Share

Bab 8

Author: Sangkarachan
last update Last Updated: 2024-12-12 22:51:58

King segera masuk ke dalam vila itu dan mencari di mana Kavaya sedang di tahan. Richard segera menyusul King masuk ke dalam dan di sana ada beberapa orang yang sudah tergeletak di lantai dengan bersimbah darah dimana mana.

"Astaga..... udah jelas ini bakalan ada puting beliung angin ribut ini." gumam Richard pelan. 

Dia segera berlari menyusul King untuk naik ke lantai atas. Saat Richard tengah bingung mencari di mana bosnya itu terdengar suara barang pecah berserakan dan di sana nampak barang pecah berserakan. Tak hanya itu ada dua orang yang sedang di hajar oleh King sampai mereka babak belur tak berbentuk lagi.

"Kan bener apa dugaanku!"

Richard segera menghampiri King dan melihat di sana ada yang aneh dengan Kavaya. Richard segera masuk ke dalam dan jelas indera penciumannya mencium bau yang sangat dia kenali.

Srettt....

"Kinggg....Berhenti.... Kavaya butuh kamu!!!"

 Richard berhasil menghentikan King menghajar orang yang sudah tak bergerak itu dan bisa di pastikan jika kedua orang yang tadi di hajar King sudah tak bernyawa lagi.

"Apa maksudmu?" tanya King yang masih menetralkan amarahnya.

"Obat perangsang...."

Satu kata dari Richard membuat mata King membola dan dia melihat ke arah Kavaya yang mulai bereaksi pengaruh obat itu.

"Leo mungkin sudah dalam perjalanan, biar kami yang mengurus mereka. Bawa gadismu pergi dari sini, dan kemungkinan itu dosis tinggi karena aku juga mencium ada bau alkohol dengan dosis tinggi juga."

"Sial..."

King segera menghampiri Kavaya dan melihat banyak keringat dingin di dahi gadis itu. Kavaya mulai bergerak gelisah bahkan dia juga ingin membuka bajunya tanpa sadar. King reflek mengangkat badan Kavaya untuk di bawa pergi dari sana. Dan ternyata sentuhan King pada Kavaya membuatnya langsung membuka matanya.

"Tolong aku, kenapa ini badanku panas sekali...."

Suara Kavaya mulai serak dan itu membuat King meneguk ludahnya kasar.

Bagaimana tidak tanpa sengaja bagian yang menonjol dari Kavaya terlihat olehnya, jelas King adalah laki laki normal dan meskipun dia bukan pemain wanita tapi nalurinya sebagai laki laki juga akan tergerak dengan sendirinya.

"King kamu lihat apa? Segera bawa dia pergi!" teriak Richard membuyarkan lamunan King tadi.

Tanpa banyak bicara King segera pergi meninggalkan Vila itu dengan cepat. King meletakkan tubuh Kavaya di dalam kursi penumpang yang ada di sebelahnya. Dia melajukan mobilnya dengan cepat dan tepat di tengah jalan Kavaya mulai bertingkah.

"Ini gerah banget... tolong aku butuh air!" rintih Kavaya lirih.

King menepikan mobilnya dan berniat memberikan Kavaya air tapi matanya membelalak saat melihat keadaan Kavaya yang ternyata sudah membuka bajunya sendiri.

"Astaga swetty...." decak King gemas.

Tak hanya itu yang Kavaya lakukan, dia mulai mendekat ke arah King dan jelas alarm di kepala King mulai berbunyi tapi dia masih terpaku di tempatnya duduk dan menelan ludahnya kasar.

"Swety, jangan mendekat... atau kamu akan menyesal seumur hidup kamu!

Kavaya seolah tuli saat ini, dia mulai menjulurkan tangannya ke arah King dan dengan berani dia merangkak ke pangkuan King yang membuat King kembali membelalakan matanya.

"Kamu tampan banget, kamu bisa kan bantu aku. Tubuhku panas banget, aku butuh sesuatu...."

