak jauh dari posisi mereka saat ini.

Dan benar saja, ada Fakhri di sana. Pria itu tampak terlibat obrolan dengan dua orang pria yang sama-sama mengenakan pakaian formal. Ayyana tebak mereka baru selesai miting, hal itu ia simpulkan setelah dua pria tadi menjauh lebih dulu.

“OM FAKHRI!!” Seru Gio lagi, bahkan ia kini sudah setengah berlari menghampiri Fakhri. Keduanya memang cukup akrab lantaran sudah beberapa kali bertemu.

Ayyana sendiri menyusul di belakangnya dengan langkah berat, di pernikahan Ririn kemarin ia berhasil menghindari pria itu dengan mengajak Dita pamit tak lama setelah mereka menyetujui ajakan untuk liburan tapi baru selang dua hari, ia malah dipertemukan lagi dengan pria itu ditempat seperti ini lengkap dengan kehadiran Gio lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 22

    Sosok Jihan yang tidak mudah ditebak menjadi alasan utama Fakhri menolak permintaan Maminya, ia tidak ingin ambil resiko dengan menikahi Ayyana lantaran khawatir Jihan akan bertindak diluar batas. Tetapi bagaimana dengan taruhan yang sudah mereka sepakati? Fakhri yang lebih dulu menantangnya dan kini ia juga yang berpotensi akan membatalkannya? Fakhri benar-benar merasa seperti pria paling brengsek. Perhatiannya teralihkan oleh Daffa yang memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu, pria itu menatapnya nyalang, terlihat jelas sedang menahan emosi. “Heh, lo kenapa sih?” Tanya Daffa tak habis pikir dengan jalan pikiran Fakhri. Ia pikir, Fakhri tidak akan terpengaruh jauh oleh penyakit yang diderita Jihan tapi diluar dugaannya Fakhri malah menentang Maminya dan menolak untuk menikahi Ayyana. “Kalau tujuan lo hanya untuk bantuin Mami supaya gue setuju untuk nikah sama Aya, mending lo keluar aja. Gue lagi nggak ada tenaga buat debat soal itu.”

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 21

    "Wah, ini ponakannya Tante Ririn datang sendiri?" Tanya Ririn mendekati Ayyana dan Gio bersama yang lain. "Iya dong Tante, kan Gio udah gede," ucap Gio percaya diri membuat mereka terkekeh. "Apaan orang tadi sama Ayah sama Bundanya," bocor Ayyana. "Ihhh... Tante Aya malah dibocorin." "Kan nggak boleh bohong" "Terus Ayah sama Bundanya mana?" Tanya Daffa tak melihat Adrie dan Luna bersama mereka. "Ayah sama Bunda udah pergi lagi," jawab Gio. "Mereka mau hadirin undangan, jadi cuma transit disini buat titip Gio," jelas Ayyana diangguki semuanya. "Berarti ini udah mau balik juga kan?" Tanya Daffa lagi, Ayyana mengangguk. "Kalau gitu gimana kalau makan-makan dulu, tuh udah hampir jam makan siang juga." Bayu yang berdiri agak jauh bersama Fakhri ikut bersuara, "Kita kayaknya nggak ikut deh, capek mau langsung balik ajah." Daffa mendengus, "Bilang aja mau kangen-kangenan." "Ya lo paham sendirilah, kita kan masih kayak penganten baru." "Saya sama Gio juga nggak bisa,"

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 20

    "Kak Fakhri, boleh aku masuk?" tanya Jihan berdiri di ambang pintu kamar Fakhri. Fakhri yang tengah mengemasi pakaiannya dalam koper melirik Jihan sebentar, lalu mengangguk. "Aku pengen tanya sesuatu sama kakak," ucap Jihan mengambil tempat di seberangnya. "Apa benar Tante Dania meminta Kak Fakhri untuk menikah dengan perempuan lain?" Pertanyaan itu sontak menghentikan Fakhri yang hendak menarik resleting kopernya, "Siapa yang bilang sama kamu?" "Kak Daffa," jujur Jihan membuat Fakhri menghela nafas "Apa Kak Fakhri memang enggak pernah berniat untuk menikahi aku?" "Jihan..." "Apa selama ini Kak Fakhri memang tidak pernah menyampaikan hal itu sama orang tua Kakak?" Jihan menyela cepat ucapan Fakhri. "Kak Fakhri selama ini hanya mempermainkan aku kan? Nyatanya Kak Fakhri memang tidak benar-benar berniat untuk bertanggung jawab atas kematian keluarga aku," cerca Jihan. Jengah se

