Share

Teman SMP

"Halo..."

"Halo, Rully?"

"Iya, ini siapa ya?"

"Ya ampun ini aku, Ayu temen SMP kamu."

"Ohhh Ayu... iya iya, dapat nomerku dari mana Yu?"

"Aku tanya teman-teman tadi. Ya ampun, apa kabar Rul? sejak lulus SMP kamu ganti nomer, enggak ada kabar."

"Haha iya nih, nomerku waktu itu lupa isi pulsa, jadi mati deh."

"Ehh Rul, kamu katanya sekarang lagi kuliah di kota B ya?"

"Iya nih, kenapa Yu?"

"Kok sama sih, ya ampun aku juga lagi kuliah di kota B. Kamu ada di kampus mana?"

"Oh iya? aku kuliah di universitas negerinya."

"Ohhh... aku di sekolah bisnis sih, ayok ahh kapan-kapan ketemuan, itung-itung reunian gitu."

"Boleh Yu, kapan?"

"Hmmm kapan ya, sabtu depan gimana?"

"Sabtu tanggal 20 besok?"

"Iya, kebetulan aku lagi enggak pulang ke kampung. Ehh tapi enggak lagi ada acara malam mingguan kan?"

"Hmmm enggak kok Yu, lagian aku jomblo, haha."

"Wah bagus, ehh... maksudku... ehm... well anyway, sampai ketemu sabtu ya."

"Okay Yu."

Ayu lalu menutup sambungan teleponnya. Aku melihat nomer Ayu dan menyimpannya. Kulihat sekilas foto profil Ayu.

"Ehh si Ayu beneran ini? wah makin cantik aja." batinku.

Sedetik kemudian terlintas niat nakalku, aku tersenyum membayangkan niat nakalku. Tapi aku harus merencanakannya dengan matang, agar kejadian kemarin saat dengan Santi tak terulang lagi.

Aku menaruh lagi ponselku dan melanjutkan mengerjakan tugas kuliahku.

Sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian gagal dengan Santi dan sekaligus mallam yang gila dengan Lina. Sejak saat itu aku masih belum menggunakan cincin penggoda lagi. Selain karena belum ada kesempatan, tapi juga karena belum ada mangsa yang tepat.

Akhirnya hari sabtu tiba, aku bersiap-siap di depan cermin. Berdasarkan pengelaman dengan Lina, reaksi wanita yang terkena pengaruh cincin penggoda bisa berbeda. Atau kah mungkin karena Lina sudah pernah melakukannya, jadi efeknya berbeda. Aku penasaran ingin memcobanya ke Ayu.

Setelah semua siap, aku segera keluar kamarku. Kemudian menuju parkir motor. Tak kuduga aku bertemu Avika dan Lina yang sedang mengobrol di dekat tangga.

"Ehh Avika, Kak Lina." sapaku.

"Ehh Rully, mau kencan ya?" goda Lina.

"Haha enggak kok, tapi ketemu temen."

"Halah malu-malu segala." goda Lina lagi.

Aku hanya nyengir tanpa menjawab lagi. Sejenak terlintas bayangan tubuh Avika dan Lina yang sudah pernah kujelajahi. Aku jadi membayangkan bagaimana kalau aku bermain sekaligus dengan kakak beradik ini.

Aku menelan ludahku membayangkan itu, sekaligus bertanya-tanya, apakah cincin penggoda ini bisa menaklukkan 2 wanita sekaligus.

"Ya sudah, aku berangkat dulu ya." pamitku.

"Iya kak." jawab Avika.

"Hati-hati Rul." pesan Lina.

Aku lalu menaiki motorku dan segera setelahnya melaju di jalanan malam yang ramai. Seperti biasa setiap sabtu jalanan memang ramai di penuhi dengan muda-mudi yang entah kemana tujuan mereka.

Sesampainya di tempat janjian, aku memarkir motorku dan segera masuk ke dalam. Saat ku hubungi tadi dia bilang kalau dia sudah ada di dalam. Aku membuka pintu cafe lalu meluaskan pandanganku untuk mencari Ayu. Mataku lalu tertuju pada seorang gadis yang sedang duduk di pojokan cafe. Gadis itu lalu melambaikan tangan ke arahku. Aku kemudian menuju bar untuk memesan minum, setelahnya menghampiri Ayu.

