Share

BAB 3 TERLALU PROBLEMATIC

Penulis: sugi ria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 12:19:21

"Kita akan ke mana?" Livi bertanya begitu mereka masuk ke mobil.

Kericuhan pesta pernikahan telah berlalu. Axel nyaris mengamuk ketika video syur-nya bersama Sandra jadi konsumsi tamu undangan.

Namun amukannya dipatahkan oleh tindakan petugas keamanannya yang langsung mengusirnya dari venue pernikahan. Dia tidak terima, tapi Livi sama sekali tidak memberi kesempatan pada Axel untuk menjelaskan.

Axel sempat tertegun melihat bagaimana Livi tampak terluka. Sesal seketika menyerbu Axel. Dia coba mendekati Livi, tapi pada akhirnya malah digiring paksa keluar ball room.

"Menurutmu ke mana suami istri akan pergi setelah menikah."

Arch membalas enteng. Dia menoleh guna melihat ekspresi lelah Livi terlihat jelas. Arch cukup paham bagaimana terpukulnya Livi dengan pengkhianatan calon suaminya.

"Oh, aku ikut saja kalau begitu," balas Livi acuh.

Hening sesaat menyelimuti mobil yang dikemudikan asisten Arch.

"Boleh aku tanya sesuatu?"

Arch mengangkat tangan mempersilakan.

"Calon istrimu ke mana?"

"Hilang," balas Arch enteng.

Pria itu tampak tenang, hingga Livi kesulitan menerka apa yang sebenarnya sang suami rasakan.

Apa Arch juga merasakan apa yang dia rasakan. Gagal menikah di menit terakhir dengan orang yang dicinta karena hal tidak terduga.

"Hilang? Maksudnya dia tidak datang, atau dia kabur atau ...."

"Tidak datang. Kami dijodohkan sebenarnya," sambar Arch cepat.

Livi manggut-manggut paham. Kasus perjodohan memang kadang seperti ini endingnya. Tapi Arch ini orangnya tampan, tampak dingin dan cuek. Selain itu aura dominasinya kuat sekali.

Seharusnya siapapun yang dijodohkan dengan pria itu tidak akan menolak. Atau ada sesuatu yang jadi alasan kenapa si cewek pilih membatalkan pernikahan.

Beberapa dugaan liar mulai muncul di kepala Livi. "Dia tidak mungkin gay kan?" Batin Livi seraya menggelengkan kepala.

"Kamu sendiri?"

Raut wajah Livi langsung berubah mendung. Pengkhianatan Axel, serta beberapa potongan percakapan membuat Livi mengepalkan tangan saking sakitnya.

Luka itu masih segar terasa. Entah perlu berapa lama baru bisa sembuh. Atau memang tidak bisa sembuh selamanya.

"Kamu sudah lihat kan. Dia selingkuh sama sahabatku." Livi memaksakan tersenyum meski pahit terasa.

Sungguh dia tidak pernah menyangka kalau Axel tega bermain di belakangnya. Apa kurangnya dia. Livi telah mencurahkan, memberikan segalanya pada Axel. Kecuali tubuhnya. Apa karena hal itu Axel mencari pelampiasan lain.

Arch hanya diam mengamati Livi yang mati-matian menahan tangis. Nasib Livi mungkin sama dengannya, tapi Arch tidak sedalam itu terluka.

"Kita mirip ya?"

"Bisa jadi."

"Cuma bedanya kamu tidak menangis meraung sepertiku."

Arch memiringkan kepala. "Rasa sakit kita mungkin sama, tapi aku menangis atau tidak. Kamu tidak perlu tahu."

"Oke." Livi pilih diam. Dia tahu lelaki tak suka menunjukkan sisi lemahnya di depan wanita. Bisa habis harga diri mereka.

Hening kembali membalut keduanya. Livi yang biasanya super cerewet seolah terbawa aura irit omong yang Arch miliki. Mungkin ke depannya, Livi akan jadi pihak yang bicara lebih banyak dibanding Arch.

"Oh iya, nama kamu siapa?"

Livi baru ingat kalau dia tidak tahu nama suaminya. Waktu akad tadi, dia tidak fokus sama sekali hingga tidak tahu nama lelaki yang menjadi pasangannya.

Arch kembali memandang paras ayu Livi yang masih lengkap dengan make up pengantin. Cantik natural, tidak pernah berubah, sama seperti dulu.

"Aroha Archade De Leon."

Livi manggut-manggut mendengar nama suaminya. Dia ingin mencari tahu siapa Arch, tapi fokusnya terpecah ketika kendaraan mereka mulai memasuki kawasan hunian elit.

Livi sampai melongo melihat deretan kediaman yang tampak megah dan mewah.

Dia bukannya orang udik. Tapi kali ini Livi benar-benar terpukau sampai speechless, tidak bisa berkata-kata. Apalagi ketika mobil memasuki sebuah hunian super wah dengan desain yang membuat Livi menganga.

"Kamu bukannya pernah melihat yang lebih mewah dari ini?"

