Di tengah kemelut nya malam. Seorang gadis tengah mengadu kepada pemilik semesta. Ia dengan khusyuknya meminta di mudahkan segala urusannya dan di kuat kan hatinya menjalani segala ketetapan-Nya.
Nadzira Xena Gumasya. Gadis cantik berwajah teduh itu dengan senyuman manis yang selalu menghiasi wajahnya menjalani rutinitas sehari-hari nya dengan ceria. Biarpun diperlakukan kurang baik oleh keluarga Tantenya sendiri, Namun Nadzira tetap bersyukur Tante Safira masih mau merawat dan membesarkan nya hingga menjadi seperti sekarang ini. Nadzira menjadi anak yatim-piatu disaat usianya masih balita, sehingga Ia hanya bisa mengenali wajah kedua orang tuanya dari sebuah foto yang terpampang di dinding kamarnya."Nadzira....Zira!" Teriak Tante Safira membangun kan Nadzira dengan kasar"Bukannya pagi ini kamu ada interview kerja? Cepat bangun dan bersiap-siap, awas saja kalau hari ini gagal lagi" Lanjut Tante Safira seraya menutup pintu kamar Nadzira kuatNadzira bangun dengan mata yang masih enggan untuk di buka, Ia melirik jam di nakas yang sudah menunjukkan pukul enam pagi. "Astaghfirullah...Aku belum shalat subuh" kata Nadzira bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan melaksanakan shalatnya subuhnya yang sudah kesianganSetelah selesai menunaikan kewajiban nya. Nadzira telah berpakaian rapi, Ia menuju ruang makan untuk sarapan bersama Tante Safira, Rasya dan juga Khansa yang merupakan anak dari Tante Safira"Tante tidak mau tau, pokoknya hari ini kamu harus mendapatkan pekerjaan, jika mereka mengajukan permintaan untuk tidak mengenakan hijab saat jam bekerja, maka turuti saja. Ingat Zira, Tante sudah bersusah payah membesarkanmu, jadi sudah menjadi kewajiban mu untuk membayar semua jerih payah Tante" kata Tante Safira penuh penekananNadzira terdiam mendengar semua yang ucapkan oleh Tante Safira. Benar adanya bahwa Ia memang harus membalas semua kebaikan Tantenya, namun berat hatinya untuk bekerja dengan melepas hijab yang sudah Nadzira kenakan sedari dulu. Lagi pula berhijab itu adalah perintah Agama yang wajib dilakukan setiap wanita Muslimah. Nadzira kini tengah duduk mengantri di sebuah kantor tempat Ia melamar pekerjaan. Nadzira menunggu namanya di panggil seraya terus berdoa dalam hatinya, berharap semua berjalan dengan lancar. Nadzira merasa gugup hingga membuat telapak tangannya terasa dingin."Nadzira Xena Gumasya" panggil seseorang dari dalamNadzira berjalan masuk dengan menunduk seraya mengatur detak jantungnya yang kian gugup. "Selamat pagi Pak" sapa Nadzira ramah pada kedua lelaki yang ada dalam ruangan itu. Nadzira menerka-nerka mungkin saja Bos nya adalah seorang pria yang duduk dengan menatap tajam kearah nya itu. "Bismillah, ya Allah, semoga aja hari ini keterima kerjanya" batin Nadzira"Pagi, silahkan duduk, perkenalkan saya Darwin asistennya pak Zefran Al Faruq" Ucap Darwin memperkenalkan diri"Begini, sebelumnya apa kamu pernah bekerja di bidang yang akan kamu lamar ini" Tanya Darwin melihat cara berpakaian Nadzira"Belum pak" jawab Nadzira jujur"Baik, sebenarnya ada beberapa syarat yang harus di penuhi jika ingin di terima sebagai pekerja disini. pertama tentang cara berpakaian, para pekerja disini diwajibkan memakai seragam yang sudah di sediakan oleh perusahaan, mungkin tidak perlu saya jelaskan kamu pasti sudah mengetahui bahwa sekarang kamu sedang berada di pusat perbelanjaan terbesar di kota ini. Jadi penampilan selalu kami nomor satukan" kata Darwin menjelaskanNadzira mengingat baju yang dipakai oleh wanita yang mempersilahkan Ia masuk tadi. Tentu saja itu pakaian yang tidak pernah di pakai bahkan di sentuh oleh Nadzira sama sekali. Namun Nadzira tetap setia mendengarkan peraturan yang lain, bisa saja nantinya Ia diberi kemudahan. Pikir Nadzira"Kedua, setiap pekerja harus tiba tepat waktu, tidak ada kata terlambat baik itu saat jam istirahat yang sudah di tentukan. Waktu istirahat berlaku selama satu jam pada saat makan siang. Bagaimana Nadzira, apa kamu bersedia memenuhi syarat" lanjut Darwin dengan wajah tegasnyaNadzira terdiam meresapi semua yang di jelaskan oleh Darwin. Hatinya berat menerima peraturan yang bertolak belakang dengan keinginan nya. "Maaf pak, bukan saya bermaksud sombong. Hanya saja sepertinya pekerjaan ini tidak cocok dengan saya, tidak mungkin sebagai seorang wanita muslim saya membuka hijab dan berpakaian terbuka seperti itu. Dan lagi akan sulit untuk saya mengerjakan kewajiban saya dengan waktu istirahat yang sudah ditentukan" jelas Nadzira menunduk merasa tak enak hatiSekilas, Darwin melirik Zefran, mungkin saja Bos nya itu ingin berbicara. "Dimana-mana yang namanya pusat perbelanjaan pasti pakaiannya seperti itu. Apa kamu tidak mencari tahu dulu sebelum melamar pekerjaan Nona?" Ucap Zefran dengan tatapan tajamnya"Lagi pula banyak pekerja saya yang awalnya mengenakan Hijab. Lalu melepas nya jika ingin di terima bekerja di perusahaan saya, tampaknya mereka biasa saja. Tanpa banyak protes seperti Anda sekarang ini. Tidak usah berlagak paling Agamis di depan saya, lakukan saja seperti wanita yang lain. Aku tahu betul kamu pasti sangat membutuhkan pekerjaan ini. Jadi jangan sok jual mahal" lanjut Zefran merendahkanNadzira merasa tidak terima dengan apa yang di ucapkan oleh Zefran padanya. "Maaf pak, mungkin kedengarannya ini hal yang sepele bagi Anda. Namun Hijab adalah sebuah kehormatan bagi kami para wanita muslimah. bagaimana bisa saya menikmati hasil jerih payah saya dengan melalaikan perintah Agama? Memang benar, saya membutuhkan pekerjaan ini. Namun tidak dengan melepas hijab saya, permisi" jawab Nadzira beranjak dari tempat duduknyaZefran merasa tertarik dengan wanita yang memiliki pendirian seperti Nadzira. Zefran sengaja memberi penawaran yang menjebak bagi para pelamar yang datang padanya."Tunggu" Zefran menghentikan langkah Nadzira yang hendak keluar dari ruangannya. "Saya menyukai seseorang yang memiliki prinsip hidup yang tidak mudah di goyah kan oleh orang lain. Sepertinya kamu termasuk salah satu pekerja yang memenuhi kriteria yang saya cari, silahkan bergabung dalam perusahaan saya" Ucap Zafran"Beneran pak" Tanya Nadzira dengan mata berbinar"Ya" Balas Zefran singkat"Tapi, apa boleh saya membagi waktu istirahat saya sendiri pak" lanjut Nazdira"Maksud kamu" kata Zefran bingung"Saya tetap ingin melaksanakan kewajiban saya sebagai seorang muslim pak, saya akan membagi waktunya tanpa merugikan bapak. 20 menit saya gunakan untuk makan siang, 10 menit shalat Zhuhur, 10 menit shalat Ashar 10 menit shalat Maghrib dan 10 menit untuk shalat Isya" Ucap Nadzira menjelaskan"Baiklah" balas Zefran menyetujui"Terimakasih pak, InsyaAllah besok saya akan datang tepat waktu, permisi" pamit Nazdira meninggalkan ruangan tersebut dengan perasaan yang teramat sangat bahagia.Disepanjang perjalanan pulang, Nadzira terus tersenyum dan tidak lupa mengucap syukur sebanyak-banyaknya. Akhirnya ada yang menerimanya bekerja tanpa membuat dirinya meninggalkan kewajibannya. akhirnya ia bisa bekerja, setidaknya dengan begini Tante Safira akan perlahan menyayanginya.Nadzira tiba lebih awal, keadaan Toko tempat Ia bekerja pun masih sangat sepi. Hanya ada beberapa petugas kebersihan yang sedang mengerjakan tugas mereka masing-masing.Nadzira berniat melaksanakan shalat Sunnah Dhuha sebelum memulai aktivitas nya, Ia melihat jam di ponselnya yang masih menunjukkan pukul delapan pagi, setidaknya Nadzira memiliki sedikit waktu untuk beribadah dan melancarkan hafalan Qur'an nya. Nadzira memang bukan tamatan pesantren, namun meski begitu, Ia sangat giat menghafal, Bahakan hafalannya kini telah mencapai 12 Juz.Zefran berjalan beriringan dengan Darwin yang selalu setia disisinya menuju ruangan nya. Hari ini entah mengapa Zefran tiba lebih cepat dari biasanya, bahkan para pekerjanya belum ada yang tiba kecuali Nadzira sendiri.Darwin melihat Nadzira yang sedang fokus membaca Alquran di tangannya tanpa menyadari kehadiran mereka berdua."Merdu sekali kedengarannya" Ucap Darwin membuat Nadzira tersentak melihat Zefran dan juga Darwin sudah berada di hadapann
