Share

PART 15: Dia Normal

Penulis: Titi Chu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-16 17:46:44

"Belikan apapun yang Prily suka." Begitulah pesan yang dikirimkan Gun ke ponselku sebagai tambahan peraturan.

Masalahnya, aku bahkan tidak tahu apa yang Prily suka, dan aku bukan asistennya.

"Beliin aja tas mewah Mit, perempuan mana yang nggak suka dikasih barang-barang branded?" usul Mba Niken saat kami berada di studio syuting Master Chef.

Mba Niken ini posisinya cukup mantap, dia manajer para celebrity Chef junior yang masih merintis atau baru debut, terhitung ada tiga seleb yang berada di bawah naungannya.

Karena baru merintis para celebrity Chef itu cenderung nurut dan tidak banyak tingkah. Berbeda dengan Gun Saliba yang exclusive dan tidak ingin perhatian manajernya terbagi dengan selebriti lain.

"Tapi dia udah beliin itu sebagai hadiah milad tahun lalu, Mba."

Gun sangat rewel jadi aku tidak ingin membuat kesalahan, aku bahkan sampai melakukan observasi ke akun sosmed Prily Priscilla untuk menemukan apa yang dia suka, dan malah menemukan satu story khusus yang dia simpan saat p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 150: Labirin

    "Gun, kamu harusnya bicara." Entah sudah berapa kali aku mengatakan ini sampai rasanya bosan, tapi Gun adalah Gun kan? Dia masih penuh gebrakan yang membuatku kualahan. "Ini hanya dinner biasa." "Dinner biasa gimana kalau keluarga kamu kumpul semua di sana?" "Kami memang sering mengadakan acara dinner setiap dua bulan sekali. Ini hanya kegiatan rutin seperti sebelum-sebelumnya." Apakah laki-laki ini pikun kalau bahkan di malam-malam sebelumnya aku tidak pernah bertemu mereka? Jadi secara teknis ini akan menjadi pertemuan keluarga besar per

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 149: Podcast

    Menikah dalam seminggu itu tidak mungkin sekalipun kami punya akses dan fasilitas tercanggih di seluruh dunia. Kecuali kalau dia mau menikah di-KUA saja yang penting sah dulu, sisanya menyusul, tapi nyatanya... "Kita akan mengundang kedutaan besar semua negara, investor yang bekerja sama dengan De Luca, teman-teman kuliah di Italia. Semua selebiriti, kita akan adakan pesta pernikahan besar-besaran, dan kita umumkan kabar ini ke semua orang." See? Bagian mana yang bisa dikerjakan seminggu dari keinginannya itu? "Kamu nggak berniat buat mengadakan pesta pernikahan live yang disiarkan di TV, atau Toktik kan, Gun?"

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 148: Ikan Duyung

    Di luar dugaan, Hiro dan Naga menyambut gembira berita pernikahan kami, Naga bahkan melompat-lompat, Hiro hanya tersenyum kecil. Tapi begitu aku menceritkan siapa Gun sebenarnya. Keduanya langsung tampak murung. "Maafin Mama." Aku mengulangi kalimat yang sama sambil berlutut dan menggenggam tangan mungil mereka. "Papa... memang Papa?" Naga akhirnya bersuara, bertanya polos. Aku mengangguk mengiyakan. Hiro membuang muka. "Kalau gitu kenapa Mama bilang Papa udah meninggal?" Aku bisa merasakan Gun yang duduk di belakang kami menegang.

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 147: Gajah

    "Kapan kita berdiskusi Gun? Kamu tiba-tiba mutusin sendiri." "Kamu nggak mau menikah?" "Ya mau, tapi maksud aku, kamu nggak ada bilang apa-apa sebelumnya." "Bukannya tadi aku sudah bilang?" "Bukan yang di depan Mama Gun, kamu nggak lihat muka Mama shock gitu. Dia pasti kaget karena kita kemarin masih musuhan, dan tiba-tiba mau menikah." "Justru dia sepertinya kelihatan senang." "Ya mana ada orang tua yang sedih kalau anaknya mau menikah."

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 146: Vampire

    Ketika terjaga pertama kali, aku langsung menyadari ranjang di sebelahku kosong. Tempat itu terasa dingin, yang artinya pemiliknya sudah pergi cukup lama. Mataku mengerjap, memandang langit-langit kamar yang bernuansa orange, warna kesukaanku. Warna yang sama yang kupandangi semalam. Gun sudah tidak ada. Dia pergi, entah kapan, mungkin saat aku masih terlelap, atau segera setelah... Perlahan aku menyingkap selimut, beringsut bangkit, meraup rambut panjangku ke samping. Mengambil kimono dan mengenakannya, kemudian berjalan pelan-pelan ke kamar mandi. Lalu memandang pantulan diriku sendiri. "Dia vampire atau apa?" bisikku, menyadari ada beberapa tanda yang dia tinggalkan. Rasanya perih ketika disentuh, tapi kalau bukan karena rasa perih ini, mungkin aku akan berpikir semalam hanya mimpi. Aku bergegas bersih-bersih, melangkah keluar kamar, memastikan keadaan, Mama tidak mengabari akan pulang kapan, jadi aku bisa fokus untuk mencari loker dan bertemu dengan... "Gun?" "Pagi

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 145: Dengar Pendapat

    "Aku melakukan panggilan berulang kali." "Ka-kapan kamu telepon, Gun?" Aku pegang ponsel full, karena terus bertukar kabar dengan Madrid. Jadi kalau dia melakukan panggilan, notifnya pasti akan langsung terlihat, tapi jangankan telepon, sejak dia tahu Hiro dan Naga adalah anaknya saja, Gun tidak pernah sekalipun menghubungiku lagi. "Kamu bohong?" Dia menyela tubuhnya bangkit dari bahuku, lalu mencengkeram lenganku keras. Mata Gun tampak memerah. "Kamu sengaja Mita?" Aku mengernyit. "Aku nggak bohong, nggak ada satu pun panggilan dari kamu Gun, kamu nuduh sembarangan." "Aku sudah memberikan kamu ponsel. Kenapa kamu nggak menggunakannya? Kamu menjualnya? Kamu butuh uang? Berapa banyak yang kamu butuh?" Astaga. Laki-laki ini benar-benar sinting. "Kalau kamu cuma mau ngomong nggak masuk akal lebih baik kamu pulang, Gun." "Katakan, aku bisa berikan, berapa banyak yang kamu butuhkan?" Dia menyentak tub

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status