Teguran Arch membuat Livi salah tingkah. Sikapnya benar-benar kampungan. Tanpa sadar mereka sudah berada di depan pintu ganda sangat besar.

Livi terdiam cukup lama, hingga pintu dibuka oleh asisten Arch. Livi coba menenangkan debar jantung yang mendadak seperti genderang perang.

Hubungan Livi dengan keluarga Axel terbilang kurang baik. Mama Axel apalagi, sangat tidak menyukai Livi. Perempuan itu bahkan sempat menentang rencana pernikahan mereka. Jadi Livi pikir kali ini pun sama.

Dua orang, ah tidak. Tiga, empat tampak berdiri di depan pintu yang terbuka. Seolah menyambut mereka.

Nyali Livi menciut seketika, melihat bagaimana ekspresi dingin mereka yang berdiri sana. Seolah Livi adalah orang yang tidak ingin mereka lihat.

"Apalagi ini, ya Tuhan. Nikah sama suami bermasalah, sekarang keluarganya pasang tampang ingin mengusirku. Kiamat saja sekalian deh," batin Livi putus asa.

Saat itu mobil berhenti cukup lama. Sebelum bertemu keluarga bukankah lebih baik dia mencari tahu lebih dulu.

"Aroha Archade De Leon," batin Livi.

Tunggu dulu, nama itu sepertinya Livi pernah mendengarnya. Seolah tidak asing.

Livi menggeleng untuk kemudian mengetik nama sang suami di mesin pencarian secara diam-diam. Bola mata Livi melebar cantik, menunjukkan rasa terkejut yang begitu besar.

Keluarga De Leon diberitakan sebagai keluarga taipan dari negeri seberang yang baru pindah. Bisnisnya bla, bla, bla. Intinya keluarga itu penuh dengan masalah. Intrik perebutan kekuasaan.

Hubungan keluarga yang tidak harmonis. Dan yang paling penting, hal yang perlu digaris bawahi. Ada rumor kalau pewaris utama keluarga adalah penyuka sesama jenis.

"Pantas saja sampai dijodohkan. Mungkin mereka sedang mencari solusi untuk menekan rumor ini."

Tapi baguslah kalau Arch tidak berminat padanya. Mereka bisa berpisah jika waktunya tiba. Livi pikir seperti itu.

"Tapi tunggu..." terbesit gelenyar aneh di perutnya ketika ia mulai menata informasi itu satu persatu.

Lalu, tiba-tiba wajahnya berubah pucat, "Ha? Serius aku menikah dengan orang ini?!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 6 TUHAN, BODOHNYA AKU

    Asap tipis meliuk membentuk pola abstrak di udara sebelum akhirnya menghilang. Begitu seterusnya sampai sumber dari asap tadi dimatikan untuk kemudian di buang ke tempat sampah.Axel sejak tadi tampak gusar. Sampai detik ini, Livi sama sekali tidak menghubunginya. Bahkan nomornya masih diblokir. Dia sudah menyuruh anak buahnya mencari Livi, sekaligus informasi mengenai siapa suami Livi saat ini. Namun sampai kini belum ada hasilnya. Gadis itu menghilang bak ditelan bumi sejak membuat kekacauan kemarin"Dia keterlaluan kali ini!"Axel lantas meraih beberapa berkas untuk mengalihkan kemarahan di hatinya. Ponselnya berkedip sejak tadi. Namun Axel hanya meliriknya sekilas.Kebanyakan pesan masuk dari temannya, menanyakan bagaimana malam pertamanya dengan Livi, si bucin dan si perawan. Dua julukan yang diberikan teman Axel. Ah, belum lagi sebutan si mandul.Axel sungguh menjadikan Livi lelucon di depan teman-temannya. Axel memang berniat memaafkan Livi jika gadis itu ingin kembali padany

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 5 MENURUTMU?

    Sementara itu di tempat Axel. Pria itu sejak tadi mengamuk tanpa henti. Dia lemparkan semua benda yang ada di ruang tamu. Panggilannya pada Livi tidak ada yang diangkat.Bahkan sekarang gadis itu sepertinya memblokir nomornya. "Nakaia Livi!" Geram Axel penuh kemarahan.Hari ini dia kehilangan muka. Livi meninggalkannya untuk menikah dengan pria lain. Selain itu video perselingkuhannya dengan Sandra tersebar. Ini sudah keterlaluan. Bisa dipastikan kalau namanya akan jadi bahan pembicaraan banyak orang."Livi pasti sengaja melakukannya." Suara Sandra terdengar. Perempuan itu rupanya masih menempel pada Axel."Diam kamu! Semua ini gara-gara kamu!""Kenapa aku yang salah. Ingat Axel, kamu tidak menolak tiap kali kita melakukannya."Tangan Axel terkepal. Ucapan Sandra memang benar. Dialah yang tidak bisa menahan diri sejak Sandra menyerahkan diri padanya. Pria itu sudah kecanduan tubuh Sandra."Harusnya kamu tidak memaksaku tadi. Livi kan jadi tahu." Axel masih menyalahkan Sandra. Padahal