Glek....

King kembali menelan ludahnya susah payah di tambah di depan matanya terpampang nyata suatu keindahan yang membuat sesuatu di tubuh King mulai bergerak aktif. Kavaya yang tak sadar dengan apa yang di lakukannya bahkan dengan berani memulai mencium King lebih dahulu. Tak hanya itu dia juga mulai menggerakkan bagian bawahnya untuk mencari kenikmatan karena badannya sendiri sudah tak bisa di kendalikan. Di sela ciuman mereka King menggeram berusaha menahannya akan tetapi dia kalah dengan nafsunya sendiri.

"Swety, astaga..." erang King frustasi.

King pun segera menyerang balik Kavaya yang tak mau diam sejak tadi, tapi dia merasa kesulitan karena saat ini posisi mereka ada di dalam mobil. Di sela kegiatan panas mereka, King mulai berpikir akan membawa Kavaya kemana karena jelas saat ini kondisinya seperti ini.

"Tahan swety, kita pergi ke Vila ku yang ada di dekat sini!" 

King menahan Kavaya yang masih ada dalam pangkuannya dan dia mengemudikan mobilnya dengan cepat. King seolah tak bisa berpikir dan lupa jika mobilnya bisa di kemudikan otomatis.

Ckittt....

Suara decit ban milik mobil King  membuat beberapa penjaga Vila berjengkit kaget. Mereka bahkan melongo saat King terlihat menggendong seseorang yang di tutupi selimut oleh King.

"Jangan ganggu aku, dan jaga Vila ini jangan sampai ada yang  mengusikku apa yang aku lakukan!"

Para penjaga itu mengangguk gagu antara syok dan bingung tapi mereka tak berani membantah apa yang tengah di lakukan oleh Lord mereka.

Pada saat perjalanan masuk ke dalam kamar King yang ada di ujung pun Kavaya tak pernah mau diam bahkan semua area sensitif King pun di jamah oleh bibir manis milik Kavaya. Dan sepanjang perjalanan ke kamar itu King pun tersiksa dengan apa yang tengah menimpanya.

Saat mereka sampai dalam lamar King, Kavaya segera di jatuhkan King di atas ranjang empuk miliknya dan membuat King segera melepaskan baju miliknya sendiri. Dia menatap lapar pada Kavaya yang saat ini hanya memakai dalaman saja.

King juga melihat badan Kavaya sudah seperti cacing kepanasan.

King mulai merangkak di atas badan Kavaya dan memandanginya dengan lembut.

"Tolong aku, ini rasanya nggak nyaman sekali." rintih Kavaya dengan suara indahnya dan itu membuat hati King berdesir lebih dari sebelumnya.

King mulai membelai lembut pipi Kavaya dan itu membuat Kavaya memejamkan matanya menikmati sentuhan yang di berikan King serta dadanya naik turun karena menahan semua gejolak yang ada di dalam dirinya akibat obat yang dia minum.

"Swety, apa kamu akan membenciku ketika aku menolongmu malam ini?" Tanya King yang tiba tiba merasa takut dengan apa yang akan dia lakukan.

Kavaya yang sedikit tersadar pun menatap King dengan sayu, tapi kemudian tanpa banyak bicara lagi Kavaya segera meraih wajah King dan menempelkan benda kenyal miliknya sampai bertubrukan dengan milik King. Tak hanya itu, dia juga mulai menggerakkan bibirnya agar King segera mau menyentuhnya. Otak Kavaya sudah tak bisa berpikir jernih lagi dan saat ini dia ingin menyelesaikan rasa tersika di dalam dirinya ini. King sendiri masih menahan dirinya agar tak menyerang gadisnya saat itu juga. Tapi nyatanya tangan Kavaya sudah menjalar kemana mana dan itu membuat King merasakan pusing yang amat sangat di kepala atas dan bawahnya secara bersamaan.

