Share

BAB 43

Penulis: Dhia Dharma
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-05 10:00:48

"Assalamu'alaikum." Ucap Ayyana pelan begitu memasuki kamar.

Senyumnya mengembang melihat Fakhri yang tampak terlelap di sofa, ia beranjak mendekat lalu menyimpan barang bawaannya di meja samping sofa itu.

Melihat tak ada pergerakan dari Fakhri, Ayyana ikut diam sembari mengamati raut wajah sang suami dari jarak yang cukup dekat. Jika dilihat-lihat suaminya ini tampak cukup tampan dan mungkin tidak sulit untuk membuat seseorang menyukainya.

Tetapi kenapa Ayyana tidak pernah sadar? Ah, mungkin sikap menyebalkan Fakhri yang menutupi ketampanannya selama ini.

Tangan Ayyana terulur mengusap pelan rambut Fakhri, "Mas, bangun. Nggak baik tidur setelah ashar."

"Mas." Ucapnya lagi, hingga pria itu menggeliat kecil dan perlahan membuka mata.

"Hmm..."

"Bangun gih, udah sore."

"Kamu baru pulang?" Tanya Fakhri serak dengan posisi yang masih sama.

"Iya, bangun gih. Nggak baik tau tidur sore-sore begini." Ucap Ayyana
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 43

    "Assalamu'alaikum." Ucap Ayyana pelan begitu memasuki kamar.Senyumnya mengembang melihat Fakhri yang tampak terlelap di sofa, ia beranjak mendekat lalu menyimpan barang bawaannya di meja samping sofa itu.Melihat tak ada pergerakan dari Fakhri, Ayyana ikut diam sembari mengamati raut wajah sang suami dari jarak yang cukup dekat. Jika dilihat-lihat suaminya ini tampak cukup tampan dan mungkin tidak sulit untuk membuat seseorang menyukainya.Tetapi kenapa Ayyana tidak pernah sadar? Ah, mungkin sikap menyebalkan Fakhri yang menutupi ketampanannya selama ini.Tangan Ayyana terulur mengusap pelan rambut Fakhri, "Mas, bangun. Nggak baik tidur setelah ashar.""Mas." Ucapnya lagi, hingga pria itu menggeliat kecil dan perlahan membuka mata."Hmm...""Bangun gih, udah sore.""Kamu baru pulang?" Tanya Fakhri serak dengan posisi yang masih sama."Iya, bangun gih. Nggak baik tau tidur sore-sore begini." Ucap Ayyana

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 42

    "Wah tuh anak kayaknya emang udah mulai gila deh."Daffa tak habis pikir mendengar cerita Fakhri tentang tindakan Jihan yang ingin mencoba bunuh diri."Kayaknya penyakit yang diderita Jihan tuh bukan di paru-paru tapi di otak." Oceh Daffa tak berhenti. "Ada gitu orang waras yang sampai berani mau ngelakuin tindakan berbahaya kayak gitu cuman karena pengen dinikahin.""Lo tau sendiri kan, emosi dia memang kurang stabil dari dulu. Apalagi sekarang, setelah dia ikut didiagnosa kena kanker paru-paru.""Terus gimana? Nggak mungkin kan lo setuju buat nikahin dia.""Jelas gue nggak akan setuju, cuman gue khawatir ajah kalau sampai Jihan nekat ngelakuin hal kayak tadi lagi.""Lo tenang ajah, gue akan pastikan dia aman. Tapi gimana soal wasiat itu?""Gue akan coba cari tahu dulu kebenaran dari wasiat itu, jujur ajah Pak Damar agak mencurigakan terlebih sebelum ini nggak pernah ada pembicaraan mengenai hal itu kan?" Ungkap Fakhri mengenai kecurigaannya"Nah, it