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 4 DOUBLE KILL

    Livi pikir kapan hari buruknya akan berakhir. Segala yang terjadi hari ini membuatnya kehabisan tenaga. Dia bahkan belum makan sejak tadi siang. Dia aslinya sudah lemas, ingin rubuh kalau memungkinkan. Tapi rupanya dia masih punya keluarga suaminya yang perlu dia hadapi.Sorot mata penuh penghakiman, serta penilaian terarah pada Livi sejak dia turun dari mobil. Satu tangan menggulung ekor kebaya yang lumayan panjang. Sementara yang lain, berusaha mencari pegangan.Livi sangat membutuhkannya saat ini. Waktu gadis itu kebingungan, mendadak satu tangan terulur padanya. "Jika tidak keberatan," ucap si pemilik tangan.Sejenak Livi ragu, meski setelah momen krusial itu dia menyambutnya. Ada hangat yang mengalir ketika tangan mereka bersentuhan untuk kedua kali.Livi sejenak terpaku. Apa penyuka sesama jenis bisa berlaku semanis ini. Livi tidak tahu, tapi yang jelas, dia merasa terlindungi saat Arch membimbingnya menaiki beberapa undakan untuk kemudian sampai di hadapan keluarganya."Akhir

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 3 TERLALU PROBLEMATIC

    "Kita akan ke mana?" Livi bertanya begitu mereka masuk ke mobil. Kericuhan pesta pernikahan telah berlalu. Axel nyaris mengamuk ketika video syur-nya bersama Sandra jadi konsumsi tamu undangan. Namun amukannya dipatahkan oleh tindakan petugas keamanannya yang langsung mengusirnya dari venue pernikahan. Dia tidak terima, tapi Livi sama sekali tidak memberi kesempatan pada Axel untuk menjelaskan. Axel sempat tertegun melihat bagaimana Livi tampak terluka. Sesal seketika menyerbu Axel. Dia coba mendekati Livi, tapi pada akhirnya malah digiring paksa keluar ball room. "Menurutmu ke mana suami istri akan pergi setelah menikah." Arch membalas enteng. Dia menoleh guna melihat ekspresi lelah Livi terlihat jelas. Arch cukup paham bagaimana terpukulnya Livi dengan pengkhianatan calon suaminya. "Oh, aku ikut saja kalau begitu," balas Livi acuh. Hening sesaat menyelimuti mobil yang dikemudikan asisten Arch. "Boleh aku tanya sesuatu?" Arch mengangkat tangan mempersilakan. "Calon istri

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 2 LO, GUE, END!

    "Siapa kamu? Kenapa aku harus menuruti keinginanmu?"Tatapannya tajam terarah pada Livi yang sejak tadi tertunduk seraya meremas jarinya sendiri.Satu kebiasaan yang seketika mengingatkan Arch pada seseorang. "Namaku Nakaia Livi."Begitu Livi menyebutkan nama, asisten Arch bergerak cepat mencari tahu. Hanya dalam sekejap, pria itu mengulurkan ponselnya pada Arch, diiringi senyum tipis penuh makna.Arch sesaat mengerutkan dahi melihat ekspresi sang aspri. "Kejutan" bibir sang aspri bergerak tanpa suara. Namun setelah Arch melihat ponsel pria tadi, barulah dia paham."Oke, teruskan!" Pinta Arch, sementara jari pria itu menggulir layar ponsel asistennya."Kita dalam kondisi yang sama.""Kita tidak sama. Aku bisa putuskan sendiri langkahku selanjutnya."Sial! Livi memaki dalam hati. Pria di hadapannya ternyata lumayan sulit diajak nego. Padahal dia adalah negosiator ulung.Hati Livi mendadak perih kala dia teringat hal itu. Dulu, demi mendapat investor untuk perusahaan Axel. Livi rela ke

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 1 CALON SUAMI SELINGKUH

    "Di mana kamu? Acara akan dimulai sebentar lagi!"Satu pesan masuk ke ponsel Livi, seorang gadis yang tampak cantik mengenakan kebaya press body warna putih.Pesan itu datang dari Axel, tunangannya. Pria yang seharusnya menikah dengannya.Namun Livi hanya menatap layar itu dengan tatapan kosong. Ponsel bergetar beberapa kali, tapi Livi sama sekali tidak ingin meresponnya.Axel tidak tahu, kalau empat puluh menit lalu. Livi yang tampak lelah disarankan untuk beristirahat di kamar hotel oleh WO, sembari menunggu acara dimulai.Akan tetapi begitu dia berdiri di depan pintu kamar hotel, dia mendengar suara tidak biasa dari balik pintu."Ah... pelan dikit, Axel. Nanti ketahuan.""Aku tidak tahan, San. Kamu nikmat banget."Walau tidak bisa melihat, Livi mengenali suara itu. Hati Livi mencelos. Orang yang ada di balik pintu tidak lain dan tidak bukan adalah Axel. Tunangannya dan Sandra, sahabatnya. Livi memilih tidak masuk. Tidak pula meneriaki mereka. Apalagi sampai melempar barang untuk m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status