Hujan deras mengguyur seluruh penjuru kota. Zefran duduk di pinggir jendela kamarnya sambil menatap gelapnya malam di temani sebatang rokok dan juga minuman keras yang menjadi rutinitas nya setiap malam. Hari ini dia sendiri, begitu juga dengan kemarin. Sendiri adalah kehidupan Zefran yang sesungguhnya, setelah kedua orang tuanya memilih untuk bercerai.Kehidupan Zefran tidak seindah yang orang lain bayangkan. Keluarganya hancur berantakan disebabkan oleh Ibunya sendiri. Yang saat itu memilih pergi bersama lelaki kaya raya dibandingkan Ayahnya yang hanya memiliki usaha kecil-kecilan. Zefran di tinggal pergi sang Ayah satu tahun setelah kejadian itu berlangsung. Dimana sang Ayah yang sering sakit-sakitan akibat luka hati yang di torehkan oleh wanita yang amat dicintainya itu. Waktu yang cukup lama untuk Zefran lupakan, sering kali Zefran mencoba untuk melakukan nya. Namun bukannya lupa, ingatan itu justru semakin melekat dan menghantui nya setiap detiknya.Zefran menghela nafas berat.
Keheningan terjadi di sepanjang perjalanan pulang menuju kediaman Zefran. Baik itu Darwin maupun Nadzira tidak ada yang berani mengeluarkan suara melihat wajah Zefran yang menurut Nadzira sangat menakutkan saat itu."Apa kamu akan terus berdiri disitu" sindir Zefran yang sudah memasuki pelataran rumah mewah miliknya"Maaf pak" Nadzira menunduk dan mengikuti langkah Zefran yang saat ini sudah menjadi suami sah nya.Nadzira terkesima melihat rumah mewah milik Zefran yang menurut nya sangat besar dan juga luas itu. "Duduk, aku ingin menjelaskan sesuatu" ucap Zefran dengan raut wajah tidak sukanyaNadzira duduk tanpa berani menatap Zefran dari dekat. "Mulai hari ini, kamu akan bekerja di rumahku sebagai pembantu selama satu tahun. Dan setelah itu kita akan bercerai, jadi jangan terlalu berharap pada pernikahan ini. Karena aku menikahimu dengan sangat-sangat terpaksa demi menjaga nama baikku" ucap Zefran penuh penekananAir mata Nadzira lolos begitu saja, Dia sendiri tidak pernah berfikir
Seusai acara, Nadzira berjalan keluar dari Masjid berniat untuk segera pulang, Nadzira khawatir jika telat Zefran tidak akan mengijinkannya untuk mengikuti acara kajian yang rencananya akan Nadzira hadiri setiap Minggu nya."Nadzira!" Panggil seseorang dari belakangMerasa namanya di panggil, Nadzira menoleh dan benar saja seseorang yang memanggil nya itu adalah orang yang teramat sangat dirindukan nya selama empat tahun ini"Rania" ucap Nadzira pelan seraya berlari memeluk sahabat yang sangat dia rindukan itu"Sejak kapan kamu kembali? Kenapa nggak ngabarin aku? Tanya Nadzira melepas pelukannya."Aku berada di Indonesia sudah seminggu yang lalu, ketika aku sampai aku segera mencari mu kerumah Tante Safira, ternyata wanita shalihah ini sudah tidak tinggal disana lagi" balas Rania menyubit pelan pipi sahabatnya ituGadis berpakaian syar'i yang sama cantiknya dengan Nadzira itu bernama Rania Syarifatul Hasna, sahabat Nadzira sejak saat mereka masih sama-sama mengenakan seragam putih abu
