Share

Cinta CEO Korban Ghosting
Cinta CEO Korban Ghosting
Author: IgaSembiring

Pertemuan Pertama

Author: IgaSembiring
last update Last Updated: 2021-08-30 15:59:02

Namaku Ruri Andini Kurniawan. Aku adalah seorang karyawan biasa di sebuah kantor furnitur terbesar di jakarta.

Aku tinggal bersama bunda dan kakak lelakiku. Ayahku sudah meninggal sejak aku masih kelas empat Sekolah Dasar karena sakit leukimia.

Bunda hanya seorang guru di salah satu sekolah swasta  menengah pertama di Jakarta. Kakakku bernama Ando Setiano Kurniawa, sudah bekerja sebagai kariawan sebuah BANK.

Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja sebagai karyawan bidang pemasaran di sebuah kantor furnitur. 

"Tolong karyawan baru masuk ke ruangan saya!!!!" ucap seorang pemuda tampan dengan wibawanya.

"Ba ... baik Pak!!!" ucapku sebagai satu-satunya karyawan baru di kantor itu.

Dia adalah CEO kantor tempat ku bekerja, namanya Bram Wira Pamungkas,

segera setelah beliau mengatakan itu ,diapun pergi ke ruangannya.

"Permisi Pak!!!" ucapku sambil mengetuk pintu.

"Iya, silahkan masuk," balasnya.

Aku segera masuk dan duduk di kursi tamu.

"Eh siapa yang nyuruh kamu duduk???" 

"Aaa ... Ehh maaf Pak!!!" balasku panik dan segera berdiri.

"Duduk!!!" ucapnya kembali sambil menatapku sinis.

Aku pun segera duduk kembali dengan ragu pelan, hingga tak sengaja duduk di ujung kursi yang menyebabkan aku terjatuh dari kursi itu.

tiba-tiba dia membelakangiku dan tertawa namun aku bisa melihat beliau tertawa karena ada lemari kaca di belakangnya.

Aku yang sudah berdiri menjadi salah tingkah karena malu,

namun bukannya menyuruhku duduk dia malah menyuruhku keluar.

"Sudahlah, silahkan keluar dan mulai pekerjaanmu hari ini!!!" ujarnya sambil menahan tawa.

Aku keluar dan duduk di bangkuku. Namun tak lama kemudian pak Bram keluar dengan muka merah menahan tawa, dia juga menyempatkan diri berhenti di tempat dudukku untuk mengatakan, "Hati-hati kursinya licin!!!".

Aku hanya menunduk malu setengah mati dan memjawab, "baik pak,".

"Astaga malunya aku," ucapku dalam hati.

Sesampainya di rumah, saat aku, bunda dan kakak sedang makan. Aku menceritakan tentang kejadian itu, bukannya menyemangati ku, bunda dan kakak juga ikut tertawa terbahak-bahak mendengar ceritaku.

"Ah bunda ... Kakak, aku tadi malu loh, tulang bokong ku juga sakit kalian malah tertawa," ujarku malu dan marah.

"Ya kamu masa duduk, menghadap CEO, malah jatuh malu-maluin aja sih hahahah," ucapnya kembali tertawa.

"Ah bunda, liat kakak mengejekku!!!"

"Makanya hati-hati dong, jangan grogi!!!" ucap bunda membenarkan ucapan kakak.

Keesokan harinya, aku kembali bekerja seperti biasa. Saat aku duduk di kursi kerjaku, tiba-tiba pak Bram datang, sontak aku ingin berlari menghindari pertemuan itu. namun, kenyataannya tidak sempat, akhirnya aku masuk ke bawah meja kerjaku untuk bersembunyi.

"Heh kamu! ngapain? awas kepalamu kejedot loh!!!" ujar seseorang, ternyata orang itu adalah pak Bram yang sempat melihatku masuk ke kolong meja.

Sontak aku membuat alasan "Ehh pagi Pak, ini Pak pulpenku terjatuh, makanya aku ingin mengambilnya," ujarku ngeles sambil pura-pura mencari.

"Pulpenmu??? ini pulpenmu!" serunya. Apesnya aku tidak mengingat pulpenku ada diatas meja.

"Oh iya Pak, maaf!!!" ucapku sambil berdiri pelan-pelan dengan menunduk malu.

"Awas jatuh, kursinya licin!!" ucapnya mengejekku dan tertawa.

Lalu pak Bram segera pergi menuju ruangannya.

"Astaga aku diejek lagi!!" ucapku dalam hati.

Lalu seorang karyawan memanggil "Ruri, kamu diminta menghadap pak Bram membawa berkas purnitur pemasaran kemarin!!" ujarnya.

"Baik,". 

Dengan banyak berfikir, aku menemui pak Bram dengan menunduk kepalaku. Namun, sebelum aku masuk, aku mendengar pak Bram berusaha menelpon seseorang, tapi tak kunjung dijawab.

"Dimana sih di Dina ini??" ucapnya berbicara sendiri sambil menatap ke ponselnya.

Namun, beberapa saat kemudian, pak Bram kaget melihat kearah ponselnya .

"Ya ampun, aku di ghosting!!!" ucapnya sendiri dan duduk kecewa.

Lalu aku mengetuk pintu dan terlihat pak Bram panik dan segera memasukkan ponselnya ke saku Jasnya.

"Silahkan masuk!!!" ucapnya.

Aku pun segera masuk menghampiri pak Bram.

"Ini Pak, berkas yang Bapak minta,".

Segera pak Bram menerima berkas itu dan menyuruhku keluar.

"Baik silahkan keluar, maaf ya saya gak nyuruh kamu duduk takutnya-," 

"Di ghosting Pak!!!" ucapku memotong pembicaraannya yang ingin mengejekku.

Segera wajah pak Bram berubah memerah karena malu.

Aku segera keluar dan sebelum keluar aku menyempatkan diri mengucapkan. "Awas dighosting lagi Pak," lalu aku segera berlari keluar sambil tertawa.

Siang hari pak Bram ingin keluar dan melewati tempat dudukku namun pak Bram tak 

berani mengejekku, tak sadar aku tertawa, tiba-tiba pak Bram melihat ke arahku 

"Awas kamu!!!" ucapnya sebelum akhirnya pergi keluar entah kemana.

Akhirnya pulang kerja, aku yang mengendarai motor matic pulang seperti biasa. Namun, ditengah perjalanan motorku mogok. Aku tak tahu harus menghubungi siapa dan akhirnya aku duduk dipinggir jalan.

"Hei kamu Ruri kan???" tanya seorang pria, ketika aku melihat ke arah suara itu betapa terkejutnya aku melihat pak Bram ada dibelakangku.

"Eh iya Pak, saya Ruri korban ghosting," ucapku mengejek, karena itu bukan di kantor jadi aku aman saja.

"Dasar kamu, rasain tuh motor kamu mogok!!!" ujarnya.

"Eh Pak tolongin saya Pak, ini udah mau gelap," pintaku.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Mantan Kekasih yang Konyol

    Setelah itu aku dan Pak Bram langsung pergi ke rumah, pak Bram mengantar ku,di mobil lihat sangat merasa tidak enak sebuah topik pembicaraan padahal aku sudah tahu kalau Pak Bram itu pasti merasa tidak enak kepada ku karena mantan pacar nya melabrak ku di depan banyak orang sehingga membuat ku sangat malu."Tidak apa-apa! Saya hanya merasa sedikit tidak enak kepada kamu karena saya, kamu menjadi bahan pembicaraan dan bahan tontonan orang tadi di sana,"ujar nya merasa tidak enak."Ah sudah enggak apa-apa lah Pak, biasa saja saya sudah melupakan itu dan saya tidak akan mengingat nya lagi,"ucap ku berusaha membuat Pak Bram menjadi tenang."Tapi saya meminta maaf kepada kamu Ri karena saya, kamu menjadi seperti ini, saya janji kamu tidak akan pernah di permalukan oleh nya lagi. Nanti saya kan ngomong sama dia,""Ya Pak, sama saya juga minta maaf karena sedikit tidak bisa menahan emosi tadi,"ujar ku meminta maaf pula karena aku ju

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Aku di Labrak

    Setelah beberapa hari, aku melihat bahwa tidak ada mantan kekasih Pak Bram yang datang untuk melabrak ku, di sana aku sangat tidak takut, aku merasa bahwa tidak akan terjadi apa-apa saat itu.setelah seharian bekerja,tiba waktu nya untuk aku pulang dari pekerjaan ku dan beristirahat. Seperti biasaaku tidak langsung pulang, aku berhenti dan aku singgah dulu di sebuah kafe kesukaan ku untuk meminum secangkir kopi di sana. Ya kafe itu dekat dengan rumah ku, aku sangat menyukainya karena Suasana nya yang begitu romantis walau aku sendiri, aku merasa bahwa aku di manjakan oleh seorang pria, seperti itu lucu nya aku melewati masa-masa jomblo, masa-masa di manaku merasa selalu sendiri.Aku mengharapkan Alex agar segera menjadi kekasih ku.Tapi mungkin itu adalah sebuah halusinasi yang aku hadapi setiap hari, Alex tidak akan menjadi Kasih ku karena ia tidak mencintai ku. Jika dia mencintai ku maka dia sudah menyatakan itu dari dulu.Bahkan jika ada kese

