Share

Cinta untuk Nazdira
Cinta untuk Nazdira
Author: Penasaya

Bab 1

Di tengah kemelut nya malam. Seorang gadis tengah mengadu kepada pemilik semesta. Ia dengan khusyuknya meminta di mudahkan segala urusannya dan di kuat kan hatinya menjalani segala ketetapan-Nya.

Nadzira Xena Gumasya. Gadis cantik berwajah teduh itu dengan senyuman manis yang selalu menghiasi wajahnya menjalani rutinitas sehari-hari nya dengan ceria. Biarpun diperlakukan kurang baik oleh keluarga Tantenya sendiri, Namun Nadzira tetap bersyukur Tante Safira masih mau merawat dan membesarkan nya hingga menjadi seperti sekarang ini. Nadzira menjadi anak yatim-piatu disaat usianya masih balita, sehingga Ia hanya bisa mengenali wajah kedua orang tuanya dari sebuah foto yang terpampang di dinding kamarnya.

"Nadzira....Zira!" Teriak Tante Safira membangun kan Nadzira dengan kasar

"Bukannya pagi ini kamu ada interview kerja? Cepat bangun dan bersiap-siap, awas saja kalau hari ini gagal lagi" Lanjut Tante Safira seraya menutup pintu kamar Nadzira kuat

Nadzira bangun dengan mata yang masih enggan untuk di buka, Ia melirik jam di nakas yang sudah menunjukkan pukul enam pagi. "Astaghfirullah...Aku belum shalat subuh" kata Nadzira bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan melaksanakan shalatnya subuhnya yang sudah kesiangan

Setelah selesai menunaikan kewajiban nya. Nadzira telah berpakaian rapi, Ia menuju ruang makan untuk sarapan bersama Tante Safira, Rasya dan juga Khansa yang merupakan anak dari Tante Safira

"Tante tidak mau tau, pokoknya hari ini kamu harus mendapatkan pekerjaan, jika mereka mengajukan permintaan untuk tidak mengenakan hijab saat jam bekerja, maka turuti saja. Ingat Zira, Tante sudah bersusah payah membesarkanmu, jadi sudah menjadi kewajiban mu untuk membayar semua jerih payah Tante" kata Tante Safira penuh penekanan

Nadzira terdiam mendengar semua yang ucapkan oleh Tante Safira. Benar adanya bahwa Ia memang harus membalas semua kebaikan Tantenya, namun berat hatinya untuk bekerja dengan melepas hijab yang sudah Nadzira kenakan sedari dulu. Lagi pula berhijab itu adalah perintah Agama yang wajib dilakukan setiap wanita Muslimah. Nadzira kini tengah duduk mengantri di sebuah kantor tempat Ia melamar pekerjaan. Nadzira menunggu namanya di panggil seraya terus berdoa dalam hatinya, berharap semua berjalan dengan lancar. Nadzira merasa gugup hingga membuat telapak tangannya terasa dingin.

"Nadzira Xena Gumasya" panggil seseorang dari dalam

Nadzira berjalan masuk dengan menunduk seraya mengatur detak jantungnya yang kian gugup. "Selamat pagi Pak" sapa Nadzira ramah pada kedua lelaki yang ada dalam ruangan itu. Nadzira menerka-nerka mungkin saja Bos nya adalah seorang pria yang duduk dengan menatap tajam kearah nya itu. "Bismillah, ya Allah, semoga aja hari ini keterima kerjanya" batin Nadzira

"Pagi, silahkan duduk, perkenalkan saya Darwin asistennya pak Zefran Al Faruq" Ucap Darwin memperkenalkan diri

"Begini, sebelumnya apa kamu pernah bekerja di bidang yang akan kamu lamar ini" Tanya Darwin melihat cara berpakaian Nadzira

"Belum pak" jawab Nadzira jujur

"Baik, sebenarnya ada beberapa syarat yang harus di penuhi jika ingin di terima sebagai pekerja disini. pertama tentang cara berpakaian, para pekerja disini diwajibkan memakai seragam yang sudah di sediakan oleh perusahaan, mungkin tidak perlu saya jelaskan kamu pasti sudah mengetahui bahwa sekarang kamu sedang berada di pusat perbelanjaan terbesar di kota ini. Jadi penampilan selalu kami nomor satukan" kata Darwin menjelaskan

Nadzira mengingat baju yang dipakai oleh wanita yang mempersilahkan Ia masuk tadi. Tentu saja itu pakaian yang tidak pernah di pakai bahkan di sentuh oleh Nadzira sama sekali. Namun Nadzira tetap setia mendengarkan peraturan yang lain, bisa saja nantinya Ia diberi kemudahan. Pikir Nadzira

"Kedua, setiap pekerja harus tiba tepat waktu, tidak ada kata terlambat baik itu saat jam istirahat yang sudah di tentukan. Waktu istirahat berlaku selama satu jam pada saat makan siang. Bagaimana Nadzira, apa kamu bersedia memenuhi syarat" lanjut Darwin dengan wajah tegasnya

Nadzira terdiam meresapi semua yang di jelaskan oleh Darwin. Hatinya berat menerima peraturan yang bertolak belakang dengan keinginan nya. "Maaf pak, bukan saya bermaksud sombong. Hanya saja sepertinya pekerjaan ini tidak cocok dengan saya, tidak mungkin sebagai seorang wanita muslim saya membuka hijab dan berpakaian terbuka seperti itu. Dan lagi akan sulit untuk saya mengerjakan kewajiban saya dengan waktu istirahat yang sudah ditentukan" jelas Nadzira menunduk merasa tak enak hati

Sekilas, Darwin melirik Zefran, mungkin saja Bos nya itu ingin berbicara. "Dimana-mana yang namanya pusat perbelanjaan pasti pakaiannya seperti itu. Apa kamu tidak mencari tahu dulu sebelum melamar pekerjaan Nona?" Ucap Zefran dengan tatapan tajamnya

"Lagi pula banyak pekerja saya yang awalnya mengenakan Hijab. Lalu melepas nya jika ingin di terima bekerja di perusahaan saya, tampaknya mereka biasa saja. Tanpa banyak protes seperti Anda sekarang ini. Tidak usah berlagak paling Agamis di depan saya, lakukan saja seperti wanita yang lain. Aku tahu betul kamu pasti sangat membutuhkan pekerjaan ini. Jadi jangan sok jual mahal" lanjut Zefran merendahkan

Nadzira merasa tidak terima dengan apa yang di ucapkan oleh Zefran padanya. "Maaf pak, mungkin kedengarannya ini hal yang sepele bagi Anda. Namun Hijab adalah sebuah kehormatan bagi kami para wanita muslimah. bagaimana bisa saya menikmati hasil jerih payah saya dengan melalaikan perintah Agama? Memang benar, saya membutuhkan pekerjaan ini. Namun tidak dengan melepas hijab saya, permisi" jawab Nadzira beranjak dari tempat duduknya

Zefran merasa tertarik dengan wanita yang memiliki pendirian seperti Nadzira. Zefran sengaja memberi penawaran yang menjebak bagi para pelamar yang datang padanya.

"Tunggu" Zefran menghentikan langkah Nadzira yang hendak keluar dari ruangannya. "Saya menyukai seseorang yang memiliki prinsip hidup yang tidak mudah di goyah kan oleh orang lain. Sepertinya kamu termasuk salah satu pekerja yang memenuhi kriteria yang saya cari, silahkan bergabung dalam perusahaan saya" Ucap Zafran

"Beneran pak" Tanya Nadzira dengan mata berbinar

"Ya" Balas Zefran singkat

"Tapi, apa boleh saya membagi waktu istirahat saya sendiri pak" lanjut Nazdira

"Maksud kamu" kata Zefran bingung

"Saya tetap ingin melaksanakan kewajiban saya sebagai seorang muslim pak, saya akan membagi waktunya tanpa merugikan bapak. 20 menit saya gunakan untuk makan siang, 10 menit shalat Zhuhur, 10 menit shalat Ashar 10 menit shalat Maghrib dan 10 menit untuk shalat Isya" Ucap Nadzira menjelaskan

"Baiklah" balas Zefran menyetujui

"Terimakasih pak, InsyaAllah besok saya akan datang tepat waktu, permisi" pamit Nazdira meninggalkan ruangan tersebut dengan perasaan yang teramat sangat bahagia.

Disepanjang perjalanan pulang, Nadzira terus tersenyum dan tidak lupa mengucap syukur sebanyak-banyaknya. Akhirnya ada yang menerimanya bekerja tanpa membuat dirinya meninggalkan kewajibannya. akhirnya ia bisa bekerja, setidaknya dengan begini Tante Safira akan perlahan menyayanginya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status