Dengan cinta tulusku. Aku akan menjadi alasan kenapa kamu tersenyum, menemanimu, menyayangimu, mencintaimu selama nafas ini masih ada dan menghapus setiap tetesan air mata yang kau jatuhkan karena aku ingin selalu ada untuk menjadi bagian dari sejarah hidupmu. Meskipun aku tak tau takdir akan membawa sampai ke mana hubungan kita nantinya, namun aku pastikan akan tetap mencintaimu hingga selamanya. Cintaku tidak akan pernah mati untukmu.(Azzam Aflah untuk Azzalina Arni~Cinta dalam balutan doa)**Syafaah membawakan makanan dan minuman untuk Arni dan Azzam ke dalam kamar. "Maaf ya, Nak. Ibu lupa tidak menyediakan minuman buat kalian sehingga kalian kehausan," ujarnya."Tidak apa-apa, Bu. Ibu tenang saja kalau butuh sesuatu aku bisa memintanya pada Arni," ucap Azzam."Iya, Nak. Makasih ya atas pengertiannya. Anggap saja rumah sendiri, tidak perlu sungkan. Ibu akan senang kalau Nak Azzam mau mengambil sendiri, Nak Azzam sudah menjadi bagian dari keluarga ini, rumah Arni juga rumah N
"Menikahlah dengan seseorang yang takut kepada Allah, maka dia akan memperlakukan kamu dengan benar karena rasa takutnya kepada Allah."(Cinta dalam Balutan doa)***Afnan berjalan mendekat ke arah kedua mempelai setelah tadinya ia berbincang dengan Gus Achmad dan Gus Haikal. Afnan tersenyum ke arah Azzam begitu juga Azzam. Azzam langsung merangkulnya."Makasih ya, Gus. Sudah mau datang," ucapnya."Iya, sama-sama, Mas. Semoga pernikahan mas mawaddah wa rahmah sampai dunia dan akhirat, Aamiin ...," ucap Afnan tersenyum tulus. "Aamiin ya Robb, makasih ya, Gus."Saat ini Afnan berada di hadapan Arni. Ia bingung harus mengucapkan apa, Arni sejak tadi menunduk menahan air matanya."Selamat, semoga bahagia." Hanya tiga kata itu yang berhasil lolos dari bibirnya.Arni langsung menengadah, mata mereka saling beradu namun detik berikutnya Afnan langsung memalingkan mukanya dan segera berlalu. Azzam tidak menyadari hal itu karena masih sibuk mengobrol dengan temannya yang berdiri setelah Afna
Aku bahagia karena hanya memiliki satu hati, karena cukup satu hati yang akan aku beri, teruntuk orang yang aku cintai yaitu kamu. Khoirina Azzalina Arni(~Azzam~ Cinta dalam Balutan doa)***Entah ada keberanian dari mana Arni memeluk tubuh Azzam. Membuat Azzam tersentak. Arni menangis di dada bidang Azzam."Mas, ajari aku untuk mencintaimu, dan aku yakin setelah kita melakukan itu hubungan kita semakin terikat dan cinta akan segera hadir di hatiku untukmu," ucap Arni masih terisak.Azzam tersenyum lembut ia menghapus air mata Arni membingkai pipi Arni dan detik berikutnya Azzam mencium kening dan bibir Arni, ciuman pertama untuk Arni dan Azzam. Hal itu menimbulkan desir di hati Arni. Efek dari ciuman itu begitu terasa Arni malu untuk menatap wajah Azzam. Ciuman yang di berikan Azzam itu hanya sekilas tapi efek yang diberikan membuat keduanya kembali sama-sama canggung, entah kenapa Azzam sampai melakukan itu, dirinya juga malu. Hanya karena melihat bibir ranum Arni ia hilang fokus
Dalam menjalani hubungan, sakinah berarti mengandung makna ketenangan, mawaddah mengandung arti rasa cinta, rahmah itu mengandung arti kasih sayang. Jika tiga itu ada pada dirimu maka percayalah, keberkahan akan selalu mendampingimu. Insya Allah.(Cinta dalam Balutan doa sudah doa)***Azzam memesankan Arni makanan sea food salah satunya kepiting saos merah kesukaannya, tanpa ia dan Arni sadari sang istri ada alergi kepiting. Maklum gadis itu tidak pernah makan kepiting selama ini.Karena lapar membuat Arni berselera memakannya. Bahkan Azzam dengan telaten membukakan canggung kepiting itu dan cupitnya. Mereka sangat menikmatinya. Setelah makan Arni dan Azzam memutuskan untuk kembali ke resort. Nanti malam Azzam akan memberikan kejutan pada Arni dengan menyiapkan makan malam romantis.Arni membersihkan tubuhnya setelah mereka sampai. Sore hari mereka menikmati keindahan pantai di balkon resort yang mereka tempati. Tiba-tiba tubuh Arni menggigil kedinginan. Azzam panik, ia membawa Ar