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 41

    Ayyana yang sedang sibuk merapikan peralatan sholat teralihkan oleh dering panggilan masuk di ponselnya.Senyum perempuan itu merekah melihat nama Fakhri muncul sebagai penelfon, tapi bukannya ini masih tengah malam di sana?"Assalamu'alaikum Mas.""Wa'alaikumussalam. Saya ganggu nggak?" Tanya Fakhri dengan suara agak serak."Enggak, ini aku baru selesai sholat subuh. Mas belum tidur ya?" Tebak Ayyana."Saya nggak bisa tidur Aya.""Kenapa? Mikirin masalah kantor?""Bukan.""Terus?""Saya kecanduan dengar bacaan doa dan dzikir kamu kayaknya."Senyum Ayyana merekah, ia tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya."Oh ya, kamu nggak sendirian kan di rumah?" Tanya Fakhri memastikan."Ah, nggak kok Mas." Jawab Ayyana kikuk. "Jadi ini mau aku bantu baca doa sama dzikir?""Iya boleh.""Ya udah, bismillah."Ayyana membenarkan posisi duduknya dan mulai membac

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 40

    "Nah, kamu nginap disini aja sampai suamimu pulang, jangan tinggal di rumah sendiri." Ucap Winda begitu mereka sampai di rumahnya. Mertuanya itu mengajak Ayyana ke rumahnya tanpa menerima penolakan, kesal dengan tindakan Fakhri yang menurutnya sangat tidak bertanggung jawab. "Apaan itu suami kamu, baru seminggu nikah udah ninggalin istri, sendirian lagi! Liat ajah nanti kalau dia pulang, Mami kasih pelajaran biar tahu rasa." Lanjut Winda. Ayyana hanya bisa pasrah, meski sudah menjelaskan berulang kali jika Fakhri tidak tahu ia sendirian di rumah, tapi Winda sama sekali tidak mengindahkan ucapannya. "Masuk gih sayang, istirahat. Kamu pasti kurang tidur semalam." Ucap Winda mengantar Ayyana sampai ke kamar Fakhri. "Makasih, Mi." "Oh ya, ingat pesan Mami. Jangan kasih tau Fakhri kalau kamu disini." "Iya, Mi." Turutnya. "Jangan sungkan bilang Mami atau Kayla kalau kamu

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 39

    Ayyana menggeleng, "Nggak apa-apa, itu kan tanggung jawab kamu." Fakhri menurunkan badan, berlutut di depan Ayyana yang duduk di kasur. Ia menatap Ayyana dengan perasaan bersalah yang amat dalam. "Maaf Aya," ucapnya meraih tangan Ayyana. Kalimat itu bukan sepenuhnya permintaan maaf karena meninggalkan Ayyana, tetapi karena rasa bersalah atas ketidakjujurannya pada istrinya itu. Dan mungkin ini adalah kebohongan pertama dari kebohongan-kebohongan lain yang akan ia lakukan ke depannya. "Aku nggak apa-apa Mas," balas Ayyana balik menggenggam tangan Fakhri. "Ya udah siap-siap gih, aku bantu beresin barang kamu." "Makasih." "Sama-sama. Oh ya, makan dulu sebelum berangkat, paling bentar lagi makanan yang aku pesan sampai." "Iya." Ayyana lalu sibuk menyiapkan barang yang sekiranya Fakhri butuhkan, kecuali pakaian karena Fakhri mengatakan ia punya pakaian ya

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 38

    "Capek, tapi hasilnya memuaskan kan?" Seru Ayyana bangga. "Jujur saja, saya nggak kepikiran kalau perabotan rumah akan sebanyak ini. Kirain saya cuma sofa, meja, lemari, televisi, udah cukup." "Itu cuma kebutuhan dasar, perintilannya masih banyak. Ini ajah masih banyak yang belum kebeli." "Apa lagi? Udah ada semua kok." "Aku masih pengen tambah karpet di depan sofa ini, terus pengen beli beberapa pot juga, belum lagi gorden rumah! Dan masih banyak yang lain." "Kamu atur saja lah, saya bagian tata ajah." "Siap pak bos." Cengir Ayyana sumringah. Seperti biasa, Fakhri menanggapi dengan senyum tipis, pria itu beranjak dan mengusap pelan puncak kepala Ayyana yang terbalut hijab. "Kalau gitu saya ke atas dulu, mau mandi." Ayyana mengangguk, "Oh ya, makan malamnya Mas mau apa?" "Apa ajah, yang penting ada nasinya." "Okey." Ayya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status