Share

Menantikan kedatangan

Arjuna merasa sangat bersalah dengan Andini ia sangat gelisah menunggu kedatangan Andini. Ia berjalan kesana kesini menunggu kedatangan Andini, ia sangat menyesal telah membuat Andini malu, awalnya ia berpikir supaya Andini bisa mencintainya, namun semua itu salah, Andini justru merasa malu, ia sangat menyesal telah mencium bibir Andini.

" Sudah siang Andini belum juga datang menemuiku " ia melihat ponselnya, ponselnya menunjukkan sudah pukul 12.00wib, ada apa Andini belum juga datang apa dia benar benar marah. Arjuna sedikit memiliki rasa penasaran mengapa Andini tak kunjung datang, ia  sangat ingin melihat Andini bersamanya. Ia pun keluar ruangan berharap Andini segera datang menemuinya. Namun Andini tetap belum juga datang, Arjuna sangat gelisah, ia pun mengambil ponselnya dan menelpon Basri.

" Kenapa jam segini belum juga datang " gumam Arjuna dalam hati, Arjuna membuka ponselnya dan menelpon Basri.

" Bas apakah Andini ke kantor" tanya Arjuna,  ia sangat penasaran dengan keberadaan Andini. Andini adalah wanita yang Arjuna cintai.

" Oh coba nanti aku cek dulu iya bos, ia ke kantor atau tidak"  Basri akan  mengecek ruangan Andini.

" Ok, segera kabari" Arjuna pun mengakhiri telepon. Basri berjalan menuju ruangan karyawan . Ia melihat Andini sedang duduk di depan komputernya , Andini nampak sangat sibuk sekali . Basri pun masuk ke dalam ruangan nya .

"Andini " panggil Basri. Dengan suara lantang, Andini sampai kaget mendengar panggilan Basri.

" Iya pak, ada apa?" Jawab Andini dengan suara sedikit agak gugup. Ia takut melakukan kesalahan. 

" Kenapa kamu bekerja ?" Tanya Basri. Basri merasa heran melihat kedekatan Arjuna dengan Andini, Ia berpikir kalau Andini adalah wanita yang Arjuna cintai ia menatap Andini dengan sangat ketus.

" Iya, ini jam kantor pak" jawab Andini, ia  sangat takut kalau Basri memarahinya. Ia pun tak berani menatap wajah Basri.

" Bereskan barang barangmu dan pergilah ke rumah sakit " Basri pun memerintahkan Andini untuk pergi ke rumah sakit. Andini membereskan pekerjaan dan mengambil tasnya. Ia berjalan keluar ruangan kerja karyawan menuju parkiran.

" Baik pak."  Andini sangat kesal , ketika Basri memerintahkan kepadanya untuk pergi menemui Arjuna,  ia sangat malu kalau harus bertemu dengan Arjuna. Ia tak sanggup kalau harus mengingat kejadian kemarin. Namun ia berfikir kembali kalau ia tidak datang ke rumah sakit tentunya Arjuna akan sangat kecewa .

" ah kenapa sih aku harus menemuinya"  Andini sangat kesal, ia pun memesan taxi dan pergi kerumah sakit, sesampai di rumah sakit Ibu Arjuna sudah menunggunya. Andini sangat malu melihat Ibu Arjuna, ia tak berani menatap wajah Ibu Arjuna.

" Hello Andini,"  sapa ibu Arjuna. Ibu Arjuna sangat ramah ia juga tidak sombong jiwa sosialitanya tak membuat dirinya sombong. 

" Iya buk " Andini sangat malu jantungnya berdetak sangat kencang ia tak berani menatap Ibu Arjuna ia hanya menundukan pandanganya .

" Arjuna ini Andini sudah datang, mamah pergi dulu iya ?" Mamah berjalan menuju keluar ruangan ia di temani bibik, Mamah mengerti perasaan yang Arjuna rasakan, ia memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan.

" Namanya orang lagi jatuh cinta iya bik, mereka biarkan berdua bik jangan diganggu ?" Mamah sangat memahami perasaan Arjuna iya pun meninggalkan mereka berdua, agar mereka bisa mengobrol. Arjuna yang mengetahui Andini sudah datang Ia sangat senang. Andini mengecek suhu badan Arjuna.

" Ok, panasnya sudah turun " Arjuna tersenyum melihat Andini nampak sangat cantik mengenakan kemeja berwarna putih. Andini tak ingin melihat Arjuna terbaring di atas ranjang. 

"Sudah makan belum pak" Tanya Andini, Arjuna hanya menggelengkan kepalanya, Ia ingin Andini yang menyuapinya. Arjuna sangat lapar ia tak ingin makan sendiri, Arjuna ingin Andini yang menyuapinya 

"Oh belum makan iya, aku ambilkan makanan iya pak" Andini mengambil makanan yang sudah ibu Arjuna siapkan. Arjuna hanya tersenyum melihat Andini menyuapinya.