Darwin memperhatikan Zefran yang sedang asiknya meneguk seluruhnya minuman keras yang baru saja Ia bawa kembali, begitulah selalu Zefran. Saat bayang-bayang masa lalu itu kembali muncul, dia akan melampiaskan nya dengan mabuk-mabukan"Mau sampai kapan kamu memperlakukan Nazdira seperti itu? Bro, dia itu gadis yang baik, perlakukan lah dia sepantasnya. Apa kamu tidak merasa kasihan padanya, selama ini dia di perlakukan dengan buruk oleh keluarga nya, saat menjadi seorang istri pun kehidupan nya tidak jauh berbeda, aku rasa kau sudah tahu itu" ucap Darwin memberi sedikit nasihat pada atasannya sekaligus sahabatnya ituZefran hanya diam tidak menanggapi, hatinya kalut saat ini, sakit hati yang di alaminya sejak remaja begitu membekas di hati nya.Hari berganti begitu cepat, Nadzira di sibukkan dengan kegiatan masak nya seperti biasa, mulai saat ini Nadzira bertekad akan berusaha membuat suaminya itu jatuh cinta padanya dan juga akan berusaha merubah cara pandang nya pada setiap wanita, t
Keesokan harinya Zefran pergi keluar kota di temani oleh Darwin asisten pribadi yang selalu setia menemani nya. Rencana Zefran akan membuka cabang usahanya disana.Sedangkan Nadzira yang sudah mendapat izin dari Zefran untuk berkunjung ke rumah Tante Safira, pergi dengan ojek online yang di pesannya. Nadzira sudah sangat rindu suasana rumah tempat dia tinggal dulu dan juga rindu pada Safira Tante yang sedari kecil membesarkan nya."Apa tidak ada kerjaan lain yang bisa kamu kerjakan Khansa? Ibu capek mengerjakan segala pekerjaan rumah sendiri" Omel Safira pada Khansa yang sibuk memainkan ponselnya tanpa menghiraukan sang Ibu"Salah Ibu sendiri, udah enak Nadzira ada di rumah ini, eh, malah Ibu usir hanya karena masalah sepele" jawab Khansa sekenanya"Masalah sepele katamu? Dia sudah membuat malu Ibu Khansa, dengan susah payah Ibu membesarkan nya, malah dia membalasnya dengan cara yang menjijikkan seperti itu, dasar anak nggak tau di untung" ucap Safira dengan kesal mengingat kejadian m
Dengan perlahan Zefran membuka matanya, ternyata semalaman dia tertidur dengan memeluk Nadzira, bahkan dirinya tidak sempat membersihkan diri dan berganti pakaian."Astaga, pantas saja tanganku serasa mati rasa, ternyata wanita ini begitu nyaman berada dalam dekapan ku" ucap Zefran menarik tangan nya pelan, dan kembali menempelkan tangannya ke kening Nadzira untuk memeriksa suhu tubuhnya"Syukurlah demamnya sudah turun. Ah, aku bahkan bersusah payah merawat wanita ini, Ck!" Ujar Zefran seraya berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkanSayup-sayup suara adzan terdengar di telinga Nadzira, dia berusaha untuk membuka perlahan matanya, kepalanya masih terasa pusing bahkan tubuhnya juga lemah. Namun Nadzira tidak ingin meninggalkan kewajibannya dia tetap berusaha untuk berdiriZefran telah selesai melakukan ritual mandinya, dia keluar dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya Zefran terkejut saat melihat Nadzira yang sudah bangun dan berusaha untuk berjalan dengan wajahnya
Darwin dan Karin masuk masuk kedalam ruangan pesta, tepatnya di kediaman mewah Zefran yang di ubah menjadi seperti sebuah klub malam itu, yang di hiasi oleh para wanita dengan pakaian minim dan juga minuman haram."Ini siapa bro? Sejak kapan kau memperkerjakan wanita di rumah Lo, penampilan nya juga aneh, tapi lumayan cantik lah" ujar Bagas seraya mencoba untuk mendekati NadziraNadzira berjalan mundur saat Bagas terus saja mendekati nya dengan tatapan penuh nafsu, membuat Nadzira sedikit merasa takutSedangkan Zefran hanya memperhatikan saja tanpa mau menolong Nadzira, dia tidak ingin jadi bahan ejekan saat mereka tahu siapa Nadzira sebenarnya"Dia hanya seorang pembantu, berhentilah mengganggu nya, biarkan dia melanjutkan pekerjaannya, lagi pula dia tidak sebanding dengan kita, masih begitu banyak wanita cantik disini" Ucap Zafran mengibaskan tangannya pertanda meminta Nadzira untuk pergi dari ruangan ituNadzira terpaku saat mendengar Zefran tidak mengakui dirinya di hadapan para s