Share

Bertanya

Author: Pitt
last update Last Updated: 2025-12-05 13:47:28

"Kamu belum menjawab pertanyaanku sama sekali Nick!" Gina terus menerus mencecar Nick dengan pertanyaan yang sama usai mereka masuk ke ruang kerja mereka. Mana mungkin Gina berani bersikap begini jika diluar ruang kerja mereka, bisa-bisa satu kantor tahu tentang hubungannya dengan Nick.

Sebenarnya, mulai dari saat di mobil tadi Gina mencecar Nick, lalu kembali melanjutkan aksinya saat mereka di dalam ruang kerja mereka.

"Nick—"

"Diam, Gina!" potong Nick marah. Dia sudah muak dengan pertanyaan Gina.

Gina menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak akan berhenti sebelum kamu menjawab pertanyaanku, Nick," tolak Gina.

Perempuan itu mendekati suaminya yang tengah menandatangani sebuah dokumen.

"Aku menunggumu di kafe Brexa semalam. Bukan waktu yang tak lama, Nick. Aku menunggu hampir dua jam sampai-sampai salah seorang pelayan kafe itu memintaku untuk segera membayar bill," jelas Gina.

". . ." Nick tak berkomentar membuat Gina menatap suaminya itu dengan tatapan tak percaya.

"Apa kamu sama sekali tidak merasa kasihan padaku, Nick?" tanya Gina lemah.

"Kasihan? Untuk apa mengasihani orang jahat sepertimu?" balas Nick meremehkan tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang ia tandatangani.

"Tolong hargai aku sedikit saja, Nick. Aku istrimu," lirih Gina.

Nick menghela napas kasar membuat Gina langsung menunduk ketakutan.

". . ."

Hening di dalam ruangan itu, tetapi Gina tiba-tiba teringat akan panggilan teleponnya dengan mamanya semalam.

"Semalam kamu ke mall bersama Liora? Waktu aku menunggumu di kafe Brexa," tanya Gina.

Nick seketika mengerutkan keningnya, lalu menatap Gina datar.

"Kamu keluar jalan-jalan dengan mantan kekasihmu sedangkan aku menunggumu berjam-jam di kafe, Nick?" tanya Gina tak habis pikir.

"Bagaimana bisa kamu tahu?" tanya Nick.

Gina tertawa miris.

"Aku menunggu suamiku yang ternyata sedang jalan-jalan dengan mantan kekasihnya. Miris sekali," sedih Gina pada dirinya sendiri.

"Jawab!" seru Nick dingin.

"Mama melihatmu dengan Liora di mall semalam. Mama menelponku dan aku kembali berbohong lagi, Nick," jawab Gina kecewa.

"Kenapa lebih mementingkan orang lain dibandingkan aku yang notabenenya istrimu sendiri, Nick?" tanya Gina penuh kecewa.

"Harusnya kau sadar diri, Gina," jawab Nick.

Pria itu menatap istrinya dengan nyalang.

"Kau sudah merusak pakaian Liora dan tak meminta maaf sama sekali. Kau bahkan tak bertanggung jawab untuk mencuci bajunya atau memberinya baju ganti. Dimana tanggung jawab atas kesalahan yang kamu buat?" cecar Nick sinis.

"Aku sudah bilang padamu, Nick! Bukan aku! Liora! Liora sendiri yang melakukan itu pada dirinya!" marah Gina membela dirinya.

Nick melempar bolpoin ke arah Gina, masih baik benda lancip itu tak mengenai si cantik. Gina memejamkan matanya, menahan amarah dan juga rasa takut yang bercampur jadi satu.

"Turunkan nada ucapanmu!" seru Nick marah.

"Bagaimana bisa aku diam saja saat aku difitnah oleh wanita yang berusaha merusak rumah tangga kita?!" balas Gina marah. Perempuan itu menangis.

"Kau—"

Nick menghentikan ucapannya saat seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk!" perintah Nick.

Orang itu membuka pintu ruangan Nick. Wajah Nick yang tadinya tampak ketat seketika berubah lembut.

"Ada apa, Liora?" tanya Nick lembut.

Gina yang tadinya menunduk sambil menangis seketika menatap Liora dengan tatapan sendu tetapi tersirat rasa tak suka di sana.

Liora tersenyum remeh saat melihat Gina.

"Saya ingin membawa hasil profit penjualan perusahaan kita bulan lalu, Pak," jawab Liora.

Liora berjalan menghampiri Nick sedangkan Gina masih tak mengalihkan pandangannya untuk tetap memperhatikan gerak-gerik mantan kekasih suaminya itu.