"Permisi, kakak sudah pesan?" candaku.

"Haha Rully, sendirian aja nih?"

"Iya, loh kok ada 2 tas, kamu ajak temen?"

"Iya Rul, enggak apa - apa kan ya?"

"Ehh... ya enggak apa - apa sih." jawabku.

Aku lalu duduk di hadapan Ayu. Malam itu Ayu memakai dress terusan berwarna biru dengan rambut hitam lurus sebahunya yang dibiarkan tergerai indah.

"Kamu apa kabar Rul? Ya ampun makin ganteng aja." goda Ayu.

"Loh? Kukira aku sudah ganteng dari dulu."

Ayu hanya tertawa menanggapi candaanku sambil memukul bahuku perlahan.

"Kamu juga tambah cantik Yu, beda sama pas masih SMP dulu." pujiku.

"Memangnya dulu SMP aku enggak cantik ya?"

"Ehh... enggak gitu... anu... maksudku..." aku gugup mendengar pertanyaan Ayu.

"Haha santai aja kali Rul, makasih ya."

Kami lalu melanjutkan lagi ngobrol untuk beberapa menit sampai akhirnya datang seseorang menghampiri aku dan Ayu.

"Hei... maaf ya lama Yu, aku sekalian benerin make up aku."

"Ihh sudah bagus begitu dibenerin yang bagaimana lagi?" Canda Ayu.

"Ahh apaan sih."

"Ohh iya, kenalin, ini temen aku Rully." 

Aku lalu mengulurkan tanganku.

"Rully." kataku.

"Cindy." jawab dia.

Cindy ini juga secantik Ayu, malah mungkin lebih cantik. Rambutnya berwarna burgundy dan sedikit lebih panjang dari pada Ayu. Cindy juga memakai dress berwarna krem dengan motif bunga warna hitam. Bibirnya mungil dengan mata bulat yang terlihat tegas.

"Ohh iya Rul, Cindy ini teman kost aku, Aku ajakin karena tadi sebelum berangkat, aku lihat dia gabut di kamarnya, jadi aku ajak aja."

"Ehh enak aja, kamu kan yang ngerengek minta aku ikut." bela Cindy.

Aku lalu melihat 2 orang wanita di depanku itu berdebat kecil sambil tertawa perlahan.

"Kamu kok enggak bilang sih kalau bawa temen, tahu begitu kan aku bisa ajak temenku juga." kataku.

"Jadi double date dong, nanti cowok Cindy bisa marah kalau tahu, haha." jelas Ayu.

"Ya untung aja cowokku pas pulang, jadi aku bisa ikutan." ujar Cindy sedikit ketus.

"Haha iya iya Cindy temanku yang baik hati." goda Ayu.

Melihat dua wanita di depanku membuatku memiliki ide untuk bereksperimen tentang cincin penggoda. Sekalian ingin berbuat iseng pada Mereka.

Perlahan aku menurunkan jariku ke bawah meja. Aku lalu menggosok gosok permata biru pada cincin penggoda. Dalam hati aku merapalkan mantra. Aku ingin mencoba, kalau tanpa melakukan kontak mata dan membaca dalam hati, apakah akan berhasil.

Selesai melakukan ritual, kulihat tak ada yang berubah pada Ayu dan Cindy. Mereka masih ngobrol santai di depanku.

"Hmmm... gagal ya." batinku.

"Oh iya Rully, kost kamu di sebelah mana sih?" tanya Cindy.

Aku yang sedang berpikir sedikit terkejut dan langsung melihat ke arah Cindy.

"Ohh, itu di Jalan Mangga dekat kampusku, tahukan?"

Cindy tak menjawab, wajahnya tiba-tiba memerah dan dia lalu menunduk. Aku terkejut melihat perubahan sikap Cindy.

"Apakah berhasil?" batinku.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status