Share

G@irah Gadis Desa

Author: Otty A
last update Last Updated: 2025-10-03 04:00:22

"Hmm! Aku rasa aku tahu siapa yang datang ke sini!" Alland menengahi agar istrinya tidak menghakimi Viola secara sepihak.

"Siapa?" tanya Emma yang makin penasaran.

"Pendonor d4rah itu." Alland menatap Viola dan Emma secara bergantian.

"Pendonor d4rah?" Viola bingung dengan perkataan Alland.

"Apa kau sedang bercanda?" tanya Emma.

"Tentu saja tidak! Golongan d4rah Viola termasuk langka. Dan bank darah hanya memiliki stok 1 kantong d4rah. Sementara UTD rumah sakit, sama sekali tidak memiliki. Sedangkan Viola membutuhkan setidaknya 2 kantong darah." Alland menjelaskan.

"Siapa yang mendonorkan darah?" tanya Emma ingin tahu.

"Frans! Dia bertemu denganku di sini. Aku menceritakan kondisi Viola dan dia mendonorkan darah untuk Viola." Alland menjelaskan.

"Apa?" Wajah Emma terlihat tidak percaya dengan ucapan Alland.

"Ya, jika Frans tak mau mendonorkan d4rahnya, maka hal buruk akan terjadi. Kita seharusnya menguc
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta di Rumah Bordil   Kabur dari Rumah

    "Ya Ma! Seharusnya aku tak pernah menerima tawaran pernikahan kontrak dengan Steven." Viola bicara jujur. Emma mematung mendengar ucapan menantunya. "Kami menikah secara kontrak, awalnya. Lalu Steven melamarku dan memintaku untuk menikah resmi dengannya. Dan aku menerimanya. Lalu ia membuangku demi wanita lain." "Dia juga gemar pergi ke tempat hiburan malam. Mencari wanita penghibur dan membawanya dengan alasan untuk menyenangkan klien bisnisnya." Emma terdiam dan hanya bisa mendengarkan Viola mengeluhkan sikap anaknya. "Aku menyesal menikah dengannya. Lebih menyesal lagi, aku sudah memiliki anak darinya." Mata Viola mulai berkaca kaca. "Aku seharusnya menolak untuk menikah dengannya." Viola masih terus meluapkan kekecewaannya terhadap Steven pada Emma. "Viola, aku tahu apa kau hadapi ini tidaklah mudah. Tapi, jika kau menyerah sekarang, maka Mayang yang akan menang. Iya kan?"

  • Cinta di Rumah Bordil   Yasmin Hilang?

    Steven bangkit berdiri. Ia meninggal Viola, tak mau lagi berdebat dengan istrinya. "Ayo ceraikan aku!" teriak Viola, suaranya menggema di seluruh ruangan. "Tidak! Aku tidak akan pernah menceraikan dirimu!" seru Steven seraya melangkah pergi. Wajah Steven terlihat kesal. Ia memilih keluar rumah untuk menenangkan diri. "Mas, apa aku boleh ikut?" ucap Mayang penuh godaan. "Tidak! Aku ingin sendirian saja. Lagipula aku harus bertemu klien untuk membicarakan soal pekerjaanku!" Steven berbohong. Mayang hanya bisa melihat bayangan mobil Steven perlahan menghilang ditelan malam. Hingga pagi berikutnya, Steven tak kunjung pulang ke rumah. "Dimana Steven?" ucap Emma sambil melihat ke arah kursi kosong yang biasa ditempati oleh Steven. "Semalaman Steven tidak pulang. Ia bertengkar dengan Viola!" seru Mayang, mengadu domba. Emma menoleh ke arah Viola yang hanya diam tak menan

