Share

Sesuatu yang Tak Terduga

“Mas, ternyata selama ini kamu cuma anggap aku sebuah kekhilafan? Iya?!” protes Nisa kepada Haris. Mulutnya mengerucut beberapa centimeter.

“Ya enggak, laaah!” Haris berkilah. Bola matanya bergerak-gerak menunjukkan rasa ketidak yakinan atas apa yang dia ucapkan.

“Bohong!” sergah Nisa bersungut-sungut dan mencebik bibirnya.

“Udah, deh. Jangan bikin aku tambah pusing ini!” Haris mulai tidak nyaman dengan tuduhan yang Nisa layangkan padanya.

“Lalu kenapa tadi bilang gitu sama Mbak Vi? Mas nyesel?!” cecar Nisa bertubi-tubi meminta penjelasan. Sesekali ia mengusap kedua pangkal lengannya karena dinginnya AC yang terasa menusuk tulang.

“Aku nggak punya pilihan lain itu tadi, makanya bilang kayak gitu. Siapa tahu dengan begitu Vi mau sedikit luluh. Kan, kita nggak perlu ngalamin beginian. Malu!” papar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status