"Swety, jangan menyesal setelah ini karena aku pastikan kamu tak akan bisa kabur dan pergi dari sisiku. Meskipun kamu memohon dan berlari sampai ke ujung dunia pun aku akan mengejarmu!" ucap King serak.

Setelahnya King menyerang Kavaya membabi buta, tak ada yang King lewatkan saat itu. Dia terus menelurusi lekuk tubuh Kavaya yang indah dan membuatnya tak bisa berhenti saat itu juga.

Tangan King pun tak mau tinggal diam saat ini, dia meraba setiap inci dari Kavaya dan membuat Kavaya merasakan apa yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. King sendiri menahan mati matian apa yang seharusnya dia lakukan sejak tadi karena memang dia dan Kavaya juga baru pertama kali ini melakukan hal ini. Tapi King hanya mengikuti nalurinya saja sebagai laki laki.

Saat tangan King mulai memegang bagian tubuh Kavaya yang menonjol dan terasa kenyal suara indah Kavaya pun mengalun indah berbarengan dengan tangan King yang bergerak lincah di sana.

Kavaya juga tak tinggal diam saja, dia malah memberi akses bebas agar King bisa melakukan apa yang dia mau. Mata Kavaya sudah semakin sayu apalagi indera pengecap King mulai menjalari setiap lekuk tubuhnya.

"Ahhh...."

Suara indah itu lolos lagi dari bibir mungil milik Kavaya dan itu membuat King semakin bergerak lincah di bawah sana. Permainan King pun sudah sampai di area bagian bawah dan itu membuat King sedikit ragu, dia sedikit mendongak ke arah Kavaya dan melihat wajah memerah itu juga melihatnya sekilas.

"Pleasee, jangan siksa aku...."

Suara napas Kavaya seperti seseorang yang baru saja lari maraton bahkan tatapan wajah Kavaya dan mata itu menginginkan hal lebih dari King. 

King  memejamkan matanya sekilas dan tak lama dia membuka mata itu dengan cepat karena ternyata kepalanya juga semakin berdenyut.

"Swety, ini kamu yang minta jadi jangan menyesal dengan apa yang akan terjadi pada kita malam ini," gumam King pelan.

King melakukan kembali apa yang sempat dia tunda lagi, dia melihat bentuk indah yang ada di depannya ini dan terlihat sangat terawat. King sedikit menggoda Kavaya dengan sedikit meniupnya pelan.

"Ahhhh..."

Suara indah itu terdengar lagi di telinga King yang semakin membuatnya bertambah bergairah.

King mendekatkan wajahnya pada lembah yang mulai lembab dan nampak memerah indah itu.

King mulai menjulurkan benda tak bertulangnya ke area lembah lembab itu dan membuat Kavaya sedikit melengkung kan badannya ke atas karena sedikit terkejut dengan apa yang dia terima. Aliran listrik yang begitu nikmat baginya menyengat semua tubuhnya di tambah King mulai menggerakkan benda tak bertulang itu keluar masuk ke dalam lembah Kavaya. Reflek kedua tangan Kavaya menarik rambut King dan malah memaksa kepala King untuk semakin masuk ke dalam sana. Tak ayal Kin pun mulai menggerakkan jari jarinya dengan menyibak lembah itu dengan perlahan. Dan awalnya yang terasa pelan lama lama semakin cepat dan mulai menerobos masuk ke dalam bagian inti lembah itu yang semakin basah karena Kavaya mulai mengeluarkan lahar pemanasnya. King melahap habis lahar itu dan membuat Kavaya semakin menggelinjang tak karuan.

Dan hampir setengah jam King memainkan jari jarinya di lembah itu tangan Kavaya mencengkeram kuat dan menekan kepala King semakin masuk ke dalam. King sendiri menuruti apa yang di mau Kavaya saat ini dan tak lama semburan lahar yang sangat banyak mengalir deras dari lembah indah milik Kavaya. King yang sedang menikmatinya pun menelan sampai habis dan tentu saja itu membuat Kavaya semakin menjerit tak karuan.

