Share

Cinta Datang Terlambat
Cinta Datang Terlambat
Author: DefaraFrans

Sakit Hati

"Nicho, aku cinta sama kamu," ucap Aurel, tangannya tampak berkeringat dengan wajah memucat karena gugup.

"Rel, maaf," Nicho menepuk pundak gadis itu pelan, "aku hanya menganggapmu sebagai teman dan nggak lebih,"

Aurel terpaku, dadanya terasa sesak oleh kekecewaan yang luar biasa. Tapi sebisa mungkin bibirnya tetap mengulas senyum, walaupun yang tercipta hanya lengkungan kaku. "Eh itu... iya... nggak apa-apa kok, Nich... aku... aku hanya ingin mengungkapkan-"

"Nicho!"

Seruan itu membuat mereka menoleh bersamaan, mendapati gadis cantik yang berjalan mendekat.

"Eh, kalian ngapain?" tanya Olivia, gadis yang sudah sejak lama menjadi sahabat Aurel.

"Cuma ngobrol aja kok, Beib," jawab Nicho dengan senyum manis, tangannya berganti menggandeng tangan Oliv.

"Kalian?" Mata Aurel membulat, tampak cairan bening menggenang di sana, dan Aurel hanya bisa melihat saja walau dalam otaknya sangat bingung dengan apa yang sudah terjadi.

"Ah iya, Rel... aku lupa ngasih tahu kamu," ucap Oliv dengan senyum merekah. "Aku udah jadian sama Nicho tiga hari yang lalu."

Aurel tersenyum kaku, mengerjapkan mata untuk menghalau air mata yang siap meluncur. "Selamat ya untuk kalian, aku ikut senang."

Aurel berusaha menampakan senyum di bibirnya meskipun di dalam hati begitu terluka.

"Oh iya Rel, aku sama pacar aku pergi dulu ya?" tanya Oliv sembari menggandeng tangan pacarnya tepat di depan mata Aurel.

Oliv dan Nicho sama-sama tersenyum kearah Aurel yang saat ini menahan air mata agar tidak lagi terjatuh.

Aurel hanya bisa melihat kepergian Nicho dan Oliv saja, tak kuasa Aurel terus memendam air mata, Aurel tersungkur di atas tanah.

Bahkan kaki Aurel saja tidak bisa menompang tubuhnya, Aurel menangis histeris disana, tak ada satu orang pun di sana.

Taman saat ini sedang sepi, Aurel tadi sengaja mengajak Nicho datang kesini agar dirinya bisa mengutarakan perasaannya.

Namun sayang seribu sayang, harapan yang diinginkan Aurel kini sia-sia, kepahitan dalam hidup Aurel kini telah di depan mata.

Hiks... Hiks...

Aurel tak bisa lagi menahan air matanya, sakit hati Aurel, cinta pertama dipatahkan oleh laki-laki seperti Nicho.

"Kenapa takdir begini? Kenapa harus aku yang mendapati kenyataan pahit ini?" Aurel tak kuasa menahan air mata bahkan Aurel menyalakan takdir yang membuatnya begini.

"Rel? Aurel kamu kenapa?" Seseorang gadis berlarian menuju arah Aurel dengan mata berkaca-kaca melihat Aurel yang menangis duduk tersungkur diatas tanah. 

Melly datang dan langsung memeluk tubuh Aurel yang membutuhkan ketenangan.

"Nicho Mel, Nicho..." 

Melly hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Jangan sampai yang membuat Aurel jadi begini adalah Nicho," gumam Melly dalam hati.

"Kenapa sama Nicho Rel? Ada apa? Kasih tau aku, kenapa?" Melly masih belum bisa memahami apa yang sudah terjadi.

"Di-dia sudah..-

Aurel bahkan tidak bisa berkata lagi, karena hatinya sudah terlalu sakit, sedangkan tangisnya juga tak kunjung mereda.

"Sudah-sudah, jangan menangis lagi, lebih baik kamu ikut aku sekarang juga, kita pergi dari sini," Melly membantu Aurel berdiri dan membawanya masuk kedalam mobil miliknya.

Karena tadi Aurel yang mengajaknya untuk datang menemui Nicho di taman ini, maka Melly siap mengantarkannya.

Melly menyupir mobilnya dengan kecepatan sedang, saat ini Melly akan membawa Aurel ke rumahnya, kebetulan juga di rumah Melly tidak ada orang, jadi Aurel bisa menceritakan semuanya di sana.

"Kamu yang tenang Rel, sebentar lagi kita akan sampai," Melly masih mempokuskan pandangan matanya kedepan, sedangkan Melly masih bisa mendengarkan sisakan tangis dari Aurel.

"Ayo Rel, kita masuk, di dalam nggak ada orang jadi kamu tenang saja, kamu aman disini sama saya," Melly membantu Aurel untuk turun dari dalam mobil lalu membawanya masuk kedalam rumah besar dan mewah milik Melly.

Melly mendudukkan tubuh Aurel di sofa ruang tamu miliknya. "Sebentar aku mau ambilkan kamu minum," Melly pergi dari sana lalu kembali lagi dengan membawa segelas air putih.

"Ini minumlah," Melly membantu Aurel meminum air itu agar ia bisa merasa lebih tenang.

"Sekarang kamu bisa menceritakan semuanya sama aku, ada apa ini? Kenapa kamu tiba-tiba nangis di taman sendirian?" 

"Katanya kamu tadi mau ketemu sama Nicho, lalu Nicho nya mana?" 

Aurel menggelengkan kepalanya, matanya sangat memerah karena terlalu banyak menangis.

"Dia sudah pergi sama Oliv," ujar Aurel di sela tangisannya.

"Apa? Oliv tega ngelakuin itu sama kamu?" 

Melly sangat terkejut mendengar itu, Oliv? Bisa-bisanya Oliv mengkhianati Aurel dengan merebut Nicho dari genggaman Aurel?

Aurel hanya menganggukan kepalanya, dada Aurel masih terasa sesak mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.

"Terus? Kenapa bisa ada Oliv sih? Bukannya kamu tadi cuma janjian sama Nicho ajah ya?" 

Aurel menggelengkan kepalanya, "Aku juga nggak tau kenapa tiba-tiba bisa ada Oliv disana,"

"Apa jangan-jangan Oliv mendengarkan pembicaraan kamu sama Nicho tadi? Mangkanya dia ada disana," Melly yang sudah merasa curiga.

"Aku juga nggak tau Mel, aku juga nggak nyangka bahwa Oliv tega melakukan ini sama aku, padahal aku juga nggak ada salah apa-apa sama dia." 

Melly menganggukkan kepalanya, Melly tau bahwa hubungan Aurel dan Oliv selama ini baik-baik saja, bahkan mereka berempat bersahabat dari dulu.

"Ella tau tidak masalah ini? Kalo begini sama saja Oliv mengkhianati persahabatan kita Rel," jelas Melly.

"Kayaknya dia masih belum tau sifat asli Oliv seperti apa," ujar Aurel yang masih tidak menyangka itu.

Oliv sahabat Aurel yang selama ini begitu dekat, namun Oliv tega sekali menyakiti hati Aurel, bahkan bisa di katakan yang baik belum tentu baik!

"Sudah nggak papa Rel kamu yang sabar, aku akan selalu mendukung kamu, kamu nggak usah pedulikan Oliv, biarkan dia." 

"Biarkan dia mengkhianati kita, tetapi aku dan Ella akan selalu ada disisi kamu, kejarlah cintamu, jangan kau putus asa sampai disini Rel."

Aurel menghapus air matanya, benar juga kata Melly, untuk apa dirinya menangisi semua ini jika ia bisa bangkit kembali.

"Iya, kamu benar Mel," Aurel kini bisa melupakan kesedihannya, saatnya ia bangkit, dan saatnya Aurel memperjuangkan cintanya.

"Aku akan selalu mendukung kamu Rel, aku janji untuk itu, aku nggak percaya ini, Oliv bisa mengkhianati kita, jangan sampai Nicho lah yang menjadi korban selanjutnya." 

Mendengar nama Nicho, Aurel jadi terdiam. "Kamu benar Mel, jika Oliv bisa mengkhianati kita, maka dia akan mudah mengkhianati orang lain, termasuk Nicho."

"Iya kamu benar Rel, aku setuju sama kamu, mangkanya kamu harus cepat-cepat mencegah semuanya sebelum kejadian itu benar-benar terjadi."

Aurel mengaggukan kepalanya. "Lalu Bagaimana? Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah ini semua Mel?" tanya Aurel.

"Jalan satu-satunya kamu harus bisa menjadi di posisi Oliv saat ini." Aurel terkejut mendengar itu.

"Bagaimana caranya?" tanya Aurel tak mempunyai rencana apapun itu.

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status