Ketika seorang suami dan istri saling berpandangan dengan penuh cinta, Allah melihat mereka dengan belas kasih.(HR. Bukhari)***Setelah makan malam romantis. Azzam membawa Arni berjalan-jalan sebentar, kebetulan tak jauh dari tempat mereka menginap ada pasar malam. Disana sangat ramai, berbagai makanan tradisional juga souvenir khas kota Lombok terpajang di lapak-lapak penjual. Azzam masih menggandeng tangan Arni seolah takut Arni tertinggal atau hilang di tempat ini."Dek, kamu mau beli apa? Jangan sungkan tinggal bilang ya," ucap Azzam."Iya, Mas. Kalau saya ingin sesuatu pasti bilang kok," ujarnya."Maaf ya, Aku belum sempat buatin kamu kartu ATM. Nanti kamu pegang kartu debitku aja, ya. Kamu bisa menggunakannya untuk membeli apa yang kamu inginkan tanpa malu memintanya langsung padaku," ungkapnya."Kalau kartunya Mas pegangkan saya, nanti Mas pakai apa?" Azzam tersenyum. "Aku masih punya lagi kok, kalau aku beli bisa pakai yang lain, atau bisa pakai kartu Atmku." ucapnya.""At
Cinta adalah satu-satunya bunga yang dapat tumbuh dan berbunga tanpa bantuan musim. (Kahlil Gibran)***Azzam membawa Arni ke pusat pelayanan kesehatan, di sana Arni segera mendapatkan pertolongan. Beruntung lukanya tidak terlalu dalam, dan tidak sampai merobek telapak kakinya hanya menancap tak terlalu dalam. Setelah dibersihkan supaya tidak iritasi pihak medis membalutnya dengan perban.Azzam masih terlihat panik menunggu di luar takut terjadi sesuatu yang fatal. Tidak berselang lama dokter yang menanganinya keluar."Bagaimana kondisi kaki istri saya, Dok? Kakinya tidak apa-apa 'kan? Lukanya tidak terlalu dalam 'kan?" Azzam memberondong dokter yang Ada di hadapannya dengan berbagai pertanyaan membuat dokter itu tersenyum sambil geleng kepala."Alhamdulillah, lukanya tidak dalam hanya tancapan kecil, memang cukup banyak mengeluarkan darah tadi, tapi tidak apa-apa, saya sudah menanganinya dan lukanya sudah diperban, kok," jawab dokter itu sambil tersenyum."Alhamdulillah," ucapnya
Denganmu aku tidak pernah harus berpura-pura menjadi seseorang yang bukan diriku. Aku bisa menjadi konyol dan aneh sesukaku ketika aku bersamamu. (Khairina Azzalina Arni ~ Cinta dalam Balutan doa) Gak Apa kok, Mas. Itu haknya Mas. Mas bisa melakukan apapun yang Mas mau karena aku sudah menjadi milik Mas," ucapnya datar. Sambil meninggalkan Azzam sendiri.Azzam mengusap wajahnya kasar. Ia pikir Arni sudah benar-benar membuka hatinya untuknya setelah semalam mereka melakukannya, bahkan tadi siang saat tidur Arni yang duluan memeluknya. Ya, meskipun dirinya tau Arni sedang tidak sadar karena dalam keadaan tidur saat memeluknya duluan.Azzam bingung harus berbuat apa. Saat ini dirinya masih berada di balkon sendirian, keindahan senja sudah tergantikan dengan awan kelabu dan mulai gelap menandakan malam sudah datang. Bahkan sudah sejak tadi suara azan berkumandang. Azzam melangkah masuk. Ia melihat Arni yang sudah duduk dengan memakai mukenanya, mungkin menunggunya untuk sholat bersam
Kita hanya butuh waktu dan membiasakan diri untuk saling terbuka agar kita bisa saling melengkapi satu sama lain. Dengan begitu cinta akan hadir karena terbiasa. (Azzam-Arni ~ Cinta dalam Balutan doa) Mereka memutuskan untuk kembali ke resort setelah membeli buah tangan untuk keluarga mereka. Setelah sampai di kamar, Arni memasukkan barang-barang mereka ke dalam koper, mempersiapkan semuanya supaya tidak ada yang tertinggal karena pagi mereka harus mr tinggalkan resort ini."Mas bantu ya, Dek!" tawarnya. "Gak usah, Mas. Ini sudah mau selesai kok," ucapnya. "Ya sudah Mas mandi dulu."Setelah makan malam yang ia pesan via online, mereka menghabiskan waktu mereka di balkon, duduk santai di bangku panjang sambil memandang langsung ke pantai."Apa Mas akan langsung bekerja?" tanyanya."Kemungkinan iya, karena sejak kemarin temanku menghubungiku," ujarnya."Apa sih suka duka sebagai seorang perwira polisi, Mas?" tanyanya."Banyak, Dek. Sukanya saat kita berhasil menangkap penja