Beruntung kamar milik King kedap suara jadi tak ada yang tahu atau mendengar suara suara laknat yang keluar dari dalam kamar itu.

Setelah lahar panas itu tertelan semua King segera bangkit dari bawah dan melihat wajah cantik Kavaya yang masih memerah dengan napas yang masih tersengal sengal setelah acara pelepasan pertamanya tadi.

 Kavaya memandang King dengan mata sayunya dan King tahu jika pengaruh obat itu belum sepenuhnya hilang. Tangan Kavaya sendiri sudah meraih benda keras dari balik celana pendek yang sudah mengetat milik King dan mengusapnya pelan. Dan saat ini gantian suara berat King yang menggema di kamar itu.

"Sweety, ahhhh....."

"Biarkan aku yang sekarang melakukannya."

to be continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 86

    Kavaya mulai membuka matanya dan dia merasakan mual dan pusing. Tapi dia tak kuat untuk bangun. Dilihatnya King tengah tertidur dengan memegangi tangannya. "King....." King yang samar samar mendengar suara Kavaya pun mulai bangun. King langsung membuka matanya saat dia melihat Kavaya sudah siuman. "Sweety....." King ingin mendekat ke arah Kavaya tapi Kavaya menahannya, sedangkan satu tangan yang lain menutup hidungnya. "King, menjauh, kamu bau!!!" usir Kavaya langsung. King mematung di tempatnya. Bau? Padahal King baru saja mandi dan berganti pakaian. "Ava, aku baru selesai mandi, mana mungkin aku bau." protes King. Kavaya mual dan melengos ke arah lain. King yang melihat itu mengusap wajahnya kasar. Dia hampir lupa jika Kavaya saat ini tengah mengandung. "Ok, aku jaga jarak. Kamu bisa hadap sini." ucap King dengan nada pasrah. King menjaga jarak dari Kavaya barulah Kavaya mau menoleh lagi ke arah King. Tak ada lagi mual di perutnya, meskipun masih terasa pusin

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 85

    "Sweety......" King menangkap tubuh Kavaya dengan cepat, dan dia menepuk pelan pipi Kavaya yang baru saja sah menjadi istrinya. "Sweety, bangun....." King menepuk pelan pipi Kavaya, tapi tak kunjung mau membuka matanya. "King bawa ke rumah sakit!" King pun mengangguk, dia membopong tubuh Kavaya dengan cepat sementara Leon sudah menyiapkan mobil untuk mereka. Wajah King yang panik terlihat jelas disana, bayangan masa lalu tentang Kavaya mulai menari nari di otaknya. Leon yang melihat itu pun paham, dia mencoba menenangkan King sambil tetap fokus menyetir. "Tenanglah, Kavaya akan baik baik saja. Dia mungkin hanya kelelahan." King mengambil napas panjang dan menghembuskan nya perlahan. Tak lama mereka sampai di rumah sakit. Kali ini Leon sudah bersiap dengan segala kemungkinan. Anak buahnya bahkan sudah berbaris rapi dan menjaga semua area rumah sakit. Pengalaman yang dulu benar benar mereka jadikan pelajaran. King membawa Kavaya masuk untuk segera di periksa. Tapi

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 84

    Kavaya terus bermain dengan milik King yang semakin mengeras dan membesar. Tapi saya di rasa King ingin meledak dia menarik kepala Kavaya dan mencium Kavaya brutal. King mulai bermain dengan milik Kavaya, menyesapnya dan juga memainkan puncak merah itu. Semua King rasakan meskipun lemas Kavaya berusaha untuk tetap berdiri. Bibir King terus menyusuri semua miliknya. Dan tepat di depan dua benda kenyal milik Kavaya. Lidah kasar itu mulai menari indah di sana sedangkan di sisi lainnya jari jemari dan telapak tangan King mencengkeram erat. Kavaya meremas rambut King yang sedang bermain di kedua benda kenyal itu. Lalu semakin turun. Salah satu kaki Kavaya di naikan ke atas bathub dan itu membuat benda kecil yang ada di tengah itu berkilat terlihat jelas. Sedangkan King sudah bersiap di depannya. Hembusan napas King membuat tubuh Kavaya meremang. Tak lama sapuan lidah itu sudah berada di tengah goa milik Kavaya. "King..ah.....!" Kavaya meremas rambut King yang sedang bermain di