  • Cinta di Rumah Bordil   Cerai

    Saat Viola keluar dari kamar, ia bertemu dengan Emma. "Viola, kau akan pergi kemana? Kenapa membawa tas koper?" Emma panik. "Aku memang harus pergi kan Ma? Steven sudah memiliki istri lagi. Untuk apa aku masih tinggal di rumah ini? Aku sudah tidak ada gunanya tinggal di sini." "Tidak Viola! Jangan bicara seperti itu! Kau harus tetap ada di sini. Jika kau pergi, maka wanita itu yang akan menang! Steven akan selamanya pergi darimu!" "Aku tak peduli lagi." Viola menggeleng. Hatinya benar benar hancur. Ia tak lagi mampu bertahan di dalam benteng yang telah dibombardir secara membabi buta oleh lawannya. "Viola, anakmu masih kecil. Kau butuh banyak biaya untuk membesarkannya! Jika kau keluar dari sini, apa kau yakin kau bisa membesarkan anakmu?" tanya Emma. "Aku bisa bekerja di toko kue atau dimanapun." Viola menjawab sambil menundukkan wajahnya. "Tidak sayang, jangan lakukan itu. Ka

  • Cinta di Rumah Bordil   Pergi Menghilang

    "Steven! Aku sedang bicara padamu! Kenapa kau membawaku ke luar kota? Kita akan pergi kemana sebenarnya?" Yasmin menjadi histeris. "Kau belum melihat sisi lainku yang ini kan? Jadi aku akan perlihatkan padamu!" Steven menjawab dengan kalimat aneh yang tak dipahami oleh Yasmin. "Steven apa yang kau katakan?" Yasmin bergidik. "Mengenai Viola, apa kau tahu kenapa aku menikahinya secara resmi?" Steven sesekali melihat ke arah Yasmin sambil mendelik. "Tidak! Aku tidak tahu! Dan aku tidak peduli!" teriak Yasmin. "Kau harus peduli! Karena ini berhubungan dengan Kakakmu, Jihan. Viola memiliki kecantikan yang paripurna. Maka aku menikahinya tak peduli seperti apa latar belakang keluarganya. Sedangkan Jihan, dia yang menyerahkan tub*hnya untuk aku tid*ri dan nikmati setiap malam. Gara gara dia, Swastika salah paham dan bun*h diri." Steven malah menyudutkan Yasmin. "Steven! Apapun alasanmu, kau telah men

  • Cinta di Rumah Bordil   Nekad

    Emma turun ke lantai bawah. Ia terlihat sangat tergesa gesa. Setelah sampai di halaman, ia memindai sekelilingnya dengan cepat. Tapi orang yang ia cari sudah tak ada di sana. "Kemana Yasmin? Baru saja dia di sini, sekarang sudah menghilang!" seru Emma. Yang dilihat oleh Emma, hanya Steven, anaknya. Steven sedang sibuk bicara dengan telepon genggam miliknya. "Aku ingin mengusirnya pergi ke rumahnya sendiri. Tapi jika aku melakukan hal itu, maka Viola akan bersedih!" ucap Emma dalam hati. **** Di dalam kamarnya, Viola mengirim pesan teks pada sahabat dekatnya, Ayu. Ia mengatakan, jika ia ingin bertemu dengan Ayu. Tapi saat ini, Ayu sedang tidak bisa diganggu. Ia sedang berada di tempat yang jauh untuk menyelesaikan program KKN di kampusnya. Rasa sakit dan kecewa yang menggerogoti hatinya, membuat Viola memikirkan Dona. Ia pun menelepon Dona, berharap agar Dona bisa menjadi teman s

  • Cinta di Rumah Bordil   Kaget

    "Ma! Kenapa Mama men4mpar Mayang?" Ada yang aneh dengan Steven, lelaki ini justru membela istri barunya. "Kalian berdua mirip dengan bin4tang!" Emma menghina Steven tanpa basa basi, lalu pergi berjalan meninggalkan pasangan pengantin baru tersebut. Pemandangan itu membuat Viola merasa muak. Ia juga kembali masuk ke dalam kamarnya. "Kau harus makan Viola," ucap Alland. Viola berhenti sejenak, namun tak menoleh. Ia berjalan lagi tanpa menanggapi ucapan Ayah mertuanya. Alland lantas meminta asisten rumah tangga, untuk mengantarkan sarapan ke kamar Viola. Sementara itu, Emma yang kesal memilih untuk menonton TV di kamarnya. Ia merasa frustasi dengan keadaan anaknya, tapi ia tak dapat berbuat apa apa. Yasmin baru saja tiba di sana. Seperti biasa, Yasmin langsung menuju ke kamar Elisa. Ia membantu Elisa untuk bersiap ke sekolah. "Elisa, apa kabarmu?" Yasmin menyapa den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status