" Ayo makan, aku suapin" Andini menyuapi Arjuna makanan yang sudah Ibu Arjuna siapkan. Awalnya Arjuna menolaknya Arjuna ingin mengetahui bagaimana ekspresi wajah Andini saat ia menolaknya.

"Ah aku nggak enak makan, kamu makan sendiri saja" Arjuna menolak makanan yang Andini berikan, Namun Andini terus membujuk Arjuna. Ia merayu Arjuna, Arjuna akhirnya mau makan.

" Hem bos ini manja iya, mau nya saja di suapin, seperti anak kecil saja" ledek Andini, Arjuna tersenyum melihat Andini yang sangat cantik itu duduk di depannya. Arjuna pun mencoba menggoda Andini.

' kamu tau enggak apa yang bisa membuatku sembuh" Arjuna bertanya kepada Andini. Andini sangat bingung harus menjawab apa iya tak tahu apa yang harus ia katakan. 

"Em apa iya, aku nggak tau" jawab Andini sembari memikirkan jawaban yang tepat. Ia mengalihkan pandangan, ia tak mau Arjuna terus menatapnya.

" Yang bisa membuatku cepat sembuh itu iya kamu" Arjuna menyebut nama Andini, ia sangat senang bisa memiliki pasangan yang cocok denganya. Ia sangat berharap Andini bisa menjadi kekasihnya.

Andini sangat terkejut mendengar ucapan Arjuna ia merasa kalau Arjuna sedang menggodanya 

"Ah bapak ini bisa bisa saja, emang aku ini siapa, aku hanya karyawan yang bekerja di perusahaan bapak" Andini menjawab perkataan Arjuna, Arjuna menutup bibir mungil Andini.

"Sudah jangan katakan itu, aku bisa marah mendengar ucapanmu" Arjuna tidak mengizinkan Andini menyebutkan profesinya, Arjuna lalu pergi meninggalkan Andini ia sangat marah mendengar ucapan Andini.

"Maaf pak aku tidak bisa mendapatkan cinta bapak, bapak orang yang sempurna untuk saya." Namun karena kesal Arjuna mendeny ucapan Andini, ia memutuskan untuk mencium bibir Andini .

"Kalau kau ulangi aku pasti akan menciumu kembali aku akan menghukumu, mengerti"

Dek dek dek ciuman panas itu kembali Andini rasakan ia sangat malu melihat Arjuna, ia tak berani menatap wajah Arjuna. Arjuna sangat senang melihat Andini memejamkan matanya ia mencoba memberikan Andini sensasi. Arjuna mengakhirinya ia tak ingin melihat Andini merasa malu Arjuna meninggalkan ruangan yang ia tempati, Arjuna berjalan menuju taman yang berada di halaman Rumah Sakit. Basri pun datang untuk mengecek keadaan Bosnya.

"Bos sudah agak membaik" tanya Basri .

"Sudah Bas, ada apa kamu disini" tanya Arjuna melihat Basri datang membawa berkas berkas yang harus ditandatangani.

"Berkas berkas bos, sudah dua hari saya tidak memberitahu bos laporan keuangan yang baru" Basri menyodorkan sebuah tas berisi Berkas.

"Oh Berkas, ayo masuk keruangan" Arjuna berjalan menuju ruangan yang ia tempati. Ia melihat Andini sedang merapikan kamar tidur Arjuna, Arjuna berhenti sejenak melihat Andini yang sedang membersihkan tempat tidurnya, Arjuna menatap Andini dengan begitu rasa cinta, ia sangat senang melihat Andini berada di ruangan nya.

"Oh bos"Andini berhenti dan meletakkan selimut Arjuna. Basri yang merasa terganggu Andini berada di ruangan nya ia meminta Andini untuk pergi meninggalkan ruangan yang Arjuna tempati.

"Andini busa tinggalkan kami berdua" Basri meminta Andini untuk keluar ruangan,  ia tak ingin perbincangan bersama Arjuna di ganggu 

"Oh bisa pak dengan senang hati," Andini pun keluar ruangan ia berjalan menuju taman ia melihat banyak bunga yang mekar indah. Andini mengambil satu bunga mawar yang berwarna merah ia petik dan ia pegang sembari duduk ia menatap keindahan bentuk bunga itu. 

Arjuna dan Basri duduk di kursi yang berada di ruangan Arjuna, Arjuna melaporkan data data keuangan yang harus diketahui Arjuna, perusahaan yang Arjuna kelola berkembang sangat baik. Ibunya sangat bangga memiliki anak yang pandai mengelola perusahaan

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status