Setelah hari Minggu kemarin mengetahui kalau Wulan sering diganggu oleh pemuda desa, hati Ezra mulai tidak tenang. Kemarin saja saat hendak pulang dari rumah Bu Asita, Ezra kembali memaksa Wulan untuk pulang bersama dirinya. Tapi tidak jadi karena suami Bu Asita mengantar pulang para muridnya itu yang tidak membawa kendaraan.Pihak sekolah sudah mendengar keresahan para anak gadis yang sering dicegat oleh para pemuda beban masyarakat itu, makanya untuk melindungi para siswanya, rencananya pihak sekolah akan mengadakan mobil jemputan supaya para muridnya datang dan pulang dengan selamat.Keresahan gara-gara pemuda desa itu bukan hanya dirasakan oleh para murid perempuan, tetapi para murid laki-laki juga karena uang mereka sering habis dipalaki."Lo nyampe ke sekolah jam berapa, sih, Min? Kayaknya pas gue datang setengah tujuh gue berasa jadi murid yang telat datang." Ezra duduk di bangkunya. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan, memperhatikan seisi kelasnya yang semua muridnya sudah da
Sekitar seminggu lagi acara lomba pidato tingkat kabupaten akan dilaksanakan. Ezra yang memang sudah hafal seluruh isi pidatonya itu kini tengah menikmati waktu santai dengan cara menghabiskan waktu istirahat di warung belakang sekolah sambil mengisap rokok favoritnya yang kata teman-temannya itu rokok orang elit karena harganya yang sangat tidak ramah kantong mereka.Karena hari ini Dandi sedang mengikuti lomba pertandingan catur, jadi Ezra sendirian, sementara teman-temannya yang lain sedang sibuk dengan dunia mereka sendiri, sambil mengerubungi satu ponsel yang entah milik siapa. Ezra tidak mau ikut-ikutan nonton hal yang menyesatkan seperti itu.Meskipun di sekolah Ezra ada larangan membawa ponsel, tapi itu bukan sebuah hambatan bagi mereka yang nekat, toh mereka membawa ponsel ke sekolah jarang dibawa ke kelas, tapi selalu disimpan di warung ini. Kalau untuk murid perempuan mungkin disembunyikan di kotak pensil atau di tempat persembunyian yang lain yang tidak bisa terpikirkan ol
Akhir-akhir ini setelah para pemuda yang selalu meresahkan warga itu tiba-tiba hilang bagaikan ditelan bumi, Ezra menjadi orang yang sok super sibuk. Setiap kali ada orang yang mau mengobrol atau menanyakan sesuatu, Ezra selalu menghindar dengan alasan sangat sibuk dengan tugas-tugas dari sekolah juga ia beralasan kalau dirinya sedang fokus untuk lomba minggu depan.Seperti sekarang, Ezra mengabaikan Wulan yang saat ini sedang duduk di sebelahnya. Biasanya tiap kali dekat atau bertemu dengan Wulan, Ezra tidak pernah tidak mengganggu atau menggoda Wulan sampai gadis itu kesal setengah mati.Wulan merasa aneh dengan sikap Ezra yang tenang, acuh dan seolah tidak peduli dengan sekitarnya. Apa karena sebentar lagi hari lomba Ezra jadi sangat fokus dan gelisah?"Gue tahu gue ganteng. Gak usah ngeliatin gue kayak gitu, dong. Lo terpesona ya sama kegantengan gue?" Ezra berbicara pada Wulan tanpa menoleh sama sekali. Mata Ezra sedang sibuk membaca teks pidatonya.Wulan sedikit gelagapan. Tetap
Hari Senin ini cuacanya cukup cerah dan membuat para murid serta guru yang mengikuti kegiatan upacara bendera bermandikan keringat dari terik sinar matahari pagi yang hangat membara.Selesai upacara bendera, barisan tidak dulu dibubarkan karena ada pengumuman penting yaitu sesi pengumuman juara lomba tingkat kabupaten.Tiga orang yang dipanggil ke depan yaitu Ezra, Wulan dan Abdul. Dari kedelapan siswa yang dikirimkan sebagai perwakilan, hanya mereka saja yang mendapatkan juara.Ezra juara pertama lomba pidato putra bahasa inggris, Abdul juara pertama lomba pidato putra bahasa arab, dan Wulan juara ketiga lomba pidato putri bahasa arab.Sebagai bentuk penghargaan dari sekolah, pihak sekolah memberikan hadiah berupa piala, piagam dan seperangkat alat tulis. Kalau untuk amplop berisi uang, sudah diserahkan ketika lomba selesai dilaksanakan sembari pengumuman hasil juara.Ketika penyerahan hadiah selesai dilakukan oleh kepala sekolah, para guru tidak mau kalah. Mereka ikut berfoto dengan
Ezra duduk termenung di dapur bagian luar yang dibentuk seperti saung, sambil menemani Mang Dasa yang sedang merebus singkong di atas tungku tanah.Hari ini hujan turun cukup deras, untung saja tidak dibarengi dengan angin kencang dan kilatan petir jadi Mang Dasa masih bisa menyalakan radio yang suara kencangnya seperti sedang berlomba dengan suara hujan. Seperti biasa, Mang Dasa menyalakan radio untuk mendengarkan wayang di salah satu gelombang radio favoritnya. Setiap kali Mang Dasa mendengarkan radio, Ezra tidak mengerti sama sekali dengan apa yang penyiar itu bicarakan.Jajang dari dalam rumah membawa nampan berisi tiga gelas kopi hitam dan satu gelas teh manis. Jajang meletakkannya di tengah-tengah lalu ikut duduk di samping Ezra."Akak lagi ngelamunin apa?" tanya Jajang.Ezra yang sedang bertopang dagu sambil menatap ke arah rintikan hujan itu menoleh sebentar kemudian menjawab, "Lagi mikirin mama sama papa. Tadi telepon katanya kalau habis ulangan akhir semester aku gak diboleh
Motor trail KLX itu berhenti di dekat sebuah batu berukuran cukup besar dengan diameter sekitar 125 sentimeter dan tingginya sekitar dua meter lebih. Ezra melepaskan helm-nya kemudian ia mengambil botol air lalu meminumnya sambil memandang pemandangan pohon dan sawah yang berada di bawah.Ezra naik ke atas batu tersebut, tapi sebelumnya ia mengucapkan permisi terlebih dahulu. Ezra sekarang jadi mengikuti kebiasaan Emin yang setiap melewati batu atau pohon yang usianya hampir menginjak ratusan tahun dan tempat-tempat yang menurut para penduduk ada penghuninya itu harus mengucapkan permisi. Karena kalau tidak, nanti bisa kesambat.Sambil menunggu teman-temannya yang masih tertinggal jauh di belakang, Ezra menyalakan kreteknya dan mulai menikmati rassa asap pahit dari lintingan tembakau tersebut.Beberapa minggu ini, setelah mendapatkan kabar kalau Feodora berpacaran dengan sahabatnya Ezra, Ezra jadi sering melakukan olahraga ekstrim. Diantaranya ialah sekarang, balapan di medan yang ter
Vila di daerah puncak itu begitu ingar bingar. Musik berdentum sangat keras yang bisa membuat gendang telinga pecah. Lampu warna-warni kelap-kelip menghiasi ruang tengah dari vila bergaya modern dan sangat megah nan juga mewah tersebut.Suara tawa begitu membahana, membuat malam tahun baru tersebut semakin meriah, apalagi suara kembang api yang saling bersahutan di setiap penjuru langit.Para muda-mudi sebanyak lima belas orang itu daan empat diantaranya adalah perempuan terlihat sangat menikmati pesta malam pergantian tahun tersebut.Asap rokok begitu pengap memenuhi ruangan, botol-botol minuman keras berbagai nama dan merek berceceran di lantai. Para remaja itu langsung bersorak riuh ketika dua orang perempuan dari mereka melakukan pole dance.Dibalik pesta yang meriah dan penuh tawa bahagia itu, mereka tidak tahu kalau di sekitaran vila, banyak sekali anggota kepolisian yang datang dan mengepung vila megah tersebut. Dan satu menit kemudian, para anggota kepolisian itu mendobrak pin
Surat pemberitahuan pengeluaran Ezra dari sekolah sudah berada di tangan kedua orang tuanya. Meskipun sudah tahu maksud dari kop surat tersebut, tetap saja Pak Willy membaca surat tersebut sampai selesai.Dalam isi surat tersebut, diberitahukan kalau Ezra akan dipindahkan ke sekolah yang berada di pinggiran kota Jakarta, yang tempatnya sangat kumuh dan terpencil, bahkan isinya anak-anak yang bermasalah semua, bahasa kasarnya sekolah yang amat sangat bobrok luar dalam. Dan mulai hari Jumat nanti, Ezra sudah mulai bisa bersekolah di sana. Hans dan Rafael bersekolah di sekolah yang berbeda, jadi ketiga orang tersebut tidak bisa bersama-sama lagi."Kamu jangan bersekolah di sini. Papa gak setuju." Pak Willy melemparkan surat tersebut ke atas meja kerjanya."Kenapa? Aku gak masalah kok bersekolah di sana. Memangnya Papa mau masukin aku ke sekolah mana? Memangnya ada sekolah elit yang mau menerima aku? Oh iya, pasti ada kalau Papa menyogok mereka.""Papa tidak akan berbuat hal yang kotor se