"Iya terima kasih Malika! perkenalkan ini putra tunggal saya, dia yang akan menggantikan saya mulai hari ini, jadi kalau kamu mau minta tanda tangan langsung kepada anak saya saja." Ujar papanya
"Salam kenal pak, dan selamat bergabung pak! Ucap Malika sambil mengulurkan tangannya.
"Iya terima kasih Bu Malika!" Ucap Indra membalas jabat tangan asisten nya.
"Saya permisi pak! Kalau pak Indra butuh bantuan saya, bisa langsung panggil saya ! saya siap membantu." Pamit Malika setelah mengambil berkas yang sudah tanda tangani oleh pak Wibowo.
Cukup lama Indra mempelajari berkas-berkas bersama ayahnya di ruangan, sampai mereka tidak menyadari jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Beruntung ibunya mengirim bekal makanan siang untuk mereka.tok..tok..tok. Terdengar suara ketokan pintu dari luar ruangan.
"Masuk!" sahut Indra, Ternyata asisten nya yang mengetok."Maaf pak, mengganggu! saya ijin pulang cepat pak, saya baru saja mendapat kabar bahwa ana
Indra tersenyum melihat pemikiran Nayla begitu dewasa dan juga sabar. "Nayla, aku berjanji !! untuk ke depannya aku akan membahagiakanmu, ayah dan juga Ikbal. Tidak ada lagi kesedihan ! boleh menangis kecuali menangis untuk kebahagiaan.” Ucap Indra. sambil menggenggam erat tangan Nayla, lalu mengusap pipi Nayla yang sedikit berisi, Nayla tersenyum simpul mendengar ucapan Indra lalu mengangguk pelan. “Terima kasih !” Ucap Nayla lagi dengan senyum manisnya. Sehingga membuat Indra begitu terpesona melihat senyuman Nayla, ingin sekali dirinya mencium bibir ranum Nayla namun di urungkan nya. "Sebentar Nay!" Ucap Indra melepaskan tangan Nayla dari genggaman nya dan hendak beranjak dari tempat duduknya. "Mau ke mana?" Tanya Nayla melihat Indra melepaskan tangannya. "Mau ke kamar mandi! apa kamu mau ikut bersamaku?" Tanya Indra sambil mengedipkan sebelah matanya, ingin menggoda Nayla. Dengan cepat Nayla menggelengkan kepalany
"Terserah kamu!! aku sedang tidak ingin berdebat lagi dengan mu." Celetuk Nayla, lalu memalingkan wajah nya melihat ke luar, sebab dirinya sudah malas berdebat lagi."Tikungan depan, belok sebelah kiri!” Ucap Nayla tanpa menoleh, ia sedikit kecewa kepada Indra karena tidak mempercayainya lagi. Indra baru menyadari perkataan nya tadi sehingga membuat Nayla sedih, Indra mengambil tangan Nayla dan menyatukan tangan mereka sambil menyetir dengan satu tangannya."Nayla, apa kamu sedang marah??" Tanya Indra, Nayla hanya diam ia sudah malas menjawab pertanyaan Indra, pasti ujung-ujung nya berdebat pikirnya."Maaf!! Sayang maafkan aku seharusnya aku tidak bicara seperti itu kepadamu!! entah mengapa kalau mendengar kamu menyebut namanya aku langsung emosi..!! Nayla percaya lah, aku tidak mau lagi kehilangan kamu lagi!" Ucap Indra ia merasa bersalah.“Nayla!! apakah kamu masih marah?" tanya Indra lagi, ia melihat Nayla hanya diam.
"Silahkan!” Ucap pak Toni dan beberapa karyawan lainnya."Ini pak Indra!" Ujar pak Toni lalu menyerahkan berkas kontrak kerja sama.“Silahkan dibaca dulu pak!” Ucap Toni lagi."Baik! saya akan baca dulu." sahut Indra"Berapa persen keuntungan yang saya dapat jika bergabung dengan perusahaan bapak?" Tanya Indra, setelah selesai membaca berkas yang di berikan oleh pak Toni tadi."Tiga puluh persen pak! karena perusahaan bapak punya pengaruh besar untuk perusahaan kami!" Ucap pak Toni."Baik! saya setuju!" Ucap Indra sambil mengambil pulpen dan tanda tangan.“Terima kasih banyak pak Indra! Sudah mau bekerja sama dengan perusahaan saya!” Ucap pak Toni, dengan senyum yang mengambang.“Sama-sama pak! Senang bisa bekerja sama dengan bapak!” Sahut Indra."Baik meeting hari ini sampai disini! terima kasih!" Ucap Indra, Semua orang berdiri dan memberi selamat kepada pak Toni Wijaya karena
“Siapa?” Tanya Indra penasaran, ia mengerutkan kening nya melihat wajah Andrew yang menahan amarahnya."Dia adalah Aldo!" geram Andrew, menyebut namanya."Apaa!!!" Teriak Indra persis ditelinga sahabatnya itu, ia begitu terkejut mendengar nama yang Andrew sebut, Refleks Andrew sedikit menjauh."Santai bro! jangan teriak di kuping gue juga kali!" Celetuk Andrew, sambil menutup sebelah telinga dengan tangannya."Sory! gue sengaja hahaha! Kenapa bisa dengan dia, gue merasa ada yang tidak beres!” Ucap Indra merasa curiga."Gue merasakan hal yang sama seperti lu!" Ucap Andrew.“Pasti ada yang tidak beres! Lu berhati hati mulai sekarang!" Ucap Indra mengingatkan sahabatnya, lalu mereka keluar lift dan memasuki mobil lalu melaju sambil mencari tempat makan."Kita mau Makan dimana sih? dari tadi perasaan muter-muter!" Tanya Andrew, ia bingung melihat Indra celingukan seperti sedang mencari sesuatu."