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 83

    King membawa Kavaya pulang ke mansion. Tapi sepanjang perjalanan Kavaya hanya diam dan tak banyak bicara. Moodnya mendadak tak enak sejak tadi. Berkali kali juga Kavaya menghela napasnya panjang. Dia enggan berbicara saat ini. King pun tak memaksa Kavaya untuk membuka suara. Sudah sejak lama dia tak bertemu dengan Orlando tapi sekalinya bertemu harus terjadi hal seperti ini. Kavaya ingat jika saat kecil Orlando menyayangi nya tapi semenjak Orlando menikah lagi barulah semua sifat itu berubah. "Bee, apa mungkin nanti ketika kita punya anak lagi kita bisa jadi orang tua yang baik?" King yang berjalan di belakang Kavaya pun menghentikan langkahnya. Begitu juga Kavaya yang berhenti tak jauh dari King berdiri. "Kenapa kamu tiba tiba bertanya seperti itu? Tentu saja kita bisa menjadi orang tua yang baik. Kita bisa terus belajar Ava. Masa lalu kita, keluarga kita tak bisa kita jadikan patokan untuk masa depan kita ketika mempunyai anak sendiri!" Kavaya melihat ke arah King

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 82

    "Sandrina....." Teriakan Orlando dan Yohan menggema di sana. Mereka segera menolong Sandrina. Orlando langsung beralih ke arah Kavaya. Tatapan jua tajam dan ingin sekali menghabisi Kavaya karena sudah melukai Sandrina. "Dasar wanita iblis. Nyesel aku dulu angkat kamu jadi anak. Harusnya aku menghabisimu waktu itu." Kavaya tersenyum miring, "Mengangkat, atau memang menculikku tuan Orlando?" Orlando membeku di tempatnya. Kavaya tahu semuanya tapi dia berusaha melupakan semuanya. Tapi ternyata Orlando malah membuatnya ingat hal yang ingin dia lupakan. "Nggak usah pura pura terkejut tuan, karena sebentar lagi kakek akan datang kemari untuk menjemputmu. Bukan kah semua kesalahan itu harus di pertanggung jawabkan? Dan lagi waktumu bebas juga sudah terlalu lama tuan. Dan masalah iblis, apa kamu lupa kalau iblis ini yang nyiptain kalian. Dan ya sekarang aku hanya menikmati peranku sebagai iblis!" Yohan pun meradang melihat Sandrina terluka. Dia mengeluarkan senjata api yang dia

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 81

    King yang awalnya ingin berdiam diri akhirnya membuka suara. Kavaya juga tak menyangka jika Sandrina akan membuka luka lama itu. Orlando, jangan di tanya wajahnya seperti apa. Pucat pasi, dan badannya terhuyung ke belakang. Melihat kemarahan King sama saja dengan menyetorkan nyawanya sendiri. Selama Kavaya menghilang, Orlando bahkan sama sekali tak mencari Kavaya. Dia juga langsung menikahi ibunya Sandrina. Sandrina dan juga Yohan tentu saja syok. Mereka kira King seperti para penguasa lainnya yang akan berganti ganti pasangan tapi tidak. Dia tetap setia dengan Kavaya. "Jadi apa lagi yang ingin kalian katakan? Sekalian aku ingin mendengarnya!" Sandrina gemetar ketakutan, dia melihat wajah King yang semakin dingin. Niatnya ingin membuat malu Kavaya tapi ternyata malah membuat King marah. Sandrina benar benar tak tahu jika Kavaya dan King sudah menjalin hubungan selama itu. "Ti-tidak tuan King, aku tidak tahu jika Kavaya sudah bersamamu sejak lama. Karena dulu dia...."

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 80

    Sandrina masih terus melihat ke arah King yang bahkan tak melihat ke arahnya sedikit pun. Kavaya nampak santai saja karena dia tahu King tak akan pernah tertarik dengan yang lain. "Tuan King, kenalkan saya Yohan!" Yohan mengulurkan tangannya untuk berkenalan tapi King tak menanggapinya. Alih alih mengatakan sesuatu pada Yohan tapi King malah memberikan daging steak yang sudah dia potong rapi kepada Kavaya. "Terima kasih Bee...." "Makanlah...." Kavaya mengangguk dan Yohan yang di abaikan pun kesal. Tapi dia menahan dirinya agar tak membuat masalah. "Maaf tuan, apakah saya bisa meminta waktunya sebentar. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan terkait proposal pekerjaan." Yohan berusaha tetap sopan kepada King, tapi tak juga di gubris. Akhirnya suara Sandrina terdengar sesaat setelah King mengabaikan Yohan. "Apakah ini yang namanya tuan King yang terkenal itu? sombong sekali, padahal kekasihku hanya ingin bicara tapi tak juga di gubris." King pun masih terlih

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 79

    Leon membawa Ayumi kembali ke kamar. Dia membaringkan tubuh Ayumi di ranjang miliknya. Dia melihat Ayumi yang masih pucat dan memutuskan untuk menemani Ayumi di sana. "Setelah ini jangan pernah merasa takut dan sendiri an lagi, aku bersamamu." Leon mencium kening Ayumi, dia ikut berbaring setelah sebelumnya dia memberi tahu King tentang tugasnya yang sudah selesai. Leon memeluk tubuh Ayumi dari belakang tapi Ayumi berbalik ke arah Leon dan mencari tempat ternyaman di dada Leon. Setelah menemukannya Ayumi kembali tidur dengan nyenyak. Leon tak keberatan dengan itu. Leon memeluk Ayumi dan tak lama dia pun ikut masuk ke dunia mimpi. # Sedangkan Kavaya saat ini tengah bersama King dan juga Kakeknya serta Kaito. Mereka membicarakan pernikahan Kavaya dan King yang memang akan segera di adakan secara tertutup. Mengingat semuanya serba terburu buru. "Jadi kamu sudah memesan baju pengantin nya?" tanya sang Kakek. "Hmm, dan juga semua tempatnya serta makanan dan yang lain sem

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Bab 78

    Ayumi yang bahagia dengan apa yang di berikan Leon pun segera bangun dari tidurnya. Badannya sudah sangat lengket. Dan saat dia bangun dia juga melihat bercak darah disana. Blush..... Wajah Ayumi memerah, dia tahu artinya itu. Dia meraih sprei itu dan melipatnya lalu menyimpannya. Dia tak mau jika di dahului oleh pelayan yang ada di mansion milik King. Sedikit tertatih dia berjalan ke arah kamar mandi. Begitu sampai di sana ada sebuah note kecil di dekat wastafel. "Pakai salep ini, biar sakitnya reda" Ayumi tahu itu dari siapa, dan lagi lagi hatinya menghangat. Kesalahpahaman yang terjadi malah membuatnya merasakan cinta kembali. Ayumi segera berendam beberapa saat dan rasa sakit itu sedikit berkurang. Tak lupa juga dengan salep yang di berikan Leon kepadanya. Ternyata efeknya langsung terasa dan sakit itu tak di rasakannya kembali. Ayumi yang selesai ganti baju pun turun ke lantai bawah, bertepatan dengan Leon yang baru saja kembali. Tapi Ayumi melihat ada bercak dar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status