Share

Cool Husband
Cool Husband
Penulis: Dewi Atika

Sejuta Tanya

Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.

‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’

Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?

Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.

“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.

Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh tinggi dibelakangnya berjalan semakin mendekat kearahnya.

“Diska? Kok disini?” Kiara heran dengan kemunculan laki-laki yang kerap disapa Diska itu. Setahu Kiara, rumahnya dan arah jalan rumah Diska berbeda.

Diska menyodorkan sesuatu kepada Kiara, benda kecil yang tampak penting bagi Kiara.

“Kiara, ini flashdisknya. Jangan lupa lagi,” ucap Diska dengan tulus. Terlihat jelas bahwa Diska berusaha berlari untuk menyusul Kiara dari peluh yang ada dipelipisnya.

Kiara heran mengapa flashdisk itu bisa tertinggal, padahal ada banyak bahan berita yang harus ia tinjau lagi nanti ketika sampai di rumah. Kiara yang tergolong masih beberapa bulan bekerja resmi sebagai jurnalis salah satu portal berita digital terbesar di negeri ini bisa saja dihabisi langsung ketika terlambat mengumpulkan bahan yang akan ditulis menjadi berita nanti.

Sebelum Kiara sempat mengucapkan terimakasih, Diska menyambungkan kata-katanya “Oh iya, aku tahu kamu penasaran. Jadi jika kamu berminat, semua hal terkait beberapa orang yang tadi sempat bicarakan dikantor ada disana. Termasuk berita yang tidak jadi publish tentang Hadinata.”

Kiara menyerngit heran, mereka baru saja berteman selama beberapa bulan namun entah mengapa Diska selalu mengerti apa yang dipikirkan oleh Kiara. Pikiran Kiara lantas mengenang ketika tiga minggu yang lalu mereka sedang meliput langsung berita di salah satu lokasi.

Saat itu mereka harus menunggu beberapa jam sampai akhirnya narasumber telah selesai dimintai kesaksian oleh Kepolisian. Kiara yang belum makan dari pagi cukup kelaparan sampai akhirnya Diska membelikannya sebungkus nasi kuning lengkap dengan lauk kesukaan Kiara, perkedel.

You know me so well, dude. Thank you so much,” Kiara mengucapkan hal itu dengan senyum manis menghiasi wajahnya.

Rasanya senang sekali ada orang yang sangat memahaminya bahkan sebelum dia sempat mengatakannya.

Diska terkekeh pelan menanggapi ucapan terimakasih dari Kiara. Diska yang selalu memperhatikan Kiara tentu saja tidak pernah luput untuk menangkap gelagat aneh dari wanita itu. Entah kenapa menurut Diska gadis seperti Kiara tidak terlalu pandai menyembunyikan semua hal yang ada dipikirannya dari raut wajah seperti itu.

Kiara yang selalu terlihat tenang akan mendadak menjadi gelisah saat sesuatu sedang mengganggu pikirannya. Tidak hanya gelisah kadang ia melamun tanpa sebab. Diska sangat mengerti dan paham apapun yang menganggu Kiara.

Sesampainya dirumah, Kiara makan dengan terburu-buru menghidupkan laptopnya. Ketika ada banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam benaknya, maka ia akan mencari jawaban atas pertanyaan itu sampai akhir.

Kiara sama sekali tidak peduli apakah dalam proses menemukan jawaban itu ia harus mengorbankan sesuatu, seperti sakit maagnya kali ini. Folder berita unpublish membuatnya tertarik mencari tahu.

‘Polisi Endus Pencucian Uang Keluarga Hadinata’, ‘Skandal Jiwabraga Bermuara Pada Hadinata’, ‘Diduga Pencucian Uang, Polisi Tidak Akan Panggil Keluarga Hadinata’

Kiara membaca headline berita sekaligus substansi disana satu persatu. Hal itu cukup membuatnya membelalak kaget ketika kasus besar salah satu perusahaan asuransi jiwa yaitu Jiwabraga yang memiliki nasabah asuransi berjumlah kisaran 2,5-3 juta orang ternyata ada kaitannya pula dengan Keluarga Hadinata.

Jika berita unpublish sudah seperti ini, lantas berita apa yang dipublish mengenai Hadinata?

‘Hadinata Foundation Jadi Sponsor Terbesar Ajang Bulutangkis Spain Master 2019’, ‘Hadinata Group Masuk Jajaran 10 Perusahaan Terbesar Di Asia”, “2 Orang Indonesia Masuk Daftar Sosok Paling Dermawan Di Asia”

Sangat berbanding terbalik dengan yang Kiara baca sebelumnya. Bahkan sangat luar biasa ketika mendapati berbagai macam penghargaan yang didapatkan Hadinata Group karena kedermawanannya dalam menyumbang milyaran rupiah yang telah digelontorkan untuk kemajuan bangsa.

Lantas apa yang membuat keluarga Hadinata terkesan seakan begitu istimewa? Mengapa ketika dugaan kasus pencucian uang itu menyeret nama mereka bahkan dipanggil untuk diminta kesaksian atau diperiksa saja tidak? Apakah benar Hadinata kebal hukum?

Pertanyaan baru muncul bagi Kiara namun tak lama menerka kemungkinan jawaban dari pertanyaan itu kini Kiara dikejutkan dengan dering telepon dari smartphonenya.

“Halo, Kiara. Apa kabar cucu kakek?” suara diseberang sana begitu hangat untuk Kiara. Mendengarkan suara itu sungguh memberikan kenyamanan untuk Kiara.

“Baik, Kek. Kakek bagaimana?” Kiara balik bertanya kepada orang yang disayanginya itu.

Laki-laki paruh baya diujung sana menjawab, “Baik. Oh iya, kakek ingin mengingatkan bahwa besok kita ada janji makan malam. Jangan terlambat datang kerumah ya.”

Kiara dapat merasakan ada sedikit ketakutan dari suara kakeknya bahwa Kiara akan beralasan tidak bisa menghadiri makan malam bersama keluarga dikarenakan sibuk meliput berita.

Memang terkadang Kiara menggunakan alasan itu untuk sekedar menghindari obrolan yang ada dalam keluarga besarnya. Biasanya pada momen tertentu kakek akan meminta seluruh anggota keluarga berkumpul termasuk om dan tantenya. Hal tersebut yang membuat Kiara malas hadir.

Seluruh keluarga besarnya sudah menanyakan kapan Kiara akan menikah dan rencana kedepannya seperti apa. Penerusan bisnis keluarga, hingga obrolan yang secara tidak langsung menyuruh untuk menikah dan mendapatkan keturunan yang dapat meneruskan bisnis keluarga.

Jika ayah dan ibunya masih hidup hingga sekarang, tentu saja mereka akan membela Kiara. Sejak kepergian kedua orangtuanya, Kiara lebih suka menghabiskan waktunya sendiri di apartemen miliknya. Bekerja sesuai dengan hal yang memang ia sukai dari dulu.

“Tentu saja, kakek. Besok Kiara datang,” Kiara sangat lembut meyakinkan kakeknya.

Telepon tertutup dan Kiara kembali bergumul dengan layar laptopnya, lalu sebenarnya ada apa dengan keluarga Hadinata?

Ia terlelap dengan sejuta pertanyaan menghiasi kepalanya malam itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
minicroissant
menarik sih ceritanya.. mau follow akun sosmed nya dong kalo boleh?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status