Share

Cinta CEO Korban Ghosting
Cinta CEO Korban Ghosting
Penulis: IgaSembiring

Pertemuan Pertama

Namaku Ruri Andini Kurniawan. Aku adalah seorang karyawan biasa di sebuah kantor furnitur terbesar di jakarta.

Aku tinggal bersama bunda dan kakak lelakiku. Ayahku sudah meninggal sejak aku masih kelas empat Sekolah Dasar karena sakit leukimia.

Bunda hanya seorang guru di salah satu sekolah swasta  menengah pertama di Jakarta. Kakakku bernama Ando Setiano Kurniawa, sudah bekerja sebagai kariawan sebuah BANK.

Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja sebagai karyawan bidang pemasaran di sebuah kantor furnitur. 

"Tolong karyawan baru masuk ke ruangan saya!!!!" ucap seorang pemuda tampan dengan wibawanya.

"Ba ... baik Pak!!!" ucapku sebagai satu-satunya karyawan baru di kantor itu.

Dia adalah CEO kantor tempat ku bekerja, namanya Bram Wira Pamungkas,

segera setelah beliau mengatakan itu ,diapun pergi ke ruangannya.

"Permisi Pak!!!" ucapku sambil mengetuk pintu.

"Iya, silahkan masuk," balasnya.

Aku segera masuk dan duduk di kursi tamu.

"Eh siapa yang nyuruh kamu duduk???" 

"Aaa ... Ehh maaf Pak!!!" balasku panik dan segera berdiri.

"Duduk!!!" ucapnya kembali sambil menatapku sinis.

Aku pun segera duduk kembali dengan ragu pelan, hingga tak sengaja duduk di ujung kursi yang menyebabkan aku terjatuh dari kursi itu.

tiba-tiba dia membelakangiku dan tertawa namun aku bisa melihat beliau tertawa karena ada lemari kaca di belakangnya.

Aku yang sudah berdiri menjadi salah tingkah karena malu,

namun bukannya menyuruhku duduk dia malah menyuruhku keluar.

"Sudahlah, silahkan keluar dan mulai pekerjaanmu hari ini!!!" ujarnya sambil menahan tawa.

Aku keluar dan duduk di bangkuku. Namun tak lama kemudian pak Bram keluar dengan muka merah menahan tawa, dia juga menyempatkan diri berhenti di tempat dudukku untuk mengatakan, "Hati-hati kursinya licin!!!".

Aku hanya menunduk malu setengah mati dan memjawab, "baik pak,".

"Astaga malunya aku," ucapku dalam hati.

Sesampainya di rumah, saat aku, bunda dan kakak sedang makan. Aku menceritakan tentang kejadian itu, bukannya menyemangati ku, bunda dan kakak juga ikut tertawa terbahak-bahak mendengar ceritaku.

"Ah bunda ... Kakak, aku tadi malu loh, tulang bokong ku juga sakit kalian malah tertawa," ujarku malu dan marah.

"Ya kamu masa duduk, menghadap CEO, malah jatuh malu-maluin aja sih hahahah," ucapnya kembali tertawa.

"Ah bunda, liat kakak mengejekku!!!"

"Makanya hati-hati dong, jangan grogi!!!" ucap bunda membenarkan ucapan kakak.

Keesokan harinya, aku kembali bekerja seperti biasa. Saat aku duduk di kursi kerjaku, tiba-tiba pak Bram datang, sontak aku ingin berlari menghindari pertemuan itu. namun, kenyataannya tidak sempat, akhirnya aku masuk ke bawah meja kerjaku untuk bersembunyi.

"Heh kamu! ngapain? awas kepalamu kejedot loh!!!" ujar seseorang, ternyata orang itu adalah pak Bram yang sempat melihatku masuk ke kolong meja.

Sontak aku membuat alasan "Ehh pagi Pak, ini Pak pulpenku terjatuh, makanya aku ingin mengambilnya," ujarku ngeles sambil pura-pura mencari.

"Pulpenmu??? ini pulpenmu!" serunya. Apesnya aku tidak mengingat pulpenku ada diatas meja.

"Oh iya Pak, maaf!!!" ucapku sambil berdiri pelan-pelan dengan menunduk malu.

"Awas jatuh, kursinya licin!!" ucapnya mengejekku dan tertawa.

Lalu pak Bram segera pergi menuju ruangannya.

"Astaga aku diejek lagi!!" ucapku dalam hati.

Lalu seorang karyawan memanggil "Ruri, kamu diminta menghadap pak Bram membawa berkas purnitur pemasaran kemarin!!" ujarnya.

"Baik,". 

Dengan banyak berfikir, aku menemui pak Bram dengan menunduk kepalaku. Namun, sebelum aku masuk, aku mendengar pak Bram berusaha menelpon seseorang, tapi tak kunjung dijawab.

"Dimana sih di Dina ini??" ucapnya berbicara sendiri sambil menatap ke ponselnya.

Namun, beberapa saat kemudian, pak Bram kaget melihat kearah ponselnya .

"Ya ampun, aku di ghosting!!!" ucapnya sendiri dan duduk kecewa.

Lalu aku mengetuk pintu dan terlihat pak Bram panik dan segera memasukkan ponselnya ke saku Jasnya.

"Silahkan masuk!!!" ucapnya.

Aku pun segera masuk menghampiri pak Bram.

"Ini Pak, berkas yang Bapak minta,".

Segera pak Bram menerima berkas itu dan menyuruhku keluar.

"Baik silahkan keluar, maaf ya saya gak nyuruh kamu duduk takutnya-," 

"Di ghosting Pak!!!" ucapku memotong pembicaraannya yang ingin mengejekku.

Segera wajah pak Bram berubah memerah karena malu.

Aku segera keluar dan sebelum keluar aku menyempatkan diri mengucapkan. "Awas dighosting lagi Pak," lalu aku segera berlari keluar sambil tertawa.

Siang hari pak Bram ingin keluar dan melewati tempat dudukku namun pak Bram tak 

berani mengejekku, tak sadar aku tertawa, tiba-tiba pak Bram melihat ke arahku 

"Awas kamu!!!" ucapnya sebelum akhirnya pergi keluar entah kemana.

Akhirnya pulang kerja, aku yang mengendarai motor matic pulang seperti biasa. Namun, ditengah perjalanan motorku mogok. Aku tak tahu harus menghubungi siapa dan akhirnya aku duduk dipinggir jalan.

"Hei kamu Ruri kan???" tanya seorang pria, ketika aku melihat ke arah suara itu betapa terkejutnya aku melihat pak Bram ada dibelakangku.

"Eh iya Pak, saya Ruri korban ghosting," ucapku mengejek, karena itu bukan di kantor jadi aku aman saja.

"Dasar kamu, rasain tuh motor kamu mogok!!!" ujarnya.

"Eh Pak tolongin saya Pak, ini udah mau gelap," pintaku.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status