“Ayah dan anak sama licik nya!!” Geram Andrew.“Gue heran masih ada orang seperti mereka di jaman sekarang!! Mereka sengaja mencari lelaki yang kaya, karena perusahaan ayahnya sedang diambang kebangkrutan!! gue dengar dari mulut Cindy sendiri waktu dia tidak terima gue putus in, muak gue lihat kelakuan mereka.." Geram Andrew.Indra hanya jadi pendengar setia keluh kesah temannya saja, pasalnya dia hanya beberapa kali bertemu dengan Cindy, selebihnya hanya mendengar dari Andrew saja, Indra melajukan mobil nya menuju kearah kantor.“Tapi! Bagaimana kalau Cindy terbukti tidak ikut terlibat! Apakah kamu menerima nya kembali?” Tanya Indra.“Tidak mungkin!” Celetuk Andrew.“Jangan begitu bro! Lu gak bisa membohongi perasaan di hadapan gue!” Ucap Indra, dirinya tahu betul tentang Sahabatnya.“Serah lu deh!!” celetuk Andrew."Oh ya! mulai sekarang lu harus berhati hati, g
Doni mengusap darah yang mengalir di bibir nya, lalu berdiri dirinya belum sempat menghindar karena pukulan yang secara tiba-tiba.“Rasakan itu!!” Bentak Indra, Doni mulai membuka kancing baju lengan nya tanpa aba-aba Doni meninju wajah Indra.Bugh..!! Suara pukulan tepat di rahangnya.“Kurang ajar!!” Geram Indra, Indra mendorong tubuh Doni namun tidak sampai terjatuh. Lalu Indra meninju kembali namun kali ini tidak di wajah nya melainkan di perutnya Doni.Bugh..!! Bugh..!! Bugh.!!"Kamu berani menantang saya..?" Bentak Indra sambil menghajar Doni tanpa ampun, amarah sudah menguasai diri Indra saat ini."Saya sangat menghormati bapak, tapi saya juga ingin mengejar cinta saya yang selama ini saya pendam..!! Jadi mari kita bersaing secara sehat dan tidak mencampur adukkan masalah ini dengan pekerjaan." Tantang Doni, walau dalam keadaan tidak berdaya akibat pukulan Indra bertubi tubi.“CK!! Berani sekali
"Iya Pah..?" Ucap istrinya, mamanya sebenarnya sudah ingin menceritakan tujuan mereka ke Bali. Namun ditahan oleh suaminya, suaminya yakin bahwa Indra menerima perjodohan ini.Papanya Indra berhutang budi kepada seseorang yang dulu menolong nyawanya ketika mereka sedang liburan. Waktu itu Indra masih kecil, Saat itu ayah nya hampir tertembak, tapi ada yang mendorong dirinya dan alhasil orang tersebut lah yang tertembak. Tembakan tersebut tepat mengenai jantungnya, Orang baik itu meninggal ketika dalam perjalanan ke rumah sakit. Ia tidak tega melihat anak dan istri korban, kalau tidak ada orang tersebut mungkin saja ia yang ada di posisi saat itu.Polisi masih menyelidiki kejadian tersebut, dan ia berjanji akan membiayai anak dan istri korban dan akan berjanji setelah besar nanti mereka akan menjodohkan anaknya.Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, sudah satu bulan semenjak kejadian itu, Indra dan Doni masih tidak saling bicara. Indra masih fo
Ia tidak mau berlama lama di ruangan akan jadi bahan gosip semua karyawan."Sayang! semakin hari makin menggemaskan, Aku sudah tidak sabar ingin cepat membawamu ke rumah ku sayang! tunggu sampai orang tua ku kembali!" Ucap nya. Kemudian ia melanjutkan makan siangnya.Setelah selesai makan, Indra mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu untuk dikirim ke Nayla.(isi pesan)"Sayang! nanti sore tunggu aku, kita akan pulang bersama! ada yang ingin aku sampaikan!” Kata Indra lalu mengirim nya ke nomor Nayla, Sekitar 5 menit Indra menunggu belum ada balasan dari Nayla."Mungkin dia sedang bekerja!” gumam indra, lalu ia kembali dengan pekerjaannya.Setelah kejadian sebulan yang lalu, Indra telah mengetahui siapa dibalik memblokir nomor nya dari ponsel Nayla. Sekarang Nayla menggantikan nomor teleponnya, Indra tidak memberitahu Nayla siapa dibalik semua itu.Indra bisa saja memberitahu nya agar Doni tidak bisa mendekatinya. Tap