Share

PANCING TERUS

Dira melongo seperti orang bego. Matanya yang membulat itu hanya menyorot satu titik, yakni wajah Gita.

Dalam penglihatannya, wajah Gita seperti disiram cahaya, benar-benar berkilau. Namun, kilauan yang terpancar di wajah gadis itu tidak membuat matanya menyipit kesilauan. Kilauan indah itu justru membuat pandangannya terasa nyaman dan tak sanggup berkedip sedetik pun.

“Bang Dira? Habis dari mana?” tanya Gita yang bodoh. Ya, dia benar-benar bodoh. Dia lupa kalau seharusnya dia berakting tidak mengenal Dira.

“Kamu kenal saya?” tanya Dira sambil menunjuk wajah sendiri.

Gita memalingkan muka dalam keadaan terpejam. Lidahnya mendecak sangat pelan. Memaki diri sendiri dalam hati. Kemudian bersumpah tidak akan gegabah, mengontrol mulut dengan ekstra hati-hat, dan tidak akan bicara duluan sebelum pria itu membuka obrolan.

“Emh, saya minta maaf kalau terkesan sok kenal sama Abang. Saya tau nama Abang dari Gami, adik saya,&rdqu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status