Share

Bab 16. Luapan Amarah

Aya tak mungkin melanjutkan ujian akhir dengan kondisi kehamilannya, hanya tangis yang bisa ia luapkan saat di rumah Rangga, wanita itu yang terus mengatai dirinya wanita murahan. Hatinya sakit, mana kala Rangga tak bisa berkutik saat ancaman bundanya terlontar kembali. Orang tua Aya hanya bisa melamun, masa depan anak pertamanya hancur bersama perlakuan tak baik keluarga Rangga.

“Apa kita sehina itu, Pak?” tanya ibu. Pria itu hanya bisa mengusap bahu istrinya. Ia sama hancurnya dengan Aya. Rumah itu saksi air mata dan kesakitan yang Aya rasakan. Jani menghampiri, ia memeluk kakaknya yang meringkuk dengan terus menangis. Menyesali perbuatan hinanya dengan Rangga dan juga menghancurkan masa depannya.

“Kak, udah, Kak, kasihan anak Kakak, Kakak mau bunuh dia? Kakak cuma menambah dosa,” ucapan Jani semakin membuat Aya menangis histeris, Jani terus memeluk Aya erat.

Satu minggu berlalu, kabar buruk Aya terima, ayahnya terserempet mobil bersama ibu saat pulang dari pasar, menyebabkan kedu
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status