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 19

    “Lo kenapa sih?” Tanya Ayyana menyadari perubahan sikap Dita yang lebih banyak diam hari ini. Mereka berdua kini tengah sibuk mengecek persiapan pernikahan salah satu kliennya yang akan dilaksanakan di sebuah hotel. “Kayaknya hubungan gue sama Alvin nggak akan bertahan lama deh,” keluh Dita. “Alhamdulillah kalau gitu,” syukur Ayyana yang seketika dihadiahi geplakan pelan di lengannya. “Kalau beneran saling suka, ya nikah lah,” sahut Ayyana memberi solusi. “Keluarga Alvin nggak ngizinin dia pindah agama,” terang Dita. “Gue bilang apa kan? Pacaran itu bukan jalan buat cari jodoh.” Dita mendelik, “Lo ngomong gitu bukan karena punya niatan nyalip gue juga kan?” Balik melemparkan tatapan sok serius. “Lo tau nggak Dit? Takdir kadang suka ngelempar lelucon.” “Ayaaaa,” geram Dita membuat Ayyana sontak tergelak. Pokoknya Dita yang harus menyusul Ririn. Kalau urutan pernikahan mereka tidak sesuai rencana, setidaknya sesuai umur lah. Ayyana si paling bungsu harus ngalah, nunggu kakaknya

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 18

    Di tengah riuhnya suara kendaraan yang berlalu lalang dan suasana indah di bawah hamparan langit yang bertabur bintang, Fakhri berdiri di balkon yang sunyi dan sepi.Hatinya gundah, pikirannya berkecamuk.Di saat semua perlahan terasa mulai membaik, di saat trauma dan rasa bersalahnya sedikit demi sedikit terkikis, rasa itu kembali. Ketakutan itu merayap lagi.“Kak Fakhri.”Panggilan itu membuat ia teralihkan, Fakhri berbalik mendapati Jihan yang sudah berdiri tak jauh di belakangnya. Tanpa menjawab, Fakhri berbalik lagi, kembali menikmati pemandangan kota.“Maaf kalau aku selalu ngerepotin Kakak,” ucap Jihan mendekat.Fakhri memejamkan mata, ia tidak ingin membahas apapun dengan perempuan itu saat ini. “Lebih baik kamu masuk, kembali ke kamar dan istirahat,” instruksi Fakhri.Tanggapan dingin itu bukan hal baru bagi Jihan, Fakhri yang dikenalnya memang tipikal pria seperti itu. Tapi me

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 17

    Sesuai dengan permintaan Dania, Fakhri dan Ayyana pun pagi harinya menyusul mereka ke villa untuk melanjutkan acara liburan keluarga yang sudah mereka rencanakan. Namun bukannya menyambut dengan rasa lega karena Ayyana baik-baik saja, mereka justru usil dan bercanda seolah Ayyana dan Fakhri adalah pasangan pengantin baru yang baru saja selesai honeymoon. Tapi seakan sudah kebal selalu diejek dengan Fakhri, terlebih fakta bahwa keluarga mereka memang memiliki rencana untuk menjodohkan mereka, membuat Ayyana tak terlalu menanggapinya dengan serius. Karena mereka sudah harus kembali sore harinya, jadi mereka hanya mengunjungi kebun teh, menikmati makanan khas di cafe yang terletak disana dan tak lupa mengabadikan beberapa moment dengan berfoto. Setelah itu, mereka pun kembali. Kini, Dania dan sang suami memilih pulang bersama orang tua Daffa. Jadi di mobil Fakhri hanya ada Ayyana, Dita, dan Kayla. Namun Kayla kembali berulah, menarik Dita lebih dulu memasu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status