Hallo teman-teman. Mana suaranya nih? Boleh dong sapa aku di kolom komentar. Sapaan kalian akan membuat aku lebih semangat untuk up bab hihi. Sehat dan bahagia selalu ya. Salam sayang.
“Ramuan apa, Nek?” Ayda menatap Darma yang tersipu malu saat ingin menjelaskan tentang ramuan yang menarik perhatian.“Ah, sudahlah. Lupakan saja … yang terpenting ramuan itu bagus untuk kesehatan kalian dan bisa meningkatkan rasa cinta di antara kalian,” jawab Darma yang langsung bangkit dari duduknya.Ayda yang merasa belum puas dengan jawaban Darma pun menyusul langkah wanita paruh baya yang terlihat awet muda. Kamar yang tertata rapi dengan dekorasi modern membuat siapapun akan merasa betah berada di sana. Dengan perlahan Ayda mengikuti langkah Darma yang berjalan menuju tempat tidur.“Kamu harus segera istirahat, besok kita akan pergi ke salon,” ujar Darma sambil bersiap untuk tidur.Ketika mendengar kata salon, Ayda merasa sangat malas dan hendak menolaknya. Akan tetapi, Ayda mengurungkan niatnya saat melihat Darma mengeluarkan sesuatu dari laci meja yang terletak di samping tempat tidur.“Nenek punya sesuatu untuk kamu, bacalah!” titah Darma sambil memberikan secarik kertas pad
“Sudah siap?” Darma menatap Ayda yang sudah berdiri di sampingnya dengan penuh semangat.Tanpa berpikir lama, Ayda langsung menganggukkan kepala dan bergegas turun dari mobil. Sebuah bangunan bertingkat terlihat sangat mewah dan menarik perhatian Ayda. Dekorasi yang modern menggambarkan salon ini merupakan salon terbaik yang memiliki kualitas tinggi.Sambil menggenggam tangan Darma, Ayda berjalan memasuki salon yang terlihat cukup ramai. Beberapa orang juga ingin mempercantik dirinya sama seperti Ayda. Meski ini pengalaman pertama Ayda bermain di salon, tapi ia tidak mau mempermalukan Darma yang sudah mengajaknya.“Ayo, Ayda! Nenek sudah pesankan paket terbaik untuk kamu,” ucap Darma sambil menarik Ayda masuk ke sebuah ruangan.Hal yang menarik perhatian Ayda setelah memasuki ruangan khusus ini adalah perlengkapan perawatannya yang terlihat bagus dan sangat lengkap. Dengan ekspresi kagum, Ayda mengikuti langkah Darma yang langsung duduk di sofa. Dalam ruangan ini hanya beberapa orang
“Semua ini tidak sepadan dengan apa yang sudah kamu lakukan. Rasa sakit yang kamu rasakan tidak lebih besar dari rasa sakit yang saya rasakan saat kehilangan Arya. Kamu pantas untuk mendapatkannya!” cecar Laras setelah memberikan Ayda sebuah tamparan keras.Semua orang yang berada di ruangan pun menatap prihatin ke arah Ayda. Caca yang juga terkejut melihat Ayda diserang pun langsung mendekatinya.“Mbak Ayda,” panggil Caca yang tak bisa tinggal diam.“Saya baik-baik saja,” jawab Ayda sambil memegang pipinya yang terasa panas dan terlihat merah.Sebagai manusia biasa, Ayda tak bisa berbuat banyak untuk melindungi dirinya. Di sisi lain ingin rasanya Ayda melawan, tapi ia tidak ingin terlihat sama dengan Laras yang tak bisa mengontrol emosinya. Cukup Ayda yang terluka, orang lain tak perlu merasakannya.Tanpa mengatakan apapun, Ayda yang tak ingin memperpanjang masalah pun hendak melangkah pergi. sudah cukup sebuah tamparan menutup perdebatannya dengan Laras. Ia harap semua ini sudah cuk
Arya POVSatu hari telah terlewati, Arya membuka jendela kamar dan merasakan embusan angin mengenai wajahnya. dengan mengenakan pakaian spesial di hari bahagia, Arya terlihat sangat berbeda. Wajahnya bahkan terlihat berseri dengan memancarkan raut bahagia.“Tunggu saya, Ayda,” lirih Arya sambil sesekali melirik jam di tangannya.Hari yang dinanti akhirnya tiba, rindu yang Arya rasakan akan segera terobati. Tak disangka kini Arya akan menjalani hari yang tak akan terlupakan sepanjang hidupnya. Pernikahan yang semula hanya dibalik kesepakatan hari ini akan menjadi ikatan suci yang didasari cinta.“Pak Arya, semuanya sudah menunggu. Acara akan segera dimulai,” ucap salah satu pengawal yang sengaja disewa untuk memastikan acara aman.Dengan penuh percaya diri, Arya berjalan keluar kamar. penampilan yang terlihat sangat sempurna membuat semua pandangan tak bisa lepas darinya. Perpaduan jas dan celana bahan berwarna putih memang tak pernah mengecewakan.Rumah yang didekorasi sebaik mungkin
Arabella POVTidak ada wanita yang tidak merasa bahagia saat mendapatkan lelaki tampan, baik hati dan juga penyayang. Meski harus melewati perjalanan panjang, Ayda merasa dirinya beruntung karena bisa mendapatkan Arya yang sangat mencintai dirinya. Bukan hanya itu, Arya terlihat sangat sayang pada Fahri, seakan dianggap seeprti adiknya sendiri.Acara resepsi pernikahan yang di nanti akhirnya terjadi sesuai harapan. Senyum pun terus mengembang di wajah Ayda yang merasa sangat bahagia. Sesi demi sesi acara telah terlewati dengan suasana suka dan cita. Bahagia saat bersama dan sedih ketika teringat perjuangan untuk tiba di titik ini.“Kamu sudah hebat Ayda. Bibi bangga sama kamu, selama ini bibi sangat khawatir dengan rumah tangga kamu dan Arya. Namun, sekarang kamu sudah membuktikan bahwa kecemasan bibi itu salah. Kamu dan Arya sekarang sudah saling mencintai. Jaga cinta dan kepercayaan agar hubungan kalian selalu diliputi kebahagiaan,” ucap Sri dan memeluk Ayda.“Terima kasih ya, Bi. S
***Udara malam terasa sangat dingin. Embusan angin mengenai rambut Ayda yang terurai panjang. Sesekali terdengar suara gemericik air yang berasal dari dalam kamar mandi. Tubuh yang terasa sangat pegal membuat Ayda ingin bergegas untuk rebahan.Setelah memastikan tidak ada sisa make up menempel di wajahnya, Ayda pun berjalan menuju tempat tidur. Dengan menggunakan baju piyama yang merupakan hadiah dari Darma, Ayda terlihat sangat cantik dan mempesona. Sambil menunggu Arya selesai mandi, Ayda pun memutar musik.Akan tetapi, di tengah posisi nyamannya. Ayda mendengar sesuatu dari kolong tempat tidurnya. Perlahan suara itu semakin terdengar jelas dan membuat Ayda merasa terganggu. “Suara apa ya itu?” tanya Ayda pada dirinya sendiri.Dengan perlahan Ayda pun bangki dari posisi tidurnya dan melihat ke arah bawah tempat tidur. namun, suara yang semula ia dengar tiba-tiba menghilang. Bawah tempat tidur yang gelap membuat Ayda tak bisa melihat apapun. Tanpa berpikir macam-macam, Ayda pun hend
Ayda meneguk saliva dalam-dalam dan tersenyum menahan rasa malu. Saat Darma sudah benar-benar pergi dan tak terlihat bayangannya. Ayda langsung menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Kejadian malam ini tak akan pernah terlupakan bagi Ayda.Meskipun sudah berusaha memberi penjelasan, tetapi tetap saja semua orang akan berpikiran hal yang macam-macam antara dirinya dan Arya. Tanpa mengatakan apapun Ayda terus menutupi wajahnya dan membuat Arya menatapnya heran.“Apa yang nenek katakan?” tanya Arya yang berharap tidak ada masalah. Namun, saat melihat reaksi Ayda yang langsung menatap tajam ke arahnya. Arya sudah menduga apa yang terjadi sebenarnya. “Sudah yuk kita masuk ke kamar dulu,” ajaknya berusaha tenang.Dengan ekspresi campur aduk, Ayda menuruti ajakan Arya yang langsung berjalan menuju lemari. “Kenapa baru pakai baju sekarang sih Pak? Harusnya setelah mandi, Pak Arya itu langsung pakai baju,” lirih Ayda dengan suara yang terdengar sangat lemah.Sambil mengenakan baju kaos
***Malam perlahan berganti menjadi pagi. Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, Ayda membuka matanya yang terpejam sambil merasakan sesuatu menimpa tubuhnya. “Pak Arya,” lirihnya memanggil sang suami yang masih terpejam di sampingnya.Setelah mata terbuka sempurna, Ayda terkejut saat melihat wajah Arya yang sangat dekat dengan wajahnya. Selama menikah, ini pertama kalinya Ayda dan Arya tidur dengan jarak yang sangat dekat. Meskipun begitu, Ayda tetap berusaha agar terbiasa dan menatap lekat wajah Arya. “Bangun sayang,” ucapnya membangungkan Arya.Namun, saat melihat tempat tidur yang sangat berantakan. Ayda pun teringat dengan apa yang semalam ia lakukan bersama Arya. Seketika Ayda pun tersenyum dengan pipi yang memerah. Hari ini ia merasa sangat bahagia karena telah menjadi istri yang seutuhnya. Setelah sekian lama, ia bisa merasakan manisnya rumah tangga yang sebenarnya.“Kenapa kamu senyum-senyum?” tanya Arya yang sedari tadi memperhatikan Ayda.Dengan ekspresi terkejut, Ayda pun