Nadzira Xena Gumasya, gadis berwajah teduh itu terus melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. seusai mengerjakan kewajibannya sebagai seorang muslimah yang taat pada perintah agamanya. sedari kecil, Nazdira tinggal bersama tantenya setelah kedua orang tuanya meninggal akibat sebuah kecelakaan maut yang merenggut nyawa keduanya. Nazdira yang di asuh oleh sang Tante pun, tidak jarang mendapatkan perlakukan kasar. namun meski begitu, Nadzira tetap menghormati serta menyayangi Tante Safira dengan sebenar-benarnya. ia memperlakukan Tante Safira sudah seperti orang tuanya sendiri, ia merasa sangat berterimakasih. karena sang Tante mau mengasuhnya.
Lihat lebih banyakDi tengah kemelut nya malam. Seorang gadis tengah mengadu kepada pemilik semesta. Ia dengan khusyuknya meminta di mudahkan segala urusannya dan di kuat kan hatinya menjalani segala ketetapan-Nya.
Nadzira Xena Gumasya. Gadis cantik berwajah teduh itu dengan senyuman manis yang selalu menghiasi wajahnya menjalani rutinitas sehari-hari nya dengan ceria. Biarpun diperlakukan kurang baik oleh keluarga Tantenya sendiri, Namun Nadzira tetap bersyukur Tante Safira masih mau merawat dan membesarkan nya hingga menjadi seperti sekarang ini. Nadzira menjadi anak yatim-piatu disaat usianya masih balita, sehingga Ia hanya bisa mengenali wajah kedua orang tuanya dari sebuah foto yang terpampang di dinding kamarnya."Nadzira....Zira!" Teriak Tante Safira membangun kan Nadzira dengan kasar"Bukannya pagi ini kamu ada interview kerja? Cepat bangun dan bersiap-siap, awas saja kalau hari ini gagal lagi" Lanjut Tante Safira seraya menutup pintu kamar Nadzira kuatNadzira bangun dengan mata yang masih enggan untuk di buka, Ia melirik jam di nakas yang sudah menunjukkan pukul enam pagi. "Astaghfirullah...Aku belum shalat subuh" kata Nadzira bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan melaksanakan shalatnya subuhnya yang sudah kesianganSetelah selesai menunaikan kewajiban nya. Nadzira telah berpakaian rapi, Ia menuju ruang makan untuk sarapan bersama Tante Safira, Rasya dan juga Khansa yang merupakan anak dari Tante Safira"Tante tidak mau tau, pokoknya hari ini kamu harus mendapatkan pekerjaan, jika mereka mengajukan permintaan untuk tidak mengenakan hijab saat jam bekerja, maka turuti saja. Ingat Zira, Tante sudah bersusah payah membesarkanmu, jadi sudah menjadi kewajiban mu untuk membayar semua jerih payah Tante" kata Tante Safira penuh penekananNadzira terdiam mendengar semua yang ucapkan oleh Tante Safira. Benar adanya bahwa Ia memang harus membalas semua kebaikan Tantenya, namun berat hatinya untuk bekerja dengan melepas hijab yang sudah Nadzira kenakan sedari dulu. Lagi pula berhijab itu adalah perintah Agama yang wajib dilakukan setiap wanita Muslimah. Nadzira kini tengah duduk mengantri di sebuah kantor tempat Ia melamar pekerjaan. Nadzira menunggu namanya di panggil seraya terus berdoa dalam hatinya, berharap semua berjalan dengan lancar. Nadzira merasa gugup hingga membuat telapak tangannya terasa dingin."Nadzira Xena Gumasya" panggil seseorang dari dalamNadzira berjalan masuk dengan menunduk seraya mengatur detak jantungnya yang kian gugup. "Selamat pagi Pak" sapa Nadzira ramah pada kedua lelaki yang ada dalam ruangan itu. Nadzira menerka-nerka mungkin saja Bos nya adalah seorang pria yang duduk dengan menatap tajam kearah nya itu. "Bismillah, ya Allah, semoga aja hari ini keterima kerjanya" batin Nadzira"Pagi, silahkan duduk, perkenalkan saya Darwin asistennya pak Zefran Al Faruq" Ucap Darwin memperkenalkan diri"Begini, sebelumnya apa kamu pernah bekerja di bidang yang akan kamu lamar ini" Tanya Darwin melihat cara berpakaian Nadzira"Belum pak" jawab Nadzira jujur"Baik, sebenarnya ada beberapa syarat yang harus di penuhi jika ingin di terima sebagai pekerja disini. pertama tentang cara berpakaian, para pekerja disini diwajibkan memakai seragam yang sudah di sediakan oleh perusahaan, mungkin tidak perlu saya jelaskan kamu pasti sudah mengetahui bahwa sekarang kamu sedang berada di pusat perbelanjaan terbesar di kota ini. Jadi penampilan selalu kami nomor satukan" kata Darwin menjelaskanNadzira mengingat baju yang dipakai oleh wanita yang mempersilahkan Ia masuk tadi. Tentu saja itu pakaian yang tidak pernah di pakai bahkan di sentuh oleh Nadzira sama sekali. Namun Nadzira tetap setia mendengarkan peraturan yang lain, bisa saja nantinya Ia diberi kemudahan. Pikir Nadzira"Kedua, setiap pekerja harus tiba tepat waktu, tidak ada kata terlambat baik itu saat jam istirahat yang sudah di tentukan. Waktu istirahat berlaku selama satu jam pada saat makan siang. Bagaimana Nadzira, apa kamu bersedia memenuhi syarat" lanjut Darwin dengan wajah tegasnyaNadzira terdiam meresapi semua yang di jelaskan oleh Darwin. Hatinya berat menerima peraturan yang bertolak belakang dengan keinginan nya. "Maaf pak, bukan saya bermaksud sombong. Hanya saja sepertinya pekerjaan ini tidak cocok dengan saya, tidak mungkin sebagai seorang wanita muslim saya membuka hijab dan berpakaian terbuka seperti itu. Dan lagi akan sulit untuk saya mengerjakan kewajiban saya dengan waktu istirahat yang sudah ditentukan" jelas Nadzira menunduk merasa tak enak hatiSekilas, Darwin melirik Zefran, mungkin saja Bos nya itu ingin berbicara. "Dimana-mana yang namanya pusat perbelanjaan pasti pakaiannya seperti itu. Apa kamu tidak mencari tahu dulu sebelum melamar pekerjaan Nona?" Ucap Zefran dengan tatapan tajamnya"Lagi pula banyak pekerja saya yang awalnya mengenakan Hijab. Lalu melepas nya jika ingin di terima bekerja di perusahaan saya, tampaknya mereka biasa saja. Tanpa banyak protes seperti Anda sekarang ini. Tidak usah berlagak paling Agamis di depan saya, lakukan saja seperti wanita yang lain. Aku tahu betul kamu pasti sangat membutuhkan pekerjaan ini. Jadi jangan sok jual mahal" lanjut Zefran merendahkanNadzira merasa tidak terima dengan apa yang di ucapkan oleh Zefran padanya. "Maaf pak, mungkin kedengarannya ini hal yang sepele bagi Anda. Namun Hijab adalah sebuah kehormatan bagi kami para wanita muslimah. bagaimana bisa saya menikmati hasil jerih payah saya dengan melalaikan perintah Agama? Memang benar, saya membutuhkan pekerjaan ini. Namun tidak dengan melepas hijab saya, permisi" jawab Nadzira beranjak dari tempat duduknyaZefran merasa tertarik dengan wanita yang memiliki pendirian seperti Nadzira. Zefran sengaja memberi penawaran yang menjebak bagi para pelamar yang datang padanya."Tunggu" Zefran menghentikan langkah Nadzira yang hendak keluar dari ruangannya. "Saya menyukai seseorang yang memiliki prinsip hidup yang tidak mudah di goyah kan oleh orang lain. Sepertinya kamu termasuk salah satu pekerja yang memenuhi kriteria yang saya cari, silahkan bergabung dalam perusahaan saya" Ucap Zafran"Beneran pak" Tanya Nadzira dengan mata berbinar"Ya" Balas Zefran singkat"Tapi, apa boleh saya membagi waktu istirahat saya sendiri pak" lanjut Nazdira"Maksud kamu" kata Zefran bingung"Saya tetap ingin melaksanakan kewajiban saya sebagai seorang muslim pak, saya akan membagi waktunya tanpa merugikan bapak. 20 menit saya gunakan untuk makan siang, 10 menit shalat Zhuhur, 10 menit shalat Ashar 10 menit shalat Maghrib dan 10 menit untuk shalat Isya" Ucap Nadzira menjelaskan"Baiklah" balas Zefran menyetujui"Terimakasih pak, InsyaAllah besok saya akan datang tepat waktu, permisi" pamit Nazdira meninggalkan ruangan tersebut dengan perasaan yang teramat sangat bahagia.Disepanjang perjalanan pulang, Nadzira terus tersenyum dan tidak lupa mengucap syukur sebanyak-banyaknya. Akhirnya ada yang menerimanya bekerja tanpa membuat dirinya meninggalkan kewajibannya. akhirnya ia bisa bekerja, setidaknya dengan begini Tante Safira akan perlahan menyayanginya.Zefran terbangun dari tidurnya di waktu subuh, dan segera berjalan menuju dapur untuk melegakan kerongkongan nya yang terasa kering, bahkan cacing di perutnya meminta untuk disisi di karenakan Zefran melewati waktu makan malamnya dengan sengaja hanya karena ingin menghindari Nadzira.فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ۠ fadzkuruuniii adzkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."Sayup-sayup terdengar suara indah yang sudah lama tidak Ia dengar dari dalam kamar Nadzira yang pintunya tidak tertutup rapat. Seketika ada rasa damai yang di rasakan nya, seolah-olah seperti ada yang menyentuh hatinyaيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَyaaa ayyuhalladziina aamanusta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, innallaaha ma'ash-shoobiriin"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (k
Setelah selesai mengerjakan shalat subuh, Nadzira kembali ke kamar Zefran untuk melihat keadaan suaminya. Nadzira melihat sang suami yang masih terbaring di atas ranjang Zefran tertidur dengan sangat pulas hingga tidak menyadari kedatangan Nadzira."Apa Mas Zefran masih membenciku? Apa aku memang tidak pernah pantas menjadi istri mu? Kenapa Mas, kenapa kamu begitu tidak menyukai ku? Jika memang aku hanya menjadi penghalang bagimu untuk bersama dengan Khansa, maka aku ikhlas Mas, aku ikhlas kamu ceraikan saat ini juga" lirih Nadzira menatap sendu Zefran yang masih setia menutup matanya tanpa Nadzira sadari bahwa sedari tadi Zefran mendengar semua yang ia ucapkanNadzira memperbaiki selimut yang menutupi tubuh Zefran, Nadzira tersenyum tipis melihat wajah tampan milik suaminya itu. "Semoga kebahagiaan selalu menyertai mu Mas, meski itu tidak denganku nantinya, tapi aku akan selalu bahagia jika melihat mu bahagia, hiduplah tanpa menyimpan dendam di hatimu dan cobalah untuk memaafkan kesa
"Apa begini cara mu menghormati seorang ibu yang sudah melahirkan mu?" Tanya wanita tua itu dengan wajah yang di buat sesedih mungkin"Ck! Menghormati? Wanita sepertimu tidak pantas di hormati ataupun di jadikan sebagai seorang Ibu" ujar Zefran dengan tersenyum sinis"Cepat angkat kaki dari rumahku, sebelum kesabaranku benar-benar habis" Zefran menekan kata-katanyaWanita tua itu berjalan mendekat ke arah Zefran, tangannya berniat menyentuh wajah tampan milik pria bermata emerald itu, namun dengan cepat Zefran menepisnya"Jangan menyentuh ku dengan tangan kotormu" Zefran menepis kasar tangan wanita tua itu"Maafkan Ibu Nak, saat itu Ibu benar-benar tidak bisa hidup dengan penuh kemiskinan bersama Ayahmu, sungguh Ibu menyesal pernah meninggalkan tanggung jawab Ibu, Ibu mohon maaf" Ucap wanita tua itu dengan air mata yang sudah membasahi pipinyaNadzira yang mendengar hal itu merasa sangat terkejut, berarti wanita yang Ia suruh pergi ternyata benar adalah ibu mertuanya."Maaf? Apa denga
Sinar matahari mulai menyeruak memasuki celah jendela kamarnya, burung-burung berkicauan saling menyahut satu dengan yang lainnya, membuat pria yang berbaring di sampingnya bangun terlebih dahulu. Zefran merasakan pegal di bagian tangannya karena ternyata semalaman ia menjadi kan lengannya sebagai bantalan ternyaman bagi Nadzira, Zefran memperhatikan wajah teduh Nadzira yang sedang tidur terlelap tanpa terganggu dengan pergerakan Zefran. Cantik, satu kata itu yang melintas dalam pikirannyaZefran memilih pergi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Nadzira mengerang. Aneh, ia merasa tidurnya sangat nyenyak bahkan rasanya berbeda dari hari-hari biasanya, Nadzira meraih benda pipih yang terletak tidak jauh dari tempat tidurnya. "Astaghfirullah, aku bangun kesiangan, pasti Pak Zefran menunggu sarapannya" ucap Nadzira bangun dari tidurnya dan segera berlari menuju dapur tanpa memperhatikan penampilannya yang masih sangat berantakanNamun karena kurangnya hati-ha
Darah segar mengalir dari sekujur tubuh Nadzira yang tergeletak di jalanan, tangan, pipi bahkan anggota tubuh yang lainnya lecet parah, akibat hantaman mobil yang benar-benar melaju dengan sangat kencang.Zefran langsung bersimpuh dan membawa kepala Nadzira dalam pangkuan nya, "Nadzira bangun, jangan tutup mata kamu kita kerumah sakit sekarang, bangun Zira, kamu harus bangun". Zefran terus saja meminta Nadzira untuk membuka matanya, padahal dia tahu sendiri bahwa wanita itu sudah memejamkan matanya Zefran ketakutan melihat kondisi Nadzira sekarangHampir 6 jam berlalu, namun belum ada tanda-tanda Dokter yang menangani Nadzira keluar, membuat Zefran semakin khawatir Zefran menunggu di depan ruangan IGD dengan di temani Darwin dan juga Karina. Mereka bertiga hanya diam membisu membuat suasana di selimuti ketegangan"Berdoalah, semoga Nadzira baik-baik saja" ujar Darwin melihat kekhawatiran di wajah Zefran"Apa aku pernah melakukan hal itu? Bahkan aku sudah lupa caranya" ucap Zefran deng
DegZefran merasa tertampar dengan semua penuturan Nadzira, gadis itu selalu saja sukses memporak-porandakan perasaan nya Zefran berdiri di balkon kamarnya dengan menikmati angin malam yang dingin tak lupa sebotol minuman haram itu kembali menemani malam nya.Berbeda dengan Nadzira di sepertiga malam itu Nadzira melawan lelah untuk beribadah, bacaan Al Qur'an nya masih kurang satu juz lagi, betapa beratnya untuk Istiqomah dalam menjaga hafalan dengan selalu memurojaahkan hafalannya. Nadzira berdiri tegap memurojaahkan hafalan Qur'an nya dalan shalat malamnya. Cukup lama ia bersujud mengutarakan segala isi hatinya pada Allah yang maha mendengar segala keluh kesahnya, dengan begitu Nadzira merasakan ketentraman dalam hati dan juga jiwanya di karenakan sebaik-baiknya tempat bercerita ialah pencipta Nya."Hanya kepada Allah aku mengadukan segala kesusahan dan kesediaan ku(QS. Yusuf 86)"Matahari bersinar terang menyambut pagi dua insan yang sedang sibuk pada urusan masing-masing, Nadzira
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen