Short
Cinta Bisa Tumbuh Lagi

Cinta Bisa Tumbuh Lagi

Oleh:  Tarasari ThaliaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
8Bab
3.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sebelum menikah, mataku yang buta demi menolong Doni tiba-tiba pulih. Aku ingin memberi tahu hal ini padanya dengan senang, tapi malah melihatnya sedang bermesraan dengan adik sepupuku. "Kak Doni, sekarang anak kita sangat sehat, dokter bilang kita sudah bisa melakukan hubungan intim. Bagaimana kalau kita mencobanya di ruang tamu?" "Selain itu, kakak sedang tidur di kamar, kalau kita melakukan hubungan intim di sini, pasti sangat seru, 'kan?" "Diam! Kelak jangan pakai istriku untuk bercanda." Doni memarahinya sambil menciumnya. Melihat gerakan mereka makin mesra, bahkan napas mereka makin desak, dia baru menyadari kenapa setengah tahun lalu, mereka berdua tiba-tiba suka olahraga dalam ruangan. Aku menutup mulutku dengan tangan, lalu kembali ke kamar dan mengunci pintu. Sekarang aku tidak berencana memberi tahu Doni kalau mataku sudah pulih. Aku mengeluarkan ponsel untuk menelepon ibuku. "Ibu, aku nggak mau menikah dengan Doni lagi, aku mau menikah dengan pria vegetatif dari Keluarga Barata itu." "Aku nggak mau Doni si pria berengsek itu lagi."

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Ketika suasana di luar mulai tenang.

Doni berseru dari luar.

"Amel, aku ada urusan mendadak di kantor. Aku harus pergi sebentar."

Sepupuku, Mita, juga berkata dia perlu keluar untuk membeli roti agar bisa membuatkan roti lapis untukku.

Karena aku tidak menjawab, mereka sadar aku sudah tertidur.

Akhirnya, mereka pun pergi dengan saling bergandengan tangan.

Aku mengikuti mereka dengan hati-hati. Ternyata mereka menuju vila orang tua Doni yang terletak tak jauh dari sini.

Saat pintu terbuka, terlihat adik laki-laki dan perempuan Doni berdiri di sana sambil membawa hadiah.

"Selamat, ya, Kak Mita, atas kehamilannya! Kakak, selamat karena akan menjadi ayah!"

Aku menahan tangisku dengan menutup mulutku.

Lalu, ibunya Doni keluar dari rumah dan menuntun Mita masuk dengan lembut.

"Syukurlah kalau kamu hamil anak Doni. Aku sampai cemas kalau cucu kami nanti mewarisi gen cacat dari si buta itu."

"Akhirnya Keluarga Halim bisa punya cucu yang benar-benar sehat."

"Benar! Kalau bukan karena kakakku pria yang bertanggung jawab, siapa di ibu kota ini yang sudi menikahi Amel si buta?"

"Dia cuma mengandalkan keluarganya yang kaya, sombong, dan seenaknya sendiri. Jelas-jelas nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kak Mita."

Ekspresi Doni tampak makin dingin.

"Tolong hentikan pembicaraan seperti itu. Amel menjadi buta karena menolongku."

Sayangnya, tak seorang pun mempedulikan kata-katanya.

Mereka malah sibuk ribut memilih nama untuk bayi yang akan lahir.

Rasanya dada ini sesak, aku pun langsung berlari pulang.

Air mataku mengalir tanpa henti. Orang-orang yang selama ini begitu ramah, selalu menyebutku adik ipar dengan penuh hangat, ternyata menyimpan kemunafikan yang begitu mengerikan!

Beberapa saat kemudian, ibuku menelepon.

"Amel, Keluarga Barata sudah setuju dengan pernikahan ini. Acara pertunangannya akan diadakan tiga hari lagi."

"Sayang, apa pun yang terjadi, Ibu akan selalu ada di pihakmu. Kalau Doni nggak memperlakukanmu dengan baik, kita cari yang lain saja. Oke?"

"Hmm, oke."

Aku menjawab dengan suara serak.

Sudah lewat tengah malam ketika Doni membawakanku segelas susu hangat, membangunkanku untuk menyuruhku minum. Itu rutinitasnya setiap hari.

Saat aku mencoba mengambil gelas, dia malah menggenggam tanganku.

"Amel, tanganmu kenapa? Apa tadi kamu sempat keluar rumah?"

"Ini semua salahku karena gagal melindungimu. Jangan khawatir, setelah kita menikah nanti, aku janji akan selalu menjagamu tanpa pernah meninggalkanmu."

Ketika dia melihatku gemetar, dengan lembut dia memegang bahuku dan menyodorkan segelas susu ke mulutku.

"Patuhlah, minum dulu supaya nanti bisa tidur nyenyak."

Doni pernah bilang berkali-kali, caraku meminum susu membuatnya merasa seperti menemukan kehangatan rumah. Walaupun aku tidak terlalu suka susu, aku tetap mau menurutinya.

Namun, hari ini berbeda. Setelah dia pergi, aku langsung meludahkan susu yang masih ada di mulutku.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status