Share

Chapter 8

Pagi masih buta, awan kusam bergelayutan dilangit. Namun penduduk kota itu berhamburan kesana kemari, wajah mereka panik, berlari memasuki rumah satu persatu, berteriak teriak histeris...

“Prajurit datang.....!” teriakan itu memperingatkan penduduk lain agar segera bersembunyi.

Hentakan kaki kuda di atas tanah semakin riuh terdengar, dari arah barat, pasukan berkuda prajurit lain datang menyerbu pasukan prajurit yang berdiam di kota itu. Dalam beberapa menit saja keduanya bertemu, peperangan tidak bisa dihindarkan. Pedang pedang laras panjang mereka menyerang musuh-musuh yang ingin merebut daerah kekuasaan, darah segar muncrat dari tubuh-tubuh lunglai yang terhunus pedang, bau darah langsung tercium dan pedang-pedang mereka terlapisi cairan merah berbau anyir.

Seorang anak laki-laki mengintip dari balik tirai rumah, melihat peperangan yang sering terjadi akhir-akhir ini, tubuhnya gemetar hebat, air matanya tak kuasa mengalir, bibirnya mengatup kuat-kuat.

“Athif, cauteloso” Ucap Seor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status