Mata Gina membelalak saat Liora jatuh dan duduk tepat di atas pangkuan Nick.

Gina menatap suaminya dengan tatapan tak percaya. Bukannya menolak atau mendorong Liora dari pangkuannya, suaminya itu malah tersenyum ke arah Liora. Senyuman yang tidak pernah Gina dapatkan selama mereka sudah menikah.

Gina mengepalkan kedua tangannya di bawah sana tetapi selang beberapa detik dia melemahkan kepalan tangannya. Perempuan itu tersenyum pedih menyaksikan adu tatap suaminya dengan wanita yang pernah duduk di jabatan yang sama dengannya.

Gina merasakan sesak di dadanya. Perempuan itu memilih keluar dari ruangan itu. Dia tidak sanggup lagi melihat Nick yang lebih mementingkan mantan kekasihnya dibandingkan dia yang berstatus istri sahnya di mata hukum dan Tuhan.

"Ini sakit sekali..." lirih Gina sambil menghapus air matanya dengan kasar.

Hari ini dia memilih untuk bolos kerja saja. Rasanya dia tak bisa melanjutkan pekerjaannya dalam keadaan seperti ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cintai Aku Dengan Tulus, Pak CEO!   Serbuk Perangsang

    Tak mau berada lebih lama di apartemen untuk melihat kedekatan Liora dan Nick, Gina memilih untuk berjalan-jalan di sekitaran area apartemen nya. Malam itu terasa sangat dingin hingga menusuk ke kulit-kulit tubuh.Perempuan dengan kulit putih bersih itu berjalan di tengah malam yang dingin sambil memeluk tubuhnya untuk melindungi tubuh mungilnya dari dingin malam yang menyengat.Katakanlah Gina saat ini seperti orang tak terurus sama sekali, seperti bukan anak orang kaya saja dan malah sebaliknya. Rambutnya acak-acakan, matanya sembab dengan garis hitam di bawah sana, ujung hidungnya memerah sambil sesekali dia menghisap ingusnya yang ingin keluar."Gina?" sapa seseorang agak kaget.Gina berbalik lemas, tetapi saat ingin membalas panggilan orang itu, pandangan Gina tiba-tiba memudar. Kepalanya pusing dan dalam seketika perempuan itu terjatuh tak sadarkan diri.Iya. Gina Pingsan.***"Uhm..."Gina bergerak lemah sambil sesekali meringis pelan. Matanya terbuka perlahan. Sakit kepala men

  • Cintai Aku Dengan Tulus, Pak CEO!   Pemenang

    Gina menghentikan langkah kakinya saat seorang perempuan yang sangat dia kenali masuk ke apartemennya, maksudnya apartemennya dengan Nick."Apa yang kau lakukan di sini, Liora?!" tanya Gina nyalang.Liora menatap Gina dengan sinis. Dia memandang istri kekasihnya itu dengan tatapan meremehkan dan angkuh yang mungkin sudah jadi ciri khas nya jika dia bertemu dengan Gina."Keluar dari apartemenku!" teriak Gina marah."Apartemenmu? Bukannya inj dibelikan oleh Ayahku?" tanya Nick yang baru masuk.Gina mengepalkan kedua tangannya di bawah sana. Sudah dia pastikan kalau Liora datang ke sini bersama Nick."Kenapa kau membawa dia ke sini, Nick? Aku tak suka. Suruh dia pulang," perintah Gina.Nick mengangkat alis kanannya cukup tinggi. Gina paham akan hal tersebut. Wanita itu langsung menghela napas panjang."Ini apartemen kita, Nick. Untuk apa membawa orang asing ke sini?" tanya Gina putus asa."Hei! Kau berkata kalau aku orang asing? Apa kamu lupa kalau aku kekasih suamimu, Nyonya Gina Sarvan

  • Cintai Aku Dengan Tulus, Pak CEO!   Mantan Kekasih

    Tamparan keras melayang pada pipi kanan Gina. Ini adalah kali kedua dia mendapatkan perlakuan KDRT itu dari sang suami.Gina hanya bisa menunduk sambil menangis pelan. Dia merasakan sensasi perih pada pipinya. Hatinya juga bergemuruh sakit karena Nick.Menjadi seorang istri yang disayangi dan dijaga oleh suami adalah impian semua orang, tetapi mengapa Gina tak mendapatkan hal itu."Kau lupa bahwa kau sudah bersuami, Gina Sarvana?!" tanya Nick marah. Pria itu menggertakkan giginya dengan kuat."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba menamparku?" tanya Gina bingung.Nick menatap istrinya dengan tajam."Jangan berpura-pura bodoh, Gina. Kau harus tahu statusmu. Kau istri dari seorang Nick Arselio. Kau harus jaga sikap, Gina!" jelas Nick yang masih menderu karena amarah.Gina menatap Nick dengan iba sekaligus bingung. Dia bingung karena tiba-tiba Nick langsung menamparnya saat mereka baru sampai di apartemen mereka. Dia merasa iba karena kalimat Nick yang seakan-akan mengartikan bahwa pria itu

  • Cintai Aku Dengan Tulus, Pak CEO!   Hubungan Mereka...