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Takut di Labrak

    Sumpah aku juga terkejut dan terheran ketika Pak Bram menarik tangan ku, di sanaterlihat betul bahwa Bapak Bram lebih memilih ku daripada mantan nya itu.Padahal aku ini siapa nya? Bukan siapa-siapa!Pak Bram terus menarik ku hingga kami berada di ruangan milik nya."Ada apa Pak? Mengapa Bapak menarik ku?" tanya ku segera setelah ia melepaskan tangan ku. Aku juga memegang pergelangan tangan ku karena Pak Bram terlalu kencang memegang nya hingga terasa sedikit sakit."Kamu tidak papa Ri?" tanya Pak Bram sambil meraih tangan ku yang terasa sakit."Tidak apa-apa Pak, sudah sudah tidak apa-apa Pak ini sudah lebih baik!" Jawab ku langsung menarik tangan ku.Hati ku masih merasa sedikit bersalah, karena aku adalah penyebab mereka bertengkar.Aku yang merasa bersalah, ingin segera pergi dari ruangan itu demi menghindari kesalahpahaman dari mantan pacarnya Pak Bram.tetapi Pak Bram malah menahan ku, ia tidak mengizinkan ku keluar dari ruan

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kemarahan Pak Bram Pada Mantan Kekasihnya

    Aku dan Pak Bram mulia bercerita satu sama lain, kami tertawa membuang semua keluh kesah kami ditempat itu. Aku juga sangat bahagia dan sedikit terkejut dengan sifat dan sikap asli Pak Bram yang sebenarnya sangat lembut dan rapuh. Dia hanya menginginkan sebuah keluarga yang utuh, seperti keluagaku yang bahagia dalam sebuah kesederhanaan yang Tuhan berikan. Melihat waktu sudah gelap dan mulai larut malam, Pak Bram mengajakku segera pulang.“Ri, sudah larut malam pulang yuk!” ujarnya sambil mengambil kunci mobil yang ia masukkan ke dalam saku kemeja yang ia kenakan.“Iya Pak, bunda juga pasti udah nungguin aku!” balasku lambut tersenyum padanya.Kami pulang dengan menggunakan mobil mewah milik Pak Bram. Pak Bram juga terlihat merasa lega karena untuk pertama kali ia menceritakan keluh kesahnya pada seseorang, sesekali ia melihat ke arahku dan tersenyum. Aku seperti tidak melihat Pak Bram yang yang dingin da sombong itu.“Ri, makasih ya

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Keluh Kesah

    Aku yang melihat hal itu langsung pergi menghampiri Pak Bram dan orang itu. Ia mencoba untuk melerai pertengkaran itu karena Pak Bram tidak bisa berhenti berbicara jika sedang marah.“Pak sudah sini!” ujarku langsung menarik tangan Pak Bram untuk menjauh dari tempat itu. Aku juga tidak lupa menyuruh orang yang bermasalah dengan Pak Bram itu untuk segera pergi dari situ, untungnya ia langsung pergi megindahkan ucapanku.“Eh, mau kemana kamu? Jangan pergi dasar tidakk pumya soan santun!” teriak Pak Bram pada orang itu. Iya juga masih ingin mengejarnya tak terima kalau si penabrak mobilnya lepas begitu saja. Tapi aku terus sekuat tenaga menahan Pak Bram.”Sudahlah Pak, apaan sih? Malu-maluin tau gak sih Pak,” ujarku kesal pada pak Bram, karena keributan itu, kami menjadi bahan tontonan orang lain disana.“Apaan sih kamu, lepasin tangan saya!” bentaknya padaku, malah ia marah kepdaku karena sudah menahannya.

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kekonyolan Pak Bram

    Akhirnya Pak Bram pulang, aku juga segera pulang setelah itu. Aku merasa Pak Bram memang benar sudah pulang, tetapi aku malah melihatnya masih berdiri di samping mobilnya seperti mengintai seseorang. Aku yang kebingungan segera menghampiri dan memanggilnya, lama aku memanggil tidak dijawab oleh Pak Bram, akhirnya aku mencoba menepuk bahunya."Pak!""Eh Allahuakbar!" teriaknya sambil sedikit melompat. Ia sampai terkejut separah itu dong."Ih, apaan sih Pak? Kayak liat setan aja!" ujarku kesal."Ya, ya memang benar, saya melihat setan. Awalnya saya melihat iblis dan sekarang melihat setan juga!" bentaknya kesal, aku bingung dengan hal itu sehingga aku juga mencoba melihat ke arah yang diintai oleh Pak Bram. Aku melihat ke segala arh, tetapi aku tidak melihat apapun. Pak Bram yang sadar bahwa aku mengikutinya langsung menepuk tangannya pas di mataku."Hei, apa yang sedang kamu lakukan!" ujarnya sambil menepuk tangan."Ih Bapak, saya kaget

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status