Share

Bab 2

Penulis: Meteorit
Pertama kali mereka bertemu, Jasmine masih gadis muda yang ceroboh yang baru saja mulai bekerja. Sementara itu, Zayn adalah dokter genius lulusan luar negeri yang baru kembali ke tanah air.

Saat itu, Jasmine yang tidak menahan tenaganya, menghajar seorang pelaku kriminal sampai lebam dan patah tulang.

Zayn yang sedang sif di IGD pun terkejut dan bertanya, "Ini kamu yang mukul? Pacarmu? Selingkuh ya?"

Jasmine menyeringai dengan galak. "Kalau kamu tanya lagi, aku hajar kamu sampai ke ranjang rumah sakit!"

Jasmine sangat sering datang ke rumah sakit. Setiap kali dia ke sana, pasti bertemu Zayn. Lama-lama, dari ribut menjadi akrab.

Ketika mereka resmi berpacaran, guru Jasmine sampai meneteskan air mata haru. "Akhirnya, murid bandelku ini berhasil dijinakkan."

Saat Zayn melamarnya, Jasmine sedang terbaring di ranjang rumah sakit karena cedera. Zayn berlutut dengan satu kaki di hadapan rekan-rekannya dan teman-teman Jasmine, berjanji akan terus mengasah kemampuan medisnya agar bisa menjaga istrinya tetap sehat dan ceria.

Semua orang sampai tertawa melihat adegan itu.

Tahun demi tahun berlalu. Kini, Jasmine adalah kepala tim investigasi di Biro Keamanan Kota Zamrud, sementara Zayn telah menjadi wakil kepala dokter termuda di rumah sakit provinsi.

Mereka punya seorang anak laki-laki, Kaeso. Semua orang mengatakan mereka adalah keluarga kecil yang bahagia.

Sampai setahun yang lalu, ketika Jaslyn mengetuk pintu Keluarga Kusumo. Wajahnya yang identik dengan ibu Jasmine, Kirana, membuat semua penjelasan menjadi tidak perlu.

Jaslyn pun menuduh Jasmine telah merebut tempatnya selama ini dan sangat tidak tahu malu.

Saat itulah Jasmine baru tahu, ternyata mereka berdua lahir di ruang bersalin yang sama, hanya terpaut beberapa menit. Entah karena tertukar saat dimandikan atau alasan lain, hidup mereka tertukar sejak hari pertama.

Seharusnya Jaslyn adalah putri kandung Keluarga Kusumo, sedangkan Jasmine tumbuh di pulau terpencil, hidup dalam kesulitan.

Keluarga Kusumo dengan gembira mengumumkan bahwa mereka telah menemukan kembali putri kandung mereka. Jasmine pun memilih untuk menahan diri dan terus-menerus mengalah.

Namun, pengorbanannya tidak pernah memuaskan Jaslyn. Wanita itu malah tertarik pada Zayn!

Selama ini, Jasmine percaya meskipun seluruh dunia membela Jaslyn, Zayn dan Kaeso akan tetap memilihnya. Sayangnya, dia keliru.

Zayn dan Kaeso terus berdiri di sisi Jaslyn, seperti dua ksatria yang melindunginya.

Bulan kedua setelah Jaslyn kembali, mereka melupakan ulang tahun Jasmine yang jatuh di hari yang sama hanya demi merayakan ulang tahun Jaslyn.

Bulan kelima, mereka pergi berlibur sebulan penuh bersama Jaslyn, sementara Jasmine terluka parah saat bertugas dan nyaris kehilangan nyawa. Surat persetujuan operasi harus ditandatangani oleh atasannya karena tak satu pun anggota keluarga yang datang.

Bulan kedelapan, keluarga besar Jaslyn dan Zayn berkumpul untuk makan malam tahun baru. Semua orang hadir, kecuali Jasmine yang tidak pernah diberi tahu.

Dia pulang lebih awal dari tugas setelah susah payah bertukar sif dengan temannya, lalu menemukan pangsit beku di kulkas. Setelah memasaknya, dia tak sanggup makan sebiji pun dan akhirnya kembali ke kantor untuk lembur semalaman.

Itu hanya sebagian kecil dari semua yang dia alami selama setahun terakhir. Mungkin lukisan Kaeso dan ucapannya yang polos itu telah menghancurkan semua harapan dalam hati Jasmine. Sejak awal, kekecewaan itu sudah menumpuk. Dia pun tak tahan lagi dan merobek lukisan itu dengan marah.

Kaeso menangis sambil memukulnya. "Mama jahat! Balikkan gambarku! Aku nggak mau kamu jadi mamaku lagi!"

Zayn membentak, "Kamu gila ya? Masih kecil saja kamu permasalahkan! Jangan bawa sifat otoritermu di kantor ke dalam rumah!”

Jaslyn memeluk Kaeso, menghibur sekaligus menyindir, "Kak, anak kecil itu bicara tanpa berpikir. Mereka hanya mengatakan apa yang ada di hati mereka."

Jasmine tak pernah menangis saat peluru menembus tubuhnya, tak menangis saat kulitnya robek terkena pisau, tak menangis meskipun tulangnya patah saat bertarung melawan penjahat.

Namun, hari itu dia berlari keluar rumah sambil menangis. Di belakangnya, suara Zayn yang marah masih menggema. "Pergi sana! Kalau sudah pergi, jangan pernah balik lagi!"

Tenggelam dalam ingatan itu, Jasmine tanpa sadar sampai di bank. Dia memindahkan semua tabungan selama bertahun-tahun ke satu kartu baru, hanya 240 juta. Jumlah itu tidak berarti apa-apa bagi Keluarga Sunanta, tetapi bagi Jasmine, itu adalah hal terakhir yang bisa dia tinggalkan untuk putranya.

Bagaimanapun, dia yang melahirkan Kaeso. Meskipun akan bercerai dengan Zayn, dia tetap harus membayar biaya hidupnya.

Kini, Jasmine tak punya tempat untuk dituju. KTP-nya telah diambil oleh atasannya saat dia memutuskan bergabung dalam misi rahasia dan akan segera dimusnahkan. Bahkan hotel pun tidak bisa menerimanya lagi.

Tak ada pilihan lain, dia kembali ke tempat yang dulu dia sebut rumah. Tidak ada seorang pun yang ingin menyambutnya.

Di jalan pulang, Jasmine melihat penjual kucing. Anak kucing yang mungil mengeong lirih di dalam kandang.

Dia teringat bahwa Kaeso pernah mengatakan ingin memelihara hewan kecil sebagai hadiah ulang tahun. Jadi, Jasmine berhenti, memilih seekor anak kucing.

Anggap saja ini bentuk cinta terakhirnya untuk Kaeso. Dia berharap, kucing kecil itu bisa menemaninya tumbuh, menggantikan dirinya.

Mulai hari ini, dia mungkin tak akan pernah muncul lagi dalam kehidupan anaknya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 20

    Clarisa tertegun. "Hah?"Sejak Clarisa masih dikenal sebagai Jasmine, Revan telah pernah mendengar namanya. Bagaimanapun, Clarisa adalah murid kebanggaan ayahnya yang sering kali dipuji-puji akan keberanian, ketelitian, dan jiwa kesatrianya.Waktu ayahnya menghilang, Revan sempat pulang ke tanah air dan bertemu dengan Clarisa sekali. Pertemuan singkat itu meninggalkan kesan yang mendalam. Jadi, saat melihatnya muncul di markas rahasia, Revan langsung mengenalinya.Ternyata benar, Clarisa memang memiliki kepribadian yang menarik seperti yang disebutkan ayahnya.Selama di markas, Revan terbiasa memperhatikannya diam-diam. Dalam pengamatannya itu, Revan mulai perlahan-lahan jatuh hatinya.Revan tahu bahwa Clarisa memiliki suami dan anak. Sebelumnya dia juga pernah dengar dari ayahnya bahwa keluarga mereka sangat bahagia. Oleh karena itulah, dia tidak berencana untuk mengungkapkan perasaannya dan membuat Clarisa kesulitan.Karena itu juga, Revan merasa sangat penasaran. Apa yang membuat Cl

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 19

    "Jangan panggil aku Mama. Aku bersedia membayar nafkah untukmu murni karena kewajiban, moral, dan nurani. Pekerjaanku sangat padat, tapi dulu semua waktu luangku aku habiskan untuk menemanimu.""Jadi, Kaeso, kamu harus paham. Selama hubungan ibu dan anak kita, aku nggak pernah berbuat salah padamu. Bukan aku yang meninggalkanmu, tapi kamulah yang lebih dulu meninggalkanku. Saat kamu memilih Jaslyn, saat itulah hubungan ibu dan anak kita berakhir."Clarisa menatap mata Kaeso dan melihat cahaya di matanya padam perlahan-lahan. Anak itu memeluk kucing kecilnya erat-erat dan berdiri terpaku di tempat dengan kebingungan.Zayn merasa jantungnya mencelos. Wanita ini bahkan bisa bersikap sedingin ini kepada anaknya sendiri. Pantas saja waktu mereka bertemu lagi pertama kali, Clarisa bahkan tidak sudi mengakui keberadaannya.Yang selama ini dianggap Zayn adalah "senjata pemungkas", ternyata tidak ada artinya sama sekali di hadapan Clarisa."Clarisa ... kamu mau mengakui kami lagi?""Aku benar-b

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 18

    Karena tinggal dan bekerja di kantor, sejak makan malam bersama Revan hari itu, Clarisa belum pernah keluar dari gedung tempatnya bekerja.Hari ini pun, karena Revan kembali mengajaknya makan, barulah dia keluar.Saat merapikan berkas-berkas kasus minggu lalu, Clarisa menyadari ada beberapa poin dalam catatan rekan yang mewawancarai Revan yang kurang detail. Jadi, dia menelepon Revan dan memintanya datang ke kantor untuk membantu melengkapi keterangan.Sebagai bentuk terima kasih, Clarisa pun berinisiatif untuk mentraktir Revan makan malam. Tak disangka, Revan diam-diam lebih dulu membayar semuanya.Jadi kali ini, Clarisa harus memastikan bisa membayar duluan sebelum pria itu sempat bergerak. Sambil memikirkan hal itu, Clarisa berjalan ke arah gerbang utama.Baru saja melangkah ke luar, terdengar suara teriakan penuh emosi, "Mama, aku kangen banget sama Mama!"Dengan refleks, Clarisa mengelak ke samping dan Kaeso yang berlari ke arahnya malah terjatuh dengan menyedihkan.Kaeso tertegun

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 17

    Saat menunggu, Zayn terus-menerus berlatih dalam hati. Dia harus bereaksi seperti apa saat bertemu kembali dengan Jasmine, harus mengatakan apa untuk memohon pengampunan darinya. Dia menggenggam erat ujung bajunya, telapak tangannya sudah penuh keringat.Perasaannya saat ini bahkan lebih gugup daripada hari pernikahannya dulu.Jasmine pasti akan memaafkannya!Lagi pula, dia benar-benar tidak pernah melakukan hal yang menyakiti Jasmine. Semua ini hanyalah kesalahpahaman, semua masih bisa dijelaskan.Mereka dulu saling mencintai sedalam itu. Mereka bahkan punya seorang anak bersama. Pura-pura mati pasti hanya bagian dari tugas rahasianya. Jasmine tidak mungkin benar-benar meninggalkan dia dan anak mereka hanya karena sebuah kesalahpahaman seperti ini.Zayn memberi semangat untuk dirinya sendiri.Dalam kegugupan dan ketidakpastian itu, pukul sepuluh malam, mobil hitam yang membawa pergi Jasmine akhirnya kembali.Detak jantung Zayn langsung melonjak. Dia hampir berlari menghampiri mobil it

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 16

    Ada banyak kerangka yang ditemukan terkubur di halaman belakang. Lewat uji DNA, akhirnya jasad sang guru berhasil diidentifikasi.Hari ini adalah hari peringatan untuknya. Banyak orang yang datang menghadiri pemakaman. Clarisa berdiri memandangi foto di nisan sang guru. Air matanya mengalir tanpa henti.Tahun itu adalah tahun pertamanya bekerja. Dalam misi pertamanya, dia mengalami penyergapan dan nyaris kehilangan nyawa. Gurunyalah yang menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit.Gurunya berjaga di sisi ranjang rumah sakit hingga Clarisa sadar. Begitu sadar, hal pertama yang dia tanyakan adalah ... "Penjahatnya sudah ditangkap belum?"Begitu tahu semuanya sudah dibekuk, Claris langsung tertawa lepas.Gurunya juga ikut tertawa ... tapi karena kesal."Nyawamu hampir melayang, tapi kamu masih bisa ketawa? Dasar anak muda, bukannya cari kerja kantoran yang aman, malah masuk ke tim investigasi yang berbahaya. Ya sudah, mulai sekarang kamu muridku. Di luar sana, aku yang jagain kamu!"S

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 15

    Meskipun Revan tidak tinggal bersama ayahnya, mereka tetap menjalin kontak secara rutin. Ibunya juga tidak menolak jika mereka ingin mempererat hubungan antara ayah dan anak.Begitu tahu ayahnya menghilang, Revan langsung terbang pulang ke tanah air malam itu juga. Saat membantu sang kakak membereskan barang-barang peninggalan ayahnya, dia menemukan buku catatan kerja sang ayah yang disimpan di rumah.Berdasarkan catatan itu, selangkah demi selangkah dia menelusuri jejak dan akhirnya menemukan keberadaan sindikat penipuan ini. Setelah itu, dia pun memutuskan untuk menyamar sebagai pemuda naif yang terobsesi ingin cepat kaya dan "tertipu" hingga akhirnya berhasil masuk ke dalam organisasi tersebut.Saat dia masih dalam masa pelatihan, Kosandi sempat datang memberi ceramah. Namun, tiba-tiba penyakitnya kambuh. Tanpa ragu-ragu, Revan langsung melakukan tindakan pertolongan pertama. Sejak saat itu, dia pun dipercaya menjadi dokter pribadi Kosandi.Revan menghabiskan waktu tiga tahun untuk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status