    Usai menangisi kedekatan Nick dengan Liora, Gina memilih ke toilet untuk membersihkan wajahnya agar dia tampak fresh dan tak seperti orang yang baru saja menangis hebat.Gina menatap pantulan dirinya pada cermin yang ada di hadapannya. Dia tersenyum miris."Miris sekali hidupmu, Gina. Kamu bermimpi akan menikah bak putri kerajaan lalu hidup bahagia dengan pasanganmu hingga mati, tetapi kau malah menikah dengan seorang pria yang bahkan sama sekali tak perduli bahwa kau hidup atau tidak," ucapnya pada diri sendiri.Gina menghela napas berat. Dia berusaha untuk tetap tersenyum."Ini yang semalam sengaja menyiram Liora ya? Jahat sekali. Dia sudah mengambil jabatan Liora, lalu dia memperlakukan Liora dengan tidak baik.""Padahal setahu aku, Liora punya banyak potensi untuk tetap menjadi sekretaris Pak Nick.""Sehebat apa perempuan itu sampai bisa menggeser Liora?"Gina mengerutkan keningnya. Dia mendengar semua bisik-bisik para karyawan itu.Dia berbalik dan menatap para pekerja kantor sua

  • Cintai Aku Dengan Tulus, Pak CEO!   Bertanya

    "Kamu belum menjawab pertanyaanku sama sekali Nick!" Gina terus menerus mencecar Nick dengan pertanyaan yang sama usai mereka masuk ke ruang kerja mereka. Mana mungkin Gina berani bersikap begini jika diluar ruang kerja mereka, bisa-bisa satu kantor tahu tentang hubungannya dengan Nick.Sebenarnya, mulai dari saat di mobil tadi Gina mencecar Nick, lalu kembali melanjutkan aksinya saat mereka di dalam ruang kerja mereka."Nick—""Diam, Gina!" potong Nick marah. Dia sudah muak dengan pertanyaan Gina.Gina menggelengkan kepalanya."Aku tidak akan berhenti sebelum kamu menjawab pertanyaanku, Nick," tolak Gina.Perempuan itu mendekati suaminya yang tengah menandatangani sebuah dokumen."Aku menunggumu di kafe Brexa semalam. Bukan waktu yang tak lama, Nick. Aku menunggu hampir dua jam sampai-sampai salah seorang pelayan kafe itu memintaku untuk segera membayar bill," jelas Gina.". . ." Nick tak berkomentar membuat Gina menatap suaminya itu dengan tatapan tak percaya."Apa kamu sama sekali

  • Cintai Aku Dengan Tulus, Pak CEO!   Menunggu

    "Aku tidak melakukan apa-apa, Nick. Dia berbohong. Dia sendiri yang menumpahkan kopi itu di atas bajunya!" Gina berseru untuk membela dirinya.Nick memandang tajam istrinya itu."Orang bodoh mana yang ingin mengotori dirinya sendiri, Gina?" tanya Nick dingin."Mana mungkin Liora melakukan hal gila itu? Kemeja yang dia gunakan adalah kemeja dari brand bermerek terkenal yang paling dia suka," lanjut Nick.Gina menatap Nick serius."Ka—kamu yang membelikannya?" tanya Gina ragu."Iya, aku. Begitu royalnya aku ke dia selama ini, kan? Sialnya semua sia-sia karena harus menikah dengan kamu, Gina," jawab Nick meremehkan.Gina memegang dadanya. Jantungnya sesak dan perih saat mendengarkan ucapan Nick."Aku juga tidak menginginkan pernikahan ini, Nick. Apalagi saat aku tahu kalau ternyata kau punya kekasih. Aku—""Alasan munafik!" potong Nick.Gina menatap Nick sendu.Gina menundukkan kepalanya."Sakit sekali," batin Gina sambil menahan tangis.Perlakuan suaminya benar-benar membuat dirinya ing

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status