Share

Penggemar Gila

"Dasar ga tahu diri"

Perempuan itu langsung menjambak rambut Keysha dengan keras. Antara terkejut dan sakit, Keysha hanya diam saat dirinya dijambaki dengan brutal. Ia tak mengerti lagi, kenapa akhir-akhir ini hidupnya sangat banyak kejadian mengejutkan seperti ini. Apa dunia sedang bercanda dengannya.

"Hei! Lo siapa ? Jangan main jambak orang gini" Ares menengahi dua perempuan di depannya itu.

Ares menatap kesal ke perempuan asing itu. Ia langsung menutupi Keysha dengan tubuhnya. Sementara perempuan itu tentu saja semakin kesal melihat Ares yang terlihat melindungi Keysha itu.

"ARES !!! KAMU KOK NGELINDUNGIN DIA SIH ?" Perempuan itu berteriak kesal.

"Emangnya kenapa ? Gue aja ga kenal lo. Dan lo tiba-tiba masuk rumah gue tanpa izin. Udah sewajarnya bukan gue marah sama lo ?"

"Aku ini pacar kamu Ares, kamu ga inget ?"

"Pacar ?" Ares semakin menyatukan kedua alisnya.

Mendengar kata itu tentu membuat Keysha membeku di tempatnya. Ia bahkan tak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini. Ia yang bahkan belum mengenal Ares dalam waktu lama tak mungkin tiba-tiba menyangkal perempuan asing itu.

"Gue aja kayaknya ga pernah ketemu lo"

"Aku Karin, Ares. Jahat banget kamu lupa sama aku ?"

"Karin ?" 

Kemudian Ares membulatkan mulutnya. Ia baru mengingat perempuan di depannya itu. Ares menghela nafasnya, hampir saja ia melaporkan perempuan itu ke polisi. 

"Aku Karin, yang kemarin di acara Fanmeet kamu"

"Oh inget, yang kasih sticky note isinya pacaran atau nikah ?"

"Ihh ya ampun kamu inget sama aku" Perempuan itu menutupi mulutnya dengan gembira.

"Kamu waktu itu bilang pilih pacaran kan. Berarti kamu setuju mau pacaran sama aku" Lanjut perempuan itu.

Keysha yang masih berada di belakang tubuh besar Ares hanya bisa merotasikan bola matanya malas. Bukankah ia sudah pernah bilang bahwa Ares ini memiliki banyak penggemar gila. Lihat saja salah satunya seperti itu. Keysha pun keluar dari balik tubuh Ares. Melihat sosoknya, perempuan itu kini kembali menatap Keysha dengan kesal. Sepertinya ia baru menyadari ada orang lain selain dirinya dan Ares.

"EH! Lo! Ngapain lo di rumah Ares ? Lo nguntit Ares ya ? Gue inget, lo yang waktu itu di berita kan ?"

"GUE PA-"

"Dia temen gue"

Belum selesai kalimat yang dilontarkan oleh Keyhsa, tiba-tiba Ares memotong ucapan Keysha. Perempuan itu pun langsung menatap protes pada kekasihnya. Bukankah mereka memang kekasih, kenapa harus ditutupi. Jika ini karena perempuan gila di depan mereka itu, ia benar-benar akan meminta putus sebentar lagi. Bukankah jika mereka memberitahu hubungan mereka, perempan gila itu bisa tersadar. Keysha mengomel dalam hatinya. Kini ia menyilangkan tangannya di depan dada.

"Dia temen gue. Jadi lo.....mmmm....Karin, ga usah khawatir. Emangnya tadi kenapa kok tiba-tiba pecahin jendela gue ? Jelasin aja biar gue ga nyuruh keamanan kesini" Ares berkata dengan lembut.

Keysha semakin tak paham lagi dengan Ares. Bagaimana ia bisa bersikap sehalus itu dengan penggemarnya. Tentu Keysha merasa iri. Terlebih lagi di situasi seperti ini, tentu saja Keysha bingung bagaimana Ares bisa tetap selembut itu padahal jelas-jelas perempuan itu telah memecahkan jendelanya, dan bahkan menjambak dirinya.

"Ini satu-satunya cara biar kamu tahu aku disini" Jawab penggemar itu dengan nada sedih.

"Kenapa ga mencet bel aja ?"

"Emangnya kamu mau bukain, kalo aku mencet bel rumah kamu ?"

"Kalo kamu bertamunya baik-baik, aku juga pasti baik kok. Jangan diulangin kayak gini ya"

"Astaga Ares kamu baik banget sih, emang ga pernah salah aku idolain kamu. Pokoknya aku cinta kamu banyak-banyak Ares"

Perempuan itu tiba-tiba menghambur ke pelukan Ares. Hal itu tentu membuat Keysha, dan bahkan Ares sendiri juga terkejut. Keysha sudah memelototkan bola matanya yang mungkin kini hampir jatuh. Dan Ares sendiri kini kikuk tak tahu harus melakukan apa. Rasanya sangat tak nyaman ternyata ketika memeluk penggemar di depan kekasihnya sendiri.

"Iya, iya, terima kasih ya udah ngefans dan dukung gue" Ares mencoba melepaskan pelukan itu perlahan.

"Enggak! Aku yang makasih karena kamu udah jadi inspirasi dalam hidupku"

"Iya sama-sama" Ares tersenyum sangat manis.

"By the way, pulang ya sekarang. Makin malem, bahaya buat lo pulang sendiri loh. Naik apa kesininya tadi ?" Lanjut tanya Ares.

"Naik taksi sih. Ya udah aku pulang ya Ares" Perempuan itu melambaikan tangannya dengan senyuman yang begitu lebar.

"Iya, hati-hati. Gue boleh minta tolong ga ?" Tanya Ares membuat perempuan itu bersemangat.

"Jangan uploud apapun tentang ini di sosmed ya, gue minta tolong banget. Nanti kalo kita ketemu lagi gue janji kasih foto spesial buat lo deh. Nanti gue atur"

"BENERAN YA ?!" Wajah perempuan itu langsung berbinar.

"Iya, tapi janji"

"Iya aku janji ga akan bilang siapapun soal kejadian hari ini"

"Sip. Gue percaya lo"

Setelah perempuan itu pergi dengan senyum lebarnya. Kini Ares mengalihkan perhatiannya pada sosok perempuan di sampingnya. Ia melihat wajahnya yang sudah ditekuk dan tak bersemangat sama sekali. Ia pikir kekasihnya itu tengah cemburu pada penggemarnya. Jika ia mengingat perempuan itu tak pernah berpacaran sama sekali, mungkin ia memang sedang cemburu.

"Kenapa ? kamu cemburu ya ?" Ares mengelus pipi Keysha lembut.

"Enggak"

"Iya berarti" Ares mencolek dagu Keysha.

"Iiihh apa sih"

"Kamu ga usah cemburu sama fans aku. Asal kamu tahu, itu tadi tuh namanya fanservice"

"Pencitraan"

"Bukan, sayang. Itu namanya bentuk pengembalian cinta mereka ke aku. Dan itu beda sama cintaku ke kamu" Ares menangkup pipi Keysha.

Tapi detik itu juga, Keysha menepis kedua tangan Ares yang berada di pipinya itu. Ia menyilangkan kedua tangannya di dada, menatap Ares dengan kesalnya.

"Lagi-lagi kamu belain fans kamu. Padahal kita belum selesai bicarain soal kemarin"

"Aku ga belain, Key"

"Apaan"

"Kamu tuh childish banget sih"

"Oh sekarang aku yang kekanakan ? IYA AKU EMANG KEKANAKAN, AKU YANG GA BISA NGERTI KAMU, AKU YANG GA NGERTI CARA PACARAN" Air matanya Keysha kini turun.

Emosi Keysha semakin meledak saat hatinya sedikit tersenggol. Dan menangis ketika marah adalah sesuatu yang selalu terjadi pada Keysha. Ketika ia marah justru ia tak bisa mengontrol air matanya yang turun sembarangan. Memang itu adalah buah dari emosinya yang telah menumpuk dari beberapa hari yang lalu, maka jadilah seperti ini.

"Key" Ares memegang kedua tangan Keysha.

Keysha menarik tangannya dengan kuat. Meskipun ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi ia tetap tak bisa mengalahkan kekuatan genggaman Ares.

"Keysha, dengerin aku dulu bisa ga, sayang ?"

"Lepasin aku" Keysha masih berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Ares.

"Iya aku lepasin, tapi janji dengerin aku ?"

"Iya"

Setelah genggaman di tangan Keysha itu lepas. Baru saja Ares akan mengeluarkan suaranya, Keysha kini justru berjalan pergi keluar dari area rumah itu. Ia berjalan dengan cepat.

"Key,"

"Aku mau pulang"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status