Share

PART 139: Roma

Author: Titi Chu
last update Last Updated: 2025-06-24 18:15:02

"Kak, jangan lupa main-main ke sini ya, aku bakal senang banget kalau Kakak datang, jadi pelanggan juga nggak pa-pa."

"Makasih Lea."

"Mba Mita, good luck di tempat baru, di manapun itu semoga karier Mba Mita nggak pernah redup dan menyala terus."

"Aamiin, kamu juga ya Rena, doa baik semoga kembali ke yang mendoakan."

"Lo pasti suka ini, ada kursus untuk masakan Italia yang bakal open bulan depan. Lo bisa ikut di sana dan mereka juga nawarin paket untuk belajar langsung di restoran Roma sekalian jalan-jalan."

"Mau, forward infonya ke WA Mas."

"Mita, kalau ketemu di restoran lain jangan sombong ya."

Aku tertawa dengan ucapan Chef Lukas dan memberinya jempol.

Kuembuskan napas panjang kemudian pandanganku menyapu seluruh kitchen. Tempat ini terlihat berantakan tapi juga rapi di saat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Monica Gendut Gendut
yessss...semangat Thor bikin Gundul panas ...
goodnovel comment avatar
Paggus nirwana
sepertinya ed sengaja, biar gun sadar,,,
goodnovel comment avatar
Paggus nirwana
rasakan kamu gun,,, kalah saing ama ed asistenmu,,, ayo ed, lawan,,,biar gun tau diri, jgn sok,,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 142: Observasi

    Rasanya seperti ingin terbang, mobilku melaju dalam kecepatan seperti pembalap, Mama di samping mencengkeram seatbelt, wajahnya ikut cemas, tidak ada yang bicara selama kami menelusuri perjalanan. Bersyukur karena lalu lintas mulai lengang, jadi aku bisa sampai di Rumah Sakit cukup cepat. Bau antiseptik yang menyengat langsung menyambut ketika aku berlari di koridor, jantungku berdegup kencang begitu menemukan Madrid meremas tangan gugup tepat di depan ruang UGD. "Mba Mita?" "Di mana?" Lalu aku melihatnya, Gun yang berantakan masih dalam kemeja kerja, sedangkan di sampingnya, Naga terbaring di ranjang kecil darurat, tubuhnya hanya ditutupi selimut tipis, dan perawat sedang mengikat lengannya untuk dipasang infus. Dia menangis. Lirih. Lelah. "Naga..." Gun seketika menoleh, wajahnya kusut. Dia mengerjap cepat saat melihatku seolah

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 141: Hari Ibu

    "Malam ini seharusnya aku dinner sama Gun, tapi aku memilih buat nggak datang, karena aku yakin dia juga pasti nggak akan repot-repot buat datang." Aku diam saja mendengarkan. "Ini bukan atas inisiatif dia sendiri, dia melakukannya karena sutradara. Kami sedang ada project series iklan, adegannya akan banyak dan dibuat seperti potongan film, rencanaya di akhir adegan akan ada give away untuk konsumen." Kami sengaja memilih tempat yang private, dia ditemani asistennya, yang kini duduk agak jauh dari kami, mengawasi. Di sebuah kafe kecil dekat salon Jenardi. Sebenarnya aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba mengatakan hal tersebut, tapi aku sudah lelah dengan konfrontasi. Lagipula dialah yang memintaku melipir sebentar dan ingin bicara, jadi aku nurut saja. "Pak Wisnu, kamu pasti kenal dia kan? Dia yang pertama kali dulu menyutradarai CF iklan CoffeeKu. Dia selalu beranggapan kami ng

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 140: Relaxation Zone

    Aku tidak melakukan apa pun selama seharian setelah resmi resign. Mama berkata kalau aku memang perlu memberi diri sendiri jeda. Perlu memberi diri sendiri libur setelah selama ini pontang-panting bekerja. "Anggap aja rewards," serunya tanpa beban. "Sebagai apresiasi, toh selama ini kamu jarang ngambil cuti kan? Kamu juga butuh liburan Mita, biarkan anak-anak sementara sama Papanya, kamu juga bisa sibuk memperbaiki diri di sini." Lalu dia memintaku untuk datang ke salon Jenardi, tempat di mana sekarang dia bekerja. Tapi aku tidak memiliki waktu untuk berleha-leha. Gun mungkin sudah menyusun banyak rencana, dan kalau aku lengah sedikit saja, aku akan ketinggalan banyak langkah darinya. Jadi, siang itu aku langsung ke Lumeno. Tempat itu ramai seperti biasa dan sibuk. Sedang ada bersih-bersih massal untuk menyambut 25th anniversary agensi. Tidak heran kalau semua orang tampak hilir mudik, dan suntuk. "Paramita.

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 139: Roma

    "Kak, jangan lupa main-main ke sini ya, aku bakal senang banget kalau Kakak datang, jadi pelanggan juga nggak pa-pa." "Makasih Lea." "Mba Mita, good luck di tempat baru, di manapun itu semoga karier Mba Mita nggak pernah redup dan menyala terus." "Aamiin, kamu juga ya Rena, doa baik semoga kembali ke yang mendoakan." "Lo pasti suka ini, ada kursus untuk masakan Italia yang bakal open bulan depan. Lo bisa ikut di sana dan mereka juga nawarin paket untuk belajar langsung di restoran Roma sekalian jalan-jalan." "Mau, forward infonya ke WA Mas." "Mita, kalau ketemu di restoran lain jangan sombong ya." Aku tertawa dengan ucapan Chef Lukas dan memberinya jempol. Kuembuskan napas panjang kemudian pandanganku menyapu seluruh kitchen. Tempat ini terlihat berantakan tapi juga rapi di saat

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 138: Pisces

    Edward Rendaru. Aku bahkan baru tahu nama lengkapnya hari ini. Selain itu apa? Ed seperti sebuah pintu keramat tertutup dalam film horor yang bisa berakibat fatal kalau dibuka. Namun di sinilah kami akhirnya. Di dalam apartemenku, tubuhnya yang tinggi dan tegap itu tampak memenuhi seluruh area ruang tamu. Matanya memindai sekitar dengan rasa ingin tahu. Foto-foto Hiro dan Naga di dinding, saat mereka masih bayi, saat mereka tumbuh gigi, saat mereka mulai berdiri. Lalu mata yang sama memindai semua sudut dengan kedua tangan di saku celana, memerhatikan satu-satunya fotoku yang kupajang di sana. Foto saat wisuda, sewaktu aku menggunakan toga dan memegang bucket bunga. Gun hadir di dalam acara itu, aku juga masih menyimpan fotonya. Tapi tidak lama, karena dia harus syuting dan tidak bisa terlalu terpapar karena khawatir akan menimbulkan kerumunan. Sejak dulu hubungan ka

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 137: Times New Roman

    "Ibu Mita nggak perlu takut, kasus ini cukup kompleks tapi bukan berarti sulit. Dalam artian, anak-anak dekat dengan Papanya itu bagus, tapi bukan berarti siap jadi pengasuh utama. Kita pakai itu sebagai kekuatan. Kita akui bahwa Ibu nggak memutus hubungan ayah-anak. Justru Ibu fasilitasi. Kita akan kumpulkan semua bukti kalau Ibu kasih izin Papanya buat ketemu, main, antar-jemput sekolah, bahkan Ibu kirimkan foto-foto. Hakim akan lihat Ibu kooperatif." "Tapi Hiro dan Naga sendiri kelihatannya nyaman sama Papanya walaupun mereka baru tinggal beberapa minggu." Aku melirik Ed, laki-laki itu mengangguk seperti menenangkan, dia menjadi juru bicara, di saat aku kesulitan mengungkapkan apa yang kuinginkan. Bukan karena bingung tapi kepalaku terlalu penuh dan emosional sehingga kata-kata yang keluar dari bibirku jadi tidak tertata. "Saya bisa mengerti kegelisahan Ibu. Tapi Ibu tetap ibu yang membesarkan mereka sejak hari pertama. Itu poin utama kita. Kita akan membangun narasi